Islamnya Tuhan Berbeda dengan Islam Manusia, Begini Cara Menyikapinya Kata Haidar Baqir

- 21 September 2022, 18:57 WIB
Islamnya Tuhan Berbeda dengan Islam Manusia, Begini Cara Menyikapinya Kata Haidar Baqir
Islamnya Tuhan Berbeda dengan Islam Manusia, Begini Cara Menyikapinya Kata Haidar Baqir /Pixabay

 

TERAS GORONTALO - Islam secara harfiah berasal dari kata salam yang berarti selamat, damai dan tenteram, berserah diri, tunduk dan patuh.

Islam secara maknawi dapat diartikan keselamatan dan kedamaian, karena berserah diri hanya kepada Allah SWT yang tidak ada Tuhan selain Dia.

Sedangkan Islam menurut istilah adalah din atau agama yang bersumber dari Allah SWT yang dibawa melalui para rasul mulai dari Nabi pertama Adam, hingga nabi terakhir yakni Muhammad SAW.

Islam yang diturunkan Allah kepada hambanya merupakan sebuah pedoman atau tuntunan hidup agar manusia bisa selamat baik di dunia maupu  di akhirat.

Baca Juga: Menurut Ustadz Adi Hidayat, Ternyata Nikmat Dunia Allah Berikan Lewat Cara ini

Tetapi, pada saat yang sama, ada keterbatasan atau kesenjangan antara Pencipta dengan ciptaannya.

Dimana dalam konsep ajaran Islam, Tuhan Maha Benar dan Maha Tak Terbatas.

Sedangkan manusia memiliki batasan sehingga berpotensi melakukan kesalahan.

Maka ketika Allah menurunkan Islam kepada manusia maka terdapat degradasi nilai Islam itu sendiri.

Baca Juga: Ternyata Titik Paling Tinggi Manusia di Umur 40 Tahun, Kenapa? Ini Penjelasannya Ustadz Felix Siauw

Ini disebabkan manusia memiliki wadah terbatas untuk menerima konsep Islam dari Maha Tak Terbatas.

"Ketika Islam Tuhan begitu sampai kepada manusia, maka Islam bukan lagi Islam Tuhan, tapi menjadi Islam manusia dalam tafsir manusia," ucap Haidar Bagir, dilansir dari kanal YouTube Perspektif Wimar TV.

"Jadi, tidak ada yang tahu Islam dibenak Tuhan itu seperti apa, begitu sampai pada manusia, dia masuk filter. Entah itu tingkat intelektualitasnya, sukunya dan tempat tinggalnya," sambungnya.

Oleh sebab itu kata Haidar Baqir, wajar saja jika pemahaman Islam terdapat ragam mazhab, ragam sudut pandang dan ragam tafsir.

Baca Juga: Ternyata Hal Seperti Ini Bisa Bikin Sholat Tidak Khusyu tapi Tetap Sah Kata Buya Yahya

"Salah satu contoh adalah seorang muslim yang ada di pesisir, pasti akan berbeda konsep Islamnya dengan muslim yang ada di pedalaman," katanya.

Oleh karena itu kata Haidar Baqir, jangan merasa Islam yang dianut oleh beberapa individu adalah Islamnya Tuhan, Islam dia adalah islamnya dia, orang lain bisa mempunyai Islam yang lain tapi bisa saja sama-sama benar.

Haidar pun menyarankan kepada kita agar senantiasa memberikan ruang untuk selalu belajar kepada siapapun.

Dengan belajar Islam kepada orang lain, membuat kepingan-kepingan kebenaran Islam dapat makin lengkap.

Baca Juga: Miliki Manfaat Luar Biasa Bacaan Surat Al Kahfi Ayat 1-10, Amalan Jumat Rasulullah SAW

"Bisa saya katakan kalau kita mau tahu Islam yang ada dibenaknya Tuhan, maka belajarlah Islam dari orang-orang yang lain," ujarnya.

"Sehingga tadinya kita melihat Islam Tuhan dari salah satu aspek kecil, kita lebih lengkap memahami Islam yang ada dibenak Tuhan seperti apa," jelasnya.

Untuk itu kata Haidar Baqir, ketimbang kita mengkafir-kafirkan orang, maka belajarlah Islam dari perspektif orang lain, sehingga pengetahuan kita terhadap konsep Islam yang dimau Tuhan makin lengkap.

"Itu yang saya sampaikan, sebetulnya untuk mengimbangi sikap sebagian orang yang memutlakkan pemahaman ke-Islamannya, padahal itu hanya satu dari tafsir yang tidak terhitung tafsir yang mungkin bisa sama-sama benar," ucapnya.

Haidar pun mengutip salah satu tokoh sufi Islam besar tentang adanya fakta multi tafsir yang terjadi.

"Ibnu 'Arabi mengatakan tafsir terhadap Al-Quran jumlahnya bisa sejumlah umat manusia dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Namun selama dia mendekati Al-Quran itu dengan niat yang baik, semua bisa unik dan semua bisa benar," tutupnya.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Youtube Perspektif Wimar TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah