Heboh! Usai Serahkan Laporan Ke Panwascam Pengawas TPS Mengakhiri Hidup, Begini Alasannya

- 20 Februari 2024, 09:05 WIB
Heboh! Usai Serahkan Laporan Ke Panwascam Pengawas TPS Mengakhiri Hidup, Begini Alasannya
Heboh! Usai Serahkan Laporan Ke Panwascam Pengawas TPS Mengakhiri Hidup, Begini Alasannya /

TERAS GPRONTALO - Masyarakat Desa Alusi Kelaan, Kecamatan Kormomolin Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dihebohkan dengan Pengawas Tempat Pemunggutan Suara (PTPS) yang bunuh diri setelah menyerahkan berkas laporan.

Dilansir Teras Gorontalo dari Antara, seorang pengawas TPS bernama Kaspar (31) itu mengakhiri hidupnya setelah menyerahkan laporan kepada Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam).

Baca Juga: Disebut Permainan Catur Kedua Jokowi, Kini Nasdem Buka Suara Terkait Pertemuan Presiden dan Surya Paloh

Berdasarkan informasi dari Panwascam, peristiwa itu terjadi pada hari Kamis, 15 Februari 2024 di rumahnya sendiri dan mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri.

Mengutip dari Antara, Mathias Alubwaman selaku Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Tanimbar pada Senin, 19 Februari 2024 membenarkan kejadian tersebut.

Mathias menjelaskan belum diketahui secara pasti penyebab bunuh diri pengawas TPS itu, namun ada dugaan awal yakni Kaspar sering mendapat perundungan dan bullying kepada dirinya.

"Iya benar, Kaspar Metintomwat ini pengawas TPS di Tanimbar. Ia meninggal bunuh diri karena diduga tidak tahan dibully," ungkap Mathias mengutip dari Antara.

Berdasarkan keterangan dari Panwascam Kormomolin, awalnya Kaspar sedang melaksanakan tugas di TPS tempat dia mengawas dan mengikuti seluruh rangkaian pemunggutan suara.

Setelah perhitungan selesai, ada yang datang untuk mendokumentasikan hasil perolehan suara dari lembar C-1 menggunakan telepon genggam.

Beberapa orang itu diijinkan oleh Kelompok Pemunggutan Perhitungan Suara (KPPS) setempat untuk mengambil gambar namun dilarang oleh Kaspar.

Sontak pengawas TPS itu langsung diserang dengan kata-kata negatif dari beberapa orang yang hendak mengambil gambar di TPS tersebut.

Ketua Bawaslu Tanimbar juga menerangkan bahwa Kaspar memang memiliki sedikit kekurangan fisik yang diduga menjadi bahan bully namun belum bisa dipastikan.

"Korban ini punya sedikit kekurangan fisik, Tapi soal ucapan bully itu seperti apa, Panwaslu masih membuat kronologis kejadiannya," pungkas Ketua Bawaslu Tanimbar, mengutip dari Antara.

Karena merasa dibully, Kaspar hanya terdiam lalu menemui Panwaslu untuk memberikan laporan hasil pengawasanya di TPS dan pulang hingga berita kematianya tersebar.

"Tiba-tiba dengar kabar kalau yang bersangkutan sudah meninggal karena gantung diri," tambah Mathias mengutip dari Antara.

Namun Mathias juga menuturkan bahwa kejadian ini mungkin saja tidak ada kaitan dengan Pemilu 2024 karena korban sudah sering mendapat bully, untuk kronologi masih dalam proses.

"Tapi soal kepastian apakah korban dibully berkaitan dengan proses pemilu itu yang masih sementara kami tunggu kronologis resmi dari Panwaslu kecamatan," tutup Mathias.​​​​​​​***

Baca Juga: Begini Besaran Gaji Komisaris Utama Pertamina, Pendapatan yang Dilepas Ahok Usai Mengundurkan Diri, Ternyata..

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x