Profil Pierre Tendean, Korban Salah Tangkap G30S dan Kebiadaban PKI

29 September 2022, 12:14 WIB
Profil Pierre Tendean, Korban Salah Tangkap G30S dan Kebiadaban PKI  /Youtube Pegawai Jalanan/

TERAS GORONTALO - Berikut profil Kaptern Czi Pierre Andries Tendean, Korban salah tangkap gerakan 30 september (G30S) dan kebiadaban PKI. 

Tanggal 30 September 1965 dinihari, pasukan Cakrabirawa dan PKI dibawah pimpinan DN Aidit, Syam Kamaruzaman dan Letkol Untung melakukan penculikan 7 jenderal yang berakhir tragis.

Peristiwa yang dikenal sebagai gerakan 30 september ( G30S ) PKI menewaskan 6 Jenderal TNI angkatan darat dan 1 perwira menengah, Kapten Czi Pierre Tendean. 

Panglima TNI Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen m.t. Haryono dan Brigjen TNI DI Panjaitan menjadi korban pembunuhan dirumah saat upaya penculikan G30S PKI.

Baca Juga: Mengapa Lagu Genjer Genjer Identik Dengan PKI?

Sedangkan Mayjen Soeprapto, Mayjen S Parman dan Brigjen Sutoyo serta kapten Pierre Tendean diculik dan dibunuh dilubang buaya setelah disiksa dengan keji oleh PKI.

Kapten Pierre Tendean sebenarnya bukanlah target penculikan G30S PKI, melainkan Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan serta Kepala Staff TNU Jenderal Abdul Haris Nasution.

Namun pada malam naas tersebut Jenderal Nasution berhasil melarikan diri setelah Kapten Pierre Tendean mengaku sebagai Jenderal Nasution.

Untuk mengenang jasa kapten Pierre Tendean, berikut teras gorontalo sajikan profil serta rekam jejak kapten Pierre Tendean yang dilansir dari kanal youtube pegawai jalanan. 

Baca Juga: Link Nonton Gratis Film G30S PKI Full Version, Sejarah Kelam Dibunuhnya 7 Perwira Tinggi Militer Indonesia

Kapten Anumerta Czi Pierre Andries Tendean lahir pada tanggal 21 Februari tahun 1939 di Jakarta.

Pierre Tendean merupakan salah satu korban peristiwa G30S PKI dan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia.

Kapten Pierre Tendean adalah putra dari dokter Aurelius Lammert Tendean yang berasal dari Minahasa dan seorang berdarah Perancis bernama Maria Elizabeth Cornet.

Pierre Tendean adalah anak kedua dari tiga bersaudara Kakaknya bernama Mitzi Tendean sementara adiknya bernama Rooswidiati Tendean.

Baca Juga: Kronologis Penangkapan dan Eksekusi Letkol Untung, Sosok Dibalik G30S PKI

Pierre Tendean mengawali Sekolah Dasar di Magelang lalu melanjutkan SMP dan SMA di Semarang.

Meski kedua orang tua berharap Pierre Tendean agar menjadi seorang dokter, Pierre Tendean malah berkeinginan untuk menjadi tentara.

karena tekad yang kuat, Pierre Tendean dapat bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat di Bandung pada tahun 1958.

sewaktu menjadi taruna, Pierre Tendean pernah ikut tugas praktik lapangan dalam operasi militer penumpasan pemberontakan pemerintah revolusioner Republik Indonesia atau PRRI di Sumatera.

Baca Juga: Sebelum Nonton, Ketahui Fakta Film Pengkhianatan G30S PKI Berikut Ini 

Setelah lulus dari Akademi Militer pada tahun 1961 dengan pangkat letnan dua, Pierre Tendean menjadi komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan.

Setahun kemudian Pierre Tendean mengikuti pendidikan disekolah intelijen di Bogor.

Setamat dari sana, Pierre Tendean ditugaskan di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata mata di Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.

Berkat kerja keras dan kemampuannya Pierre Tendean  dipandang sebagai TNI yang unggul.

Terbukti dari berebut nya tiga Jenderal untuk menjadikan Pierre Tendean sebagai ajudan.

Baca Juga: Inilah Sosok Piere Tendean, Ajudan Tampan Yang Setia dan Rela Mati di Tragedi G30/S PKI Demi Sang Atasan

mereka adalah Jenderal Abdul Haris Nasution, Jenderal Hartawan dan Jendral kadarsan.

Dan pada akhirnya Jenderal Abdul Haris Nasution yang mendapatkan Kapten Pierre Tendean sebagai ajudan.

Pada tanggal 15 April 1965 Pierre Tendean dipromosikan menjadi Letnan satu dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal besar TNI Abdul Haris Nasution.

Pierre Tendean adalah sosok ajudan termudah Jenderal Abdul Haris Nasution karena saat itu berusia 26 tahun.

Baca Juga: Eks Perwira TNI Sebut Ferdy Sambo Lebih Biadab Dari PKI. Jika Tersinggung, Bisa Jadi Dia Bagian Darinya

Pierre Tendean menggantikan posisi kapten Manullang yang gugur saat bertugas di Kongo.

Mengemban tugas sebagai ajudan mengharuskan Pierre Tendean Ikut kemana saja Nasution bertugas.

Menurut Biografi resmi Pierre Tendean dalam Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi, kegiatan Nasution yang paling sering di kawal Pierre Tendean adalah agenda main tenis.

keluarga Nasution biasanya main tenis dua kali seminggu di lapangan tenis Menteng dan Senayan.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, Beginilah Kondisi Bangsa Indonesia Usai Peristiwa G30S PKI

Selain itu, Nasution sering menjadi tamu undangan sebagai pembicara dalam Konferensi atau seminar nasional.

Biasanya Pierre Tendean lah yang sering diminta Nasution untuk mendampingi dalam kunjungan di luar kota.

Dini hari 1 Oktober tahun 1965, Pierre Tendean sedang tidur di ruang belakang rumah Jenderal Nasution ketika suara tembakan dan keributan membuat Pierre Tendean terbangun dan bergegas kedepan rumah.

Keberingasan tembakan gerombolan pasukan G30S mengenai anak perempuan Abdul Haris Nasution yaitu Ade Irma Nasution yang masih berusia lima tahun saat itu.

Nasution sendiri mulanya ingin menyelamatkan Ade Irma, namun istrinya Johanna Sunarti memaksa Nasution untuk segera menyelamatkan diri.

Pasukan cakrabirawa yang sudah kelabakan karena tidak menemukan Jenderal Nasution kemudian bertemu dengan Pierre Tendean.

"Hai saya Nasution" kata Kapten Piere Tendean, mengaku bahwa dia adalah Jenderal Abdul Haris Nasution.

kemudian Pierre Tendean diikat dan dibawa dengan truk ke lubang buaya.

Di lubang buaya Pierre Tendean bersama dengan Brigjen TNI Sutoyo dimasukkan kedalam rumah yang terletak dekat sumur tua.

Setelah disiksa secara kejam oleh anggota anggota G30SPKI Pierre Tendean dibunuh dan dimasukkan ke dalam lubang buaya bersama pimpinan TNI Angkatan Darat lainnya.

Pierre Tendean bersama keenam perwira lainnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Untuk menghargai jasa jasanya, Pierre Tendean dianugerahi gelar pahlawan revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober tahun 1965.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: YouTube PEGAWAI JALANAN

Tags

Terkini

Terpopuler