Kisah Jan Koum Jatuh Bangun Dirikan Aplikasi WhatsApp, Dulunya Tukang Sapu

11 Maret 2022, 09:05 WIB
WhatsApp versi 2.22.7.2 di platform Android terpantau mengalami pengetatan untuk membatasi penerusan pesan untuk mencegah misinformasi. /Dok. about.fb.com/

TERAS GORONTALO – Jan Koum merupakan pendiri aplikasi WhtasApp yang dulunya berprofesi sebagai tukang sapu.

Kisah Jan Koum ini, tidak seperti pendiri startup lainnya yang lahir dari keluarga kaya raya.

Jan Koum berasal dari Ukraina dan merupakan anak pertama dari seorang ibu rumah tangga dan ayahnya seorang manajer konstruksi yang membangun rumah sakit dan sekolah.

namun pada umur 16 tahun Jan Kom terpaksa menjadi imigran dari Eropa ke Amerika Serikat (AS) bersama ibu dan neneknya mereka harus melarikan diri dari Ukraina karena kondisi politik.

Dilansir TerasGorontalo.com dari kanal YouTube Si Kutu Buku berjudul Kisah Pendiri WhatsApp, dulu Tukang Sapu | Jan Koum mengulas tentang perjalanan pendiri WhatsApp tersebut.

Baca Juga: Felicia Regina Ingin Jual Ginjal Demi Pengobatan Sang Ayah, Diselingkuhi Pacar, Sukses CEO dan Founder Mirael

Miliki Masa Sulit Setelah Pindah ke Amerika Serikat

Pada di Amerika Serikat ibunya bekerja sebagai baby sitter di California dan Jan Koum sekolah di sana sambil bekerja sebagai tukang pembersih lantai di supermarket.

Pada rencana awal ayahnya juga akan ikut ke Amerika Serikat, untuk tinggal bersama ayah dan ibunya ketika kondisi mereka sudah stabil di sana.

Namun sayangnya, ayahnya sakit dan meninggal dunia lima tahun kemudian hingga akhir hayatnya ayahnya tidak bisa bertemu dengan keluarganya di Amerika Serikat.

Ibunya Meninggal Akibat Kanker dan Hidup Sebatang Kara di Amerika Serikat

Nasib buruk Jan Koum belum usai, setelah ayahnya meninggal menyusul ibunya meninggal akibat kanker.

Peristiwa ini membuat Jan Koum hidup sebatang kara di Amerika Serikat.

Kondisi hidup yang berat ternyata berpengaruh pada kehidupan pribadi dirinya. Ketika sekolah dia sering berbuat onar dan lulus dengan nilai pas-pasan.

Baca Juga: Kisah Sukses Sunil Tolani, Hutang Rp5 Miliar, Gadaikan Rumah Orang Tua, Sekarang CEO Founder Calibre Works

Tertarik Belajar Komputer Lewat Buku Bekas

Setelah lulus sekolah bos pendiri WhatsApp ini,  tertarik pada komputer dan jaringan. Kemudian ketika berumur 18 tahun dia belajar secara otodidak dari buku yang dia dapat dari toko buku bekas.

Setelah selesai membaca dia mengembalikan buku untuk mendapatkan uangnya kembali.

Kuliah Sambil Bekerja

Saat kuliah Jan Koum berhasil mendapatkan pekerja part time,  yang bertanggung jawab untuk audit keamanan komputer di sebuah perusahaan akuntansi global.

Ternyata dia berhasil diterima karena keahliannya dalam komputer dan jaringan. Bahkan sebelumnya di aktif dalam grup online network dan komunitas hacke.

Awal Mula Jan Koum Bertemu Brian Acton

Brian Acton merupakan sahabat yang mendukung sampai Jan Koum berhasil mendirikan WhatsApp. Awal mula bertemu dengan Brian Acton, dirinya merupakan karyawan dari Yahoo.

Di kemudian hari Brian Acton adalah salah satu penggagas dalam mendirikan WhatsApp pada saat itu.

Brain Acton bertemu dengan Jan Koum saat dirinya melamar pekerjaan di Yahoo. Karena suka dengan pekerjaan di bidang computer, Brian Acton merekrutnya dan bekerja partime.

Saat bekerja di Yahoo Jan Koum memutuskan untuk keluar dari kuliah untuk bekerja secara full time Yahoo.

