Bali Jadi Provinsi di Indonesia dengan Tarian Tradisional Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

14 Agustus 2021, 12:50 WIB
Salah satu tarian tradisional di Bali, yang merupakan provinsi di Indonesia yang tarian terbanyak yang diakui UNESCO. /Pixabay/kolibri5

TerasGorontalo Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Salah satu warisan budaya Indonesia yang dikenal yakni tarian tradisional.

Indonesia sendiri memiliki berbagai macam tarian tradisional yang tersebar di 34 provinsi dengan keragaman dan keunikan masing-masing daerah.

Namun, dari berbagai macam tarian tradisional yang ada di Indonesia, ternyata ada salah satu provinsi yang diklaim memiliki tarian tradisional terbanyak yakni Provinsi Bali.

Bali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia dengan tarian terbanyak yang diakui oleh UNESCO.

Baca Juga: Fakta Menarik Kenapa Alat Berat Konstruksi Kebanyakan Dicat Kuning

UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.

Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki (Artikel 1 dari konstitusi UNESCO).

Bali menjadi provinsi dengan tarian terbanyak ini bahkan diungkapkan kembali Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).

Hal ini sebagimana dilansir TerasGorontalo dari akun Instagram resminya @kemenparekraf.ri, Jumat 13 Agustus 2021.

Baca Juga: Daftar 23 Atlet Indonesia yang Bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020

"Bali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia dengan tarian terbanyak yang diakui oleh UNESCO, lho!," kat akun resmi itu.

Selanjutnya dijelaskan, kesembilan tari Bali tersebut diakui oleh UNESCO pada pertemuan UNESCO Intergovernmental Committee for The Safeguarding of Intangible Cultural Heritage di Namibia, Afrika pada 2015 lalu.

"Hasil pertemuan ini menghasilkan tiga genre tari Bali yang diakui, dengan total sembilan tarian di dalamnya," ungkapnya.

Ketiga genre tari tersebut menggambarkan kedalaman dan kesakralan tiap tarian. Tari Sanghyang Dedari misalnya, digunakan untuk menyambut kedatangan Dewi Sri pra panen pada rangkaian tradisi Api Wali Bhatara Sri.

Baca Juga: 5 Tanda Kita Sedang Dimanfaatkan Rekan Kerja, Salah Satunya Pujian

Sanghyang Dedari dilakukan di malam hari oleh anak-anak perempuan yang belum mengalami menstruasi dan dapat menyebabkan kerasukan (kerauhan).

Tari Topeng Sidakarya, sebagai bagian dari tari semi-sakral, merupakan tarian yang menggambarkan pencapaian atas sebuah karya/pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Tarian ini sekaligus dibawakan untuk melengkapi ritual.

Terakhir, tarian dengan kategori hiburan yang memang dipertontonkan bagi masyarakat umum meskipun memiliki makna, filosofi, tradisi, maupun sejarah khusus. Salah satunya adalah tarian Barong Ket sebagai penolak bala dan pelindung desa.

Pengakuan atas sembilan tarian tersebut diharapkan menjadi gerbang pembuka bagi ratusan tari Bali lainnya maupun ribuan tari Indonesia untuk diakui di kancah internasional sebagai warisan budaya bangsa.

Selama proses tersebut, menjadi kewajiban kita untuk mengapresiasi dan menyebarluaskan kebudayaan Indonesia.

Sembilan tari tradisional Bali warisan budaya Tekbenda UNESCO:

1. Tiga Tari Sakral (Wali) yang digunakan untuk upacara adat dan agama di pura Bali

- Tari Rejang

- Sanghyang Dedari

- Baris Upacara

2. Toga Tarian Semi-Sakral (Bebali) dapat berfungsi sebagai tarian sakral yang dipentaskan di halaman tengah pura atau sebagai tari hiburan

- Topeng Sidakarya

- Gambuh

- Wayang Wong

3. Tiga Tarian Hiburan (Balhi Balihan) yang dipertontonkan bagi masyarakat umum

- Logong Kraton

- Joget Bumbung

- Borong Ket.***

Editor: Sutrisno Tola

Tags

Terkini

Terpopuler