Network
TERAS GORONTALO - Berikut analisis terkait pertarungan Shanks vs Kid di Pulau Elbaf pada beberapa chapter silam.
Saat pertarungan kedua kapten tersebut, Shanks si rambut merah membuat Kid tak berdaya dengan sekali serang menggunakan jurus Kamusari yang mematikan.
Seperti dikutip dari forum reddi ternyata hal ini berkaitan dengan misteri One Piece yang selama ini belum diketahui penggemar.
Seperti apa kebenarannya? Berikut ulasan selengkapnya;
Pulau Elbaf menjadi akhir petualngan bajak laut Eustass Kid, setelah tumbang melawan Shanks.
Kid tewas di Pulau Elbaf setelah bertarung dengan Shanks.
Shanks merupakan seorang Yonkou, kekuatan sang Akagami tak perlu diragukan lagi.
Sementara Kid, begitu nekat memulai pertarungan dengan Shanks.
Dilansir dari TikTok @MANIKOP, Kid merupakan karakter One Piece yang sangat suka bertarung.
Kid tidak pernah berpikir panjang dan mengukur seberapa besar kekuatan musuhnya.
Tanpa sadar, Kid telah meningkatkan skil tarung dan haki rajanya.
Seperti dikatakan sosok legenda bajak laut One Piece, Raylegh bahwa satu satunya cara untuk meningkatkan skil tarung dan haki adalah dengan terjun langsung kedalam pertarungan yang sesungguhnya.
Dan Kid sebenarnya melakukan itu. Berbeda dengan Luffy yang bergerak melawan bosutama karena melihat orang lain kelaparan, Dan Law pun demikian, akan bergerak setelah memiliki strategi yang matang.
Kid bergerak justru tanpa alasan. Bagi Kid, melawan musuh yang lebih kuat sudah menjadi jalan ninjanya.
Sepertihalnya kejadian di Wano, Kid tidak akan sudi menyerah atau mati tanpa perlawanan.
Sifat Kid itulah yang membuatnya memiliki haki raja. Dan tak hanya itu, Kid juga mendapat pengakuan dari Shanks.
Skil Damned Punk Kid bisa menciptakan kiamat kubro bagi armadnya.
Tapi untungnya, Shanks memiliki haki kenbun yang kuat.
Sehingga Shanks bisa membantai Kid terlebih dahulu di pulau Elbaf untuk mencegah terjadinya kiamat kubro.
Disclaimer: Sebagian artikel ini adalah teori dan hiburan semata, tanpa ada maksud menambah, mengurangi atau mengubah isi cerita One Piece karangan Eiichiro Oda.***