Baca Juga: Terbukti Manjur, Obat Ini Bisa Redakan Sakit Gigi, Tanpa Menggunakan Resep Dokter

Memilih Resign dari Yahoo dan Pilih Liburan

Jan Koum akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Yahoo dan pergi jalan-jalan ke Amerika Selatan bersama Brian Acton.

Sempat Melamar Kerja di Facebook Namun Ditolak

Setelah kembali dari liburan keduanya  melamar di Facebook. Namun sayangnya mereka ditolak.

Beli iPhone dan Ciptakan Aplikasi WhatsApp

Kemudian pada awal 2009, Jan Koum membeli sebuah iPhone dan menyadari potensi besar dari Appstore, yang mampu mengubah industry apps secara keseluruhan.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh dirinya, dan langsung bekerja untuk menciptakan sebuah aplikasi yang dia beri nama WhatsApp.

Jan Koum memilih nama ini karena memiliki kesamaan pelafalan seperti WhatsApp. Ide awal dari WhatsApp adalah untuk menaruh status di samping nama seseorang.

Jadi semua orang di dalam kontak handphone, tahu status kita sekarang. Misalnya sedang telepon dalam kondisi lowbat atau misalnya seperti pesan sedang di gym.

Ini merupakan proyek yang cukup ambisius baginya. Dia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan, tapi hasilnya belum juga bagus.

Aplikasi WhatsApp Sering Error

Tahun awal WhatsApp didirikan aplikasinya, sering keras dan error. Kendala lain yaitu jumlah pengguna WhatsApp yang masih sedikit.

Pada masa itu, dia Sempat terpikir untuk menyerah dan mencari kerja lagi .Hingga suatu hari pada Juni 2009, Apple meluncurkan fitur baru yaitu push notification.

Aplikasi WhatsApp dari Notifikasi Status Berganti ke Pesan Instan

Ini merupakan game changer dan yang bisa memanfaatkan fitur tersebut agar pengguna WhatsApp bisa memberikan notifikasi ke semua kontak.

Setiap kali mereka berganti status perlahan-lahan fungsi WhatsApp pun berubah di mata penggunanya.

Mulai hanya aplikasi berbagi status, mereka mulai menggunakannya sebagai aplikasi pesan instan. Misalnya mereka berstatus apa kabar dan kemudian ada orang yang menjawab.

Ketika melihat perubahan, Jan Koum baru sadar kalau secara tidak sengaja dia telah menciptakan sebuah aplikasi pesan instan.

Baca Juga: HEBOH! Miyabi Menyambangi Markas RANS Entertainment? Raffi Ahmad: Come to My House

Luncurkan Aplikasi WhatsApp to Point Out

Selanjutnya,  dia meluncurkan WhatsApp to point out dengan tambahan fitur pengiriman pesan.

Pembaruan ini membuat pengguna aktif WhatsApp meningkat hingga 250.000 pengguna pada masa itu.

Layanan pesan yang gratis adalah BBM tapi hanya bisa dipakai oleh pengguna Blackberry. WhatsApp mulai diminati oleh para pengguna karena menggunakan nomor telepon sebagai alat loginnya.

 Fari situ popularitas WhatsApp semakin meningkat di kalangan pengguna iPhone. ditambah lagi perangkat handphone mulai menggunakan sistem Android dan antusiasme orang terhadap BBM sudah menurun.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh yang ia langsung merekrut programmer untuk menulis program WhatsApp untuk Android.

Baca Juga: Menurut Primbon Jawa, 2 Weton Ini Memiliki Jiwa Dermawan, Tapi Emosi Tinggi, Anda Kah itu?

Awalnya programmer itu skeptis, tapi ia menjelaskan setiap cara memiliki tarif yang berbeda untuk harga pengiriman sebuah SMS.

Bagaimana kalau timnya  bisa membuatnya gratis, pemikiran programmer itu berubah.

Setelah dia melihat pertumbuhan pengguna WhatsApp ya naik secara signifikan. Hingga  2014 Jan Koum mengakuisisi WhatsApp dari yang dan Brian Acton.

Akuisisi ini dimaksudkan akan  fokus dia serius mengerjakan apa yang dia sukai. Coba bayangkan apabila dia tidak bisa mempunyai fokus yang luar biasa tidak mungkin dia bisa belajar komputer dan jaringan secara otodidak. ***

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler