“Okelah kalo begitu, Kin. Yuk buruan kita selesaikan rearrange acaranya, supaya bisa segera diberikan ke Bu Ririn.”
Kami pun kembali berkutat memperbaiki jadwal kegiatan untuk hari ini, karena jika dipaksakan, bisa-bisa acaranya baru selesai di jam 05.00 subuh.
Baca Juga: Cerpen - Rindu Langit
Sebenarnya gak masalah siy, mengingat sekolah masih diliburkan. Tapi kan panitianya juga butuh waktu untuk istirahat sebelum melanjutkan kegiatannya lagi.
“Udah selesai niy. Tinggal bawa ke Bu Ririn deh,” teriakan kegembiraannya cukup mengalihkan pandangan dari beberapa peserta di ruangan ini.
“Astaga, Kin, ‘gak perlu seheboh itu kali. Liat tuh, yang lain pada kaget dengar kamu teriak gitu.”
“Oalah… Maaf… Gak disengaja. Terlalu senang soalnya karena gak jadi pulang subuh.”
“Senang siy boleh-boleh aja, tapi jangan teriak juga kali. Emang kamu pikir sekarang jam berapa?” kali ini Vanya mencubit pipiku yang chubby.
“Iya, maaf. Yaudah yuk, ke Bu Ririn. Bawa susunan acaranya yang baru.”
“Kamu di sini aja, Kin, biar aku yang bawa ke Bu Ririn kertas itu. Tuh matamu udah sayu gitu, mending istirahat aja dulu sebentar. Serahkan sisanya sama aku.”
“Tapi.”