Teori: Abad Kekosongan, Misteri Joy Boy dan Apa Hubungannya dengan Kerajaan Nusantara?

Mari kita fashback tentang kisah manusia ikan yang terusir akibat isu rasisme manusia darat.

Berabad-abad lalu, manusia ikan terusir dari tanah kelahiranya karena bentuk fisik Fishman memang agak aneh dilihat dan penghinaan tak bisa dibendung, intimidasi itupun membuat manusia ikan memilih hidup dibawah air untuk menghindari penghinaan.

Diceritakan ada putri duyung yang memiliki keingintahuan tinggi, karena penasaran, sang putri menuju ke pulau Sabaody untuk mencari tahu apa yang ada disana.

Petualangannya pun terjadi sangat singkat, kehadiran putri diketahui penduduk pulau dan mereka ingin menangkapnya, saat itulah putri diselamatkan pria misterius yang disebut sebagai Joy Boy.

Putri yang ingin mengucapkan terima kasih mengajak Joy Boy berkunjung kerumahnya tempat tinggal para fishman, kerna penasaran Joy Boy menuruti permintaan putri. Akan tetapi kehadiran Joy Boy yang merupakan manusia darat tidak mendapat sambutan baik dari manusia ikan.

Mereka masih memiliki trauma besar dengan manusia darat yang membuat mereka terusir. Ternyata kemunculan putri duyung di pulau Sabaody membawa bencana kepada fishman, penduduk pulau mulai mengincar putri dan menyerang fishman hingga terdesak, saat itupula Joy Boy hadir untuk menyelamatkan manusia ikan.

Akan tetapi, karena dia melawan seorang diri merupakan sebuah kesulitan, manusia jahat sulit untuk dikalahkan dan saat peperangan terjadi, Putri terpanggil untuk membantu Joy Boy melawan musuh.

Hingga akhirnya keajaiban terjadi, putri mengeluarkan kekuatan dan akhirnya bisa mengusir para manusia jahat. Melihat aksi mereka para fishman terketuk hatinya untuk menerima Joy Boy dikelompok mereka.

Setelah sekian lama, perasaan cinta antara putri dan Joy Boy mulai tumbuh, namun perasaan yang mulai berbunga tak bisa mereka laksanakan, sebab ternyata sang putri adalah Poseidon dari kerajaan fishman.

Joy Boy meminta respu kepada Raja untuk meminang putri Posedon, tetapi sang raja tidak merestui akibat luka peperangan antara manusia darat dan para fishman masih membekas baik kepada warga maupun raja.