Network
Contohnya yang paling jelas untuk kita cermati lebih dulu adalah para anggota Tentara Revolusioner.
Para anggota Tentara Revolusioner di seri One Piece memiliki ciri khas, mereka rata-rata mengenakan kacamata dan topi yang serupa, bahkan pakaian mereka juga terlihat seragam.
Jika sekelompok Tentara Revolusioner punya ciri khas sendiri yang membuat orang mudah mengenalinya hanya dengan pakaian dan atribut, maka para Mafia juga sama.
Pola garis-garis pada pakaian di cerita One Piece dapat dianggap sebagai bentuk seragam yang melambangkan kedekatan dengan dunia bawah secara diam-diam, termasuk Shiki.
Kemungkinan besar, pola ini mengindikasikan bahwa karakter-karakter tersebut sedang menyamar atau beroperasi secara rahasia tanpa sepengetahuan orang yang menentangnya.
Selain itu, pola garis-garis juga dapat mengisyaratkan adanya pengkhianatan, seperti yang ditunjukkan pada insiden antara Capone Bege yang mengkhianati Pekoms di Pulau Wholecake.
Lalu, mengapa harus pola garis-garis yang dipilih sebagai tanda atau ciri-ciri terindikasi dengan dunia bawah?
Menurut teori penggemar, pola garis-garis memiliki makna dua sisi warna yang berbeda, dimana keberadaan dua warna yang berbeda menciptakan ilusi atau kebingungan tentang identitas dan peran seseorang.
Pola garis ini sering digunakan oleh orang-orang yang berusaha memperdaya orang lain, mirip dengan penampilan seorang badut.
Berbicara soal badut, salah satu karakter di cerita One Piece yakni Buggy yang saat ini memimpin dunia bawah juga memiliki atribut topi kapten dengan pola garis-garis.
