Cerbung (Cerita Bersambung) - Toxic Relationship Part 5

- 23 Juni 2022, 18:13 WIB
Cerbung (Cerita Bersambung) - Toxic Relationship Part 5
Cerbung (Cerita Bersambung) - Toxic Relationship Part 5 /

“Maaf sebelumnya, tapi kalo boleh tau, mba siapa yah?”

“Saya Vanya, Bu, saudaranya Kinara. Udah 5 hari dia gak ada kabar. Mama saya di rumah khawatir, soalnya kan selama di sini, dia jadi tanggung jawab kami. Karena orang tuanya tau ada kami di sini yang bisa jagain dia,” mau tidak mau Vanya memilih untuk sedikit berbohong kepada wanita ini.

Pikirnya, mungkin dengan mengatakan bahwa dia adalah saudara Vanya, wanita ini bisa memberikan jawaban tentang keberadaan Kinara.

“Oalah... Kinara gak pernah cerita sih kalo dia punya saudara di sini, makanya kenapa saya bertanya dulu. Hmm… Sejujurnya saya sendiri gak tau kemana dia, nak Vanya. Karena udah ada 5 hari dia gak masuk kerja. Ini aja pekerjaan dia terbengkalai, padahal tinggal beberapa hari lagi masa penugasan dia berakhir. Kami juga sudah menghubungi kantor pusat, tapi mereka sendiri gak ada yang tau dimana dia sekarang.”

“Astaghfirullah... Se-serius, Bu? Baik pihak di kantor cabang ini maupun pusat gak ada yang tau mengenai keberadaan Kinara sekarang?” terbata-bata Vanya berusaha menyelesaikan ucapannya.

Tak dapat dipungkiri sekarang dirinya panik, bahkan takut. Takut jika sesuatu benar-benar sudah terjadi kepada Vanya.

“Iya, nak. Selama 5 hari ini kami berusaha mencari keberadaan Kinara. Kami sendiri juga bingung bagaimana harus memberitahu orang tua Kinara. Karena biar bagaimana pun dia masih menjadi tanggung jawab perusahaan selama dalam masa penugasan.”

“Terima kasih untuk infonya, Bu. Perihal orang tua Kinara, biar nanti saya saja yang menghubungi mereka. Tapi saya mau minta tolong ke Ibu, jika nanti ada kabar terbaru dari Kinara, atau seandainya dia masuk kerja lagi, mohon segera hubungi saya. Ini kartu nama saya, ada nomor saya yang bisa Ibu hubungi di situ.”

“Baik, nak. Pasti saya hubungi nak Vanya jika sudah ada kabar terbaru dari Kinara.”

“Sekali lagi terima kasih, Bu.”

Vanya pun berjalan meninggalkan ruangan accounting itu. Langkahnya terasa berat. Pikirannya kalut. Hatinya perih seperti teriris sembilu.

Halaman:

Editor: Gian Limbanadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x