Network
TERAS GORONTALO – Banyak cara digunakan pedagang makanan agar dagangannya laku.
Mulai dari berupaya membuat kualitas makanan lezat, rajin promosi dan sebagainya.
Namun, konon ada juga pedagang makanan yang menggunakan pelaris sebagai jimat.
Sengaja mengundang makhluk tertentu seperti kuntilanak, wewe gombel hingga pocong di warung makan.
Baca Juga: Hempasan Sisik Nyi Blorong Berubah Menjadi Uang. Syaratnya Harus Kawin dengan Siluman Ular Naga
Salah satunya, praktik pelaris pocong yang konon digunakan di sejumlah warung makan.
Ada beberapa ciri-ciri warung makan yang diduga menggunakan pelaris pocong ini.
Biasanya, pelaku pelaris pocong ini melakukan praktik ilmu hitam itu untuk membuat makanan yang dijual menjadi lezat.
Dikutip dari MapayBandung.com, salah seorang Ahli Spiritual Kang Sudiro memberi contoh ciri-ciri warung makan yang menggunakan pelaris pocong.
Baca Juga: Khodam Ular Naga Jawa! Miliki Watak Galak, Ganas dan Berkuasa
Berikut ciri-ciri warung makan yang gunakan penglaris pocong seperti dilansir MapayBandung.com dari YouTube Kang Sudiro, Rabu 22 Desember 2021:
- Beda Rasa Ketika Makan di Tempat dan Dibawa Pulang
Kang Sudiro mengatakan warung makan yang menggunakan penglaris pocong memiliki rasa makanan berbeda saat makan langsung di tempat dan dibawa pulang.
Apabila kita makan di tempat, maka makanan itu terasa sangat enak, namun ketika dibungkus dan dibawa pulang, makanannya terasa biasa saja, atau bahkan terasa basi.
Baca Juga: Ilmu Kebal! Ini Ciri Pemilik Ajian Pancasona dan Rawa Rontek
- Terdapat Ruangan yang Tidak Boleh Dimasuki Sekalipun Oleh Karyawan
Kang Sudiro menyebut ruangan ini biasanya digunakan untuk melakukan pesugihan berupa sesajian atau semacamnya.
Biasanya ruangan ini selalu menarik perhatian para pengunjung, namun memang ruangan ini tidak boleh dimasuki oleh siapapun termasuk karyawan.
- Setelah Berdoa Rasa Makanan Terasa Berbeda
Berdoa sebelum makan merupakan suatu hal yang penting, karena kita meminta makanan yang dimakan akan menjadi berkah dan nikmat untuk diri kita.
Menurut Kang Sudiro, setelah berdoa, makanan yang kita makan terasa sangat biasa sekali, dibandingkan dengan makanan sebelum kita membaca doa, jika kita makan di tempat yang menggunakan penglaris pocong.***
