Epidemiolog UI Sebut Kalau Herd Immunity Hanya Mitos

- 1 Agustus 2021, 20:02 WIB
Ilustrasi penanganan Covid-19 di Kota Bandung. BOR menurun ketika PPKM Darurat dan Level 4 diberlakukan
Ilustrasi penanganan Covid-19 di Kota Bandung. BOR menurun ketika PPKM Darurat dan Level 4 diberlakukan /Humas Bandung.

TerasGorontalo – Salah seorang epidemiolog Universitas Indonesia (UI), menyebut kalau Herd Immunity hanya sekedar mitos, dan pemerintah jangan terperangkap dengan mitos tersebut.

Hal itu diungkapkan Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, yang ikut menyentil nama Budi Gunadi Sadikin saat menyebut kalau Herd Immunity adalah mitos, dalam akun twitternya @drpriono1 pada 1 Agustus 2021.

Untuk bisa keluar dari pandemic covid seperti sekarang ini, Pandu mengatakan kalau pemerintah harus bisa menggenjot dengan secepat-ceparnya proses vaksinasi ke masyarakat, serta tidak terlalu focus pada tujuan Herd Immunity yang selalu digaungkan selama ini.

Herd immunity itu mitos, khayalan, impian yang tidak akan terwujud,” kata Pandu Riono.

Baca Juga : Jenis-Jenis Teh Herbal Ini Bisa Jadi Terapi Menghilangkan Stress dan Menyehatkan Otak

Dikatakan Pandu sebagaimana dilansir dari Pikiran Rakyat pada artikel Epidemiolog UI Ingatkan Jokowi: Indonesia Bisa Keluar dari Pandemi dengan Satu Upaya, kalau vaksinasi secara nasional ini diibaratkan bisa secepat tim pelari dalam Olimpiade USA , dilakukan secepat-cepatnya dan sebanyak-banyaknya.

 “Pak @jokowi Indonesia bisa exit dari Perangkap Pandemi, hanya dan sekali lagi hanya, bila salah satu intervensi di Hulu yaitu vaksinasi bisa dilakukan sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya seperti tim pelari olimpiade USA. Bisa kan? Lupakan mitos ‘herd-immunity’ @BudiGSadikin,” kata Pandu Riono, pada cuitan akun twitter pribadinya.

Dirinya bahkan mengatakan sebelumnya bahwa yang sekarang terjadi adalah herd stupidity atau kebodohan komunal alias kelompok.

Baca Juga : Rodrigo Duterte Tidak 'Peduli' Orang Menolak Vaksin Covid-19 Meninggal

Herd kan komunal, stupidity kebodohan. (Herd stupidity) Itu artinya kebodohan bersama, makanya Indonesia herd stupidity. Sudah tahu mudik dilarang, masih pergi. Sudah diingatkan kemungkinan varian baru, nggak peduli,” kata Pandu.

Sebagaimana lonjakan kasus setelah Lebaran 2021 lalu, banyak masyarakat yang tetap nekat mudik padahal pemerintah sudah melarang. Bahkan ada warga yang nekat menerobos jalur penyekatan.

Sudah tahu mudik bisa meningkatkan kasus, tidak dilarang dengan ketat. Ya baik pemerintah maupun masyarakat sama-sama abai,” ujar Pandu.

Baca Juga : Ternyata Indonesia Menempati Urutan Keempat di Dunia Untuk Kasus Harian Tertinggi Covid-19 

Demikian Pandu juga menekankan, pengendalian penularan Covid-19 hanya bisa tercapai apabila fokus pada penguatan di hulu yakni testing, tracing dan protokol kesehatan.

Kendalikan penularan Covid-19 hanya bisa berhasil kalau kita fokus pada penguatan di Hulu yaitu Tes-Lacak-Isolasi dan 3M. Perlu butuh dukungan politis dan dana. Sebaiknya dana paket obat dialihkan untuk penguatan di Hulu. Jangan terbuai dengan ide #obatuntukrakyat yg tidak tepat,” ujar Pandu.***

Editor: Muhamad Junaidi Amra

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x