Baca Juga: Daftar 23 Atlet Indonesia yang Bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020
"Bali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia dengan tarian terbanyak yang diakui oleh UNESCO, lho!," kat akun resmi itu.
Selanjutnya dijelaskan, kesembilan tari Bali tersebut diakui oleh UNESCO pada pertemuan UNESCO Intergovernmental Committee for The Safeguarding of Intangible Cultural Heritage di Namibia, Afrika pada 2015 lalu.
"Hasil pertemuan ini menghasilkan tiga genre tari Bali yang diakui, dengan total sembilan tarian di dalamnya," ungkapnya.
Ketiga genre tari tersebut menggambarkan kedalaman dan kesakralan tiap tarian. Tari Sanghyang Dedari misalnya, digunakan untuk menyambut kedatangan Dewi Sri pra panen pada rangkaian tradisi Api Wali Bhatara Sri.
Baca Juga: 5 Tanda Kita Sedang Dimanfaatkan Rekan Kerja, Salah Satunya Pujian
Sanghyang Dedari dilakukan di malam hari oleh anak-anak perempuan yang belum mengalami menstruasi dan dapat menyebabkan kerasukan (kerauhan).
Tari Topeng Sidakarya, sebagai bagian dari tari semi-sakral, merupakan tarian yang menggambarkan pencapaian atas sebuah karya/pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Tarian ini sekaligus dibawakan untuk melengkapi ritual.
Terakhir, tarian dengan kategori hiburan yang memang dipertontonkan bagi masyarakat umum meskipun memiliki makna, filosofi, tradisi, maupun sejarah khusus. Salah satunya adalah tarian Barong Ket sebagai penolak bala dan pelindung desa.
Pengakuan atas sembilan tarian tersebut diharapkan menjadi gerbang pembuka bagi ratusan tari Bali lainnya maupun ribuan tari Indonesia untuk diakui di kancah internasional sebagai warisan budaya bangsa.