Malam itu, Nur tidak menceritakan tentang sosok hitam yang mengintai mereka, pada malam pertama Nur, Ayu, dan Widya tidur dalam satu kamar yang sama, mereka sepakat menggelar tikar dengan posisi Nur di tengah.
Nur tetap terjaga sembari memikirkan hal yang dialaminya, kemudian Nur tersadar bahwa sudah tidak terdengar suara hewan liar di hutan dan berganti dengan suasana hening mencekam.
Nur memalingkan matanya ke sudut sekat ia melihat ada sesosok mahluk bermata merah mengintipnya, Nur tercekat. Ia kemudian mundur menutupi wajahnya.
Nur membaca ayat kursi. Namun, di setiap ia menyelesaikan satu panjatan doa diikuti oleh suara papan kayu yang digebrak keras dengan serampangan, Nur menangis ketakutan semalaman.
Pada pagi hari pak prabu mengumpulkan semua anak-anak dan menyampaikan bahwa hari ini ia akan memperkenalkan warga desa.
Baca Juga: Ini Profil Erika Carlina Model Sekaligus Artis Top Indonesia
Dalam perjalanan mereka tiba di satu tempat yang membuat Nur tidak nyaman. Yaitu sebuah pemakaman, dikanan kirinya banyak beringin besar selain itu pemandangan di pemakaman itu terkesan sangat aneh. Setiap batu nisan ditutupi dengan kain hitam.
Membuat Nur dan semuanya merasa penasaran dan apa alasannya. Nur merasakan angina seperti mengelilinginya ia tahu ada yang tidak beres dengan tempat ini. Seakan-akan tempat ini menolak keberadaannya.
Yang membuat mereka merasa aneh adalah Pak Prabu melarang mereka melewati sebuah gerbang atau gapura yang berada di tengah hutan.
Jika mereka melanggar akan terjadi sesuatu kepada mereka. Apa yang sebenarnya Pak Prabu sembunyikan?.***