TERAS GORONTALO -- Faisal Ahmad Hamudi, sosok anak difabel bikin Raffi Ahmad menangis, gegara melihat perjuangannya.
Faisal Ahmad Hamudi, anak difabel yang memilki kisah inpiratif, ingin berjuang dalam hidupnya, walaupun serba hidup tanpa kaki kiri.
Hal itu lah yang membuat Raffi Ahmad menangis, karena sosok anak difabel, Faisal Ahmad Hamudi, beraktivitas seperti orang normal biasanya.
Hal itu diungkap Raffi Ahmad, kala melihat kisah hidup Faisal Ahmad Hamudi, yang beraktivitas seperti anak normal pada umumnya.
"Aku melihat si Faisal, bersuyukur semuanya Rafathar dan Rayanzah dikasih semuanya lengkap. Tapi, apakah Rafathar, aku pengen lihat nih ada anak kekurangan semangat hidupnya memiliki bersyukur," ujar Raffi Ahmad, di kanal YouTube Trans TV Official
Diketahui, Faisal Hamudi, lahir tanpa memiliki kaki kiri serta kedua lengan. Bocah yang belum lama ini viral di TikTok membagikan kisahnya sebagai anak disabilitas
Faisal bercerita, ia terlahir dengan anggota badan yang tidak lengkap. Namun sejak kecil, ia mampu melakukan berbagai aktivitas dengan hanya mengandalkan kaki kanan.
Meski hanya memiliki satu kaki untuk bergerak, Faisal mampu melakukan berbagai macam aktivitas fisik.
Ia sangat menyukai olahraga, terutama sepak bola, sepedaan dan renang. Namun di balik bakatnya itu, Faisal juga pernah mengalami rasa berkecil hati karena kondisinya.
Lantas seperti apa keseharian Faisal? Dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, mengulas tentang hal itu.
1. Pernah Ditolak di Sekolah Negeri
Faisal rupanya pernah ditolak untuk masuk di sekolah negeri. Karena kondisinya itu, orang tua memasukan sang anak di SLB.
"Tadinya, mau dimasukin sekolah biasa tapi dari pihak sekolahnya tidak ada jawaban lagi," ujar kakak dari Faisal.
Akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk memanggil guru agar dapat mengajar Faisal di rumah.
Setelah itu, Faisal masuk di SLB dan duduk di bangku kelas 2 pada umur 11 tahun. Karena, dirinya terlambat sekolah.
2. Mendapat Dukungan Teman Kalau Kena Bully
Faisal rupanya mendapat dukungan teman-temannya, kalau dia mendapat bully dari beberapa orang.
"Itu tangannya ke mana, kok nggak ada tangan. Wajarlah, mungkin dia (tukang bully) juga masih kecil, belum pernah melihat kayak aku," ujar bocah 11 tahun ini.
Dia berujar, teman-teman terus membelanya kala ada seseorang melakukan bully terhadap bocah 11 tahun tersebut.
"Teman-teman baik, setiap mau kemana pasti diajak," ujar bocah 11 tahun tersebut. ***