RA Lasminingrat sangat peduli dengan nasib kaum hawa terutama para perempuan Sunda.
Kepeduliannya dituangkan dalam bidang kepenulisan dan pendidikan bagi kaum perempuan.
Sang ayah, Raden Hadji Moehamad Moesa merupakan perintis kesusastraan Sunda, pengarang, ulama dan juga tokoh abad ke 19.
RA Lasminingrat kecil, pindah dari Garut ke Sumedang untuk belajar menulis, membaca dan mempelajari bahasa Belanda.
Pada 1875 Lasminingrat menerbitkan sebuah buku Tjarita Erman, yang sudah dicetak beberapa kali, dan diikuti buku Warnasari dan lainnya.
RA Lasminingrat merupakan penulis pribumi pertama yang menggunakan kata ganti pertama dalam tulisan berbahasa Sunda.
Pada 1907, Istri dari Bupati Garut Wira Tanu ini Datar membangun sebuah sekolah keutamaan istri.
Sekolah ini mengajarkan anak anaknya untuk memasak, mencuci, menjahit pakaian dan segala hal yang berhubungan dalam rumah tangga.
Tujuannya, kelak apabila seorang perempuan telah dewasa dan memilih untuk menikah, maka bisa membahagiakan suami dan anak anaknya.***