Menyedihkan 42 Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah, Salah Satunya Bahasa Lolak Bolmong

25 April 2023, 14:51 WIB
Menyedihkan 42 Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah, Salah Satunya Bahasa Lolak Bolmong /Tangkap Layar Instagram bahasadaerahnusantara/

TERAS GORONTALO - Indonesia diberkahi oleh beragam suku agama dan bahasa, sayangnya tidak semua terawat dengan baik.

Sejumlah agama lokal kini mulai menghilang sementara bahasa daerah semakin dilupakan seiring terjadinya globalisasi.

Beberapa bahasa daerah bahkan sudah punah karena tak pernah dilestarikan.

Menurut data yang disampaikan oleh jurnal masyarakat dan budaya sebagaimana dikutip dari Etnolog Lenguages of The World 2005 Indonesia memiliki kekayaan 742 bahasa daerah.

Baca Juga: Harga Dan Spesifikasi Mobil All New Daihatsu Terios Yang Siap Mengganas di Tahun 2023

Dari jumlah tersebut sebagian sudah mengalami kepunahan seiring makin minimnya penutur.

Bahkan baru-baru ini sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah berdasarkan catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud sejak 2017.

Provinsi Maluku menjadi daerah yang paling banyak kehilangan bahasa daerah yaitu sebanyak 9 bahasa 2 bahasa lainnya berasal dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.

Adapun 11 bahasa daerah yang baru saja punah di Indonesia yaitu bahasa tandiyah Papua Barat bahasa sama Papua Barat, bahasa ke jelly atau Kyle, bahasa Piru Maluku , bahasa Monks Ela Maluku, bahasa Palu mata Maluku , bahasa Ternate North Maluku Utara, bahasa Hukum Ina blogku, bahasa hoti Maluku, bahasa Serua Maluku , dan bahasa Nila Maluku.

Terjadinya hal ini karena sudah kehilangan penuturnya di mana bahasa-bahasa tersebut hanya dipakai oleh mereka yang berlanjut usia sedangkan anak cucu mereka sudah tidak tahu lagi.

Baca Juga: Bolehkah Minum Berdiri Dalam Islam? Ini Penjalasan Syekh Ali Jaber

Tak hanya Indonesia bahkan UNESCO memperkirakan sekitar 3000 bahasa lokal atau bahasa daerah dari berbagai negara akan punah di akhir abad ini.

Status terancam punah mengartikan semua penutur bahasa berusia 20 tahun keatas dan jumlahnya sedikit, sementara generasi tua tidak berbicara dalam bahasa daerah kepada anak-anak, atau diantara mereka sendiri.

Kajian itu dilakukan melalui pengamatan terhadap penggunaan atau penutur bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di perkantoran, di sekolah-sekolah , di pusat-pusat kegiatan ekonomi , pada kegiatan ritual tradisi budaya dan kegiatan agama.

Berikut ini bahasa daerah yang berstatus terancam punah yang dilansir dari channel YouTube Angka dan Data.

Baca Juga: Inilah 10 Arti Mimpi Pertanda Dibanjiri Rezeki dalam Waktu Dekat

Provinsi Jambi 

Provinsi Jambi akan mengalami satu kepunahan bahasa daerah yaitu bahasa daerah bajau tungkal.

Bahasa bajau tungkal penuturnya berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi 2011.

Provinsi Sumatera Selatan

Salah satu bahasa daerah di Provinsi Sumatera Selatan terancam punah yaitu bahasa lematang.

Di beberapa desa dari delapan Kabupaten/Kota Sumatera Selatan yaitu Penukal Abab Lematang Ilir Ogan, Komering Ilir Ogan Ilir l, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering, Ulu Selatan Lahat , Muara Enim dan Banyuasin .

Pulau Jawa

Khususnya Provinsi DKI Jakarta , Provinsi Jawa Barat , Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur, ada satu bahasa daerah yang akan punah atau terancam punah di Pulau Jawa yaitu bahasa petjo atau bahasa campuran Belanda Jawa.

Bahasa petjo penutur dari bahasa ini sebagian berada di Kota Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Provinsi Kalimantan Utara 

Provinsi yang baru saja dimekarkan dari Provinsi Kalimantan Timur atau menjadi provinsi termuda di Indonesia ini memiliki satu bahasa daerah yang terancam punah.

Yaitu bahasa length elo di mana penuturnya berada di Kabupaten Nunukan.

Provinsi Sulawesi Barat 

Provinsi Sulawesi Barat memiliki satu bahasa daerah terancam punah yaitu bahasa mandar, penuturnya berasal dari Kabupaten Mamuju Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Polewali Mandar, dan Kabupaten Majene.

Provinsi Sulawesi Selatan 

Bergeser ke provinsi Tetangga dari Provinsi Sulawesi Barat yaitu Provinsi Sulawesi Selatan.

Di provinsi ini terdapat satu bahasa daerah yang akan terancam punah yaitu bahasa konjo penutur dari bahasa konjo ini tersebar di Kabupaten Bone , Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai.

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat satu bahasa daerah yang akan terancam punah bahkan tidak hanya terancam punah tapi berstatus sangat terancam atau kritis yaitu bahasa reta.

Penutur dari bahasa reta ini berada di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.

Provinsi Maluku Utara 

Provinsi yang terletak di timur Indonesia ini memiliki dua bahasa daerah yang terancam punah yaitu bahasa melayu bacaan yang terletak di Kabupaten Halmahera Selatan dan bahasa ibu.

Bahasa Ibu ini terletak di Kabupaten Halmahera Barat.

Kedua bahasa ini tidak hanya terancam punah tapi sangat terancam atau berstatus kritis.

Provinsi Papua Barat 

Provinsi yang beribukota di Manokwari ini memiliki tiga bahasa daerah atau 3 bahasa lokal yang akan terancam punah menurut Kemendikbud yaitu bahasa irarutu yang dimana penuturnya berada di Kabupaten Fakfak.

Kemudian bahasa durian kere yang tersebar di delapan Kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari di Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Tambraw, Kabupaten Maybrat dan, Kota Sorong.

Dan yang terakhir bahasa daerah yang akan terancam punah di Provinsi Papua Barat yaitu bahasa man shimbori penutur bahasa man shimbori ini berada di Kabupaten Manokwari.

Sulawesi Utara 

Provinsi yang beribukota di Manado ini memiliki lima bahasa daerahnya akan terancam punah.

Menurut data dari Kemendikbud yaitu bahasa Lolak yang terletak atau penuturnya berada di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Lolak sendiri merupakan ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow.

Kemudian bahasa ratahan dimana penuturnya berada di Minahasa Tenggara.

Kemudian ada bahasa Sangihe Talaud dimana penuturnya tersebar dua Kabupaten di wilayah Nusa Utara yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

Kemudian bahasa yang akan punah adalah bahasa Minahasa dimana penuturnya berada di Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Utara.

Terakhir bahasa ponosakan Belang dimana penuturnya berada di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Provinsi Maluku 

Provinsi yang kaya akan rempah-rempah ini memiliki tujuh bahasa daerah yang terancam.

Bahasa daerah tersebut yaitu bahasa emplawas yang terletak di Kabupaten Maluku Barat Daya. 

Kemudian bahasa kaibobo dimana penuturnya berada di Kabupaten Seram Bagian Barat. Kemudian bahasa paulo dimanapun ia berada di Pulau Seram yang mencakup Seram Bagian Barat Kabupaten Maluku Tengah dan kabupaten Seram Bagian Timur.

Kemudian ada bahasa salas penuturnya berada di Serang bagian timur ada juga bahasa hulung dimana penuturnya hidup di Kabupaten Maluku Tengah dan ada juga bahasa sama solo penuturnya juga berasal dari Kabupaten Maluku Tengah dan yang terakhir bahasa meher bahasa meher ini tidak hanya terancam punah tapi berstatus sangat terancam atau kritis penuturnya berada di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Provinsi Papua

Menurut data dari Kemendikbud bahasa yang akan punah adalah bahasa om. Penuturnya hidup di Kabupaten Merauke.

Kemudian bahasa kayu pulau dimana penuturnya berada di Kota Jayapura.

Kemudian bahasa cambra penuturnya berasal dari Kabupaten Keerom.

Kemudian bahasa query sah penuturnya berada di Kabupaten Jayapura.

Ada bahasa melap dimana sebagian besar berada di Kabupaten Jayapura

Bahasa Mori penuturnya berada di wilayah Selatan dari provinsi Papua yaitu Kabupaten Merauke.

Kemudian bahasa selanjutnya yang terancam punah di Provinsi Papua yaitu bahasa namlah dimana penuturnya berada di Kabupaten Keerom.

Kemudian ada bahasa tobati penuturnya di Kabupaten Jayapura.

Bahasa worry, penuturnya berada di Kabupaten Waropen.

Bahasa Mandar penuturnya berada di Kabupaten Sarmi, ada juga bahasa usko penuturnya berasal dari Kabupaten Keerom.

Bahasa macleod penuturnya berada di Kabupaten Merauke.

Kemudian bahasa buku penuturnya berasal dari kabupaten Sarmi, 

Bahasa dubuh, penuturnya berasal dari Kabupaten Keerom

Ada juga bahasa apothena penuturnya berasal dari tiga daerah di Provinsi Papua atau tersebar di Kabupaten Sarmi , Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Bahasa burma cop penuturnya berasal dari Kabupaten Pegunungan Bintang.

Dan yang terakhir bahasa ini tidak hanya berstatus sebagai terancam punah tapi berstatus kritis atau sangat terancam punah yaitu bahasa slavonik penuturnya berasal dari kabupaten Waropen.

Itulah 42 bahasa daerah yang terancam punah.

Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan punahnya bahasa bahasa daerah di Indonesia.

Penyebab terjadinya kepunahan bahasa antara lain dapat kita bagi ke dalam empat faktor.

Faktor yang pertama faktor ekonomi misalnya seperti kemiskinan yang terjadi di pedesaan yang memicu terjadinya urbanisasi.

Ketika sampai di kota mereka akhirnya melupakan bahasa daerah dan lebih banyak menggunakan bahasa yang umum digunakan di kota tujuan.

Faktor yang kedua yaitu faktor dominasi budaya oleh masyarakat mayoritas juga berpengaruh seperti bahasa mayoritas dan bahasa negara di dalam pendidikan dan kepustakaan yang mengakibatkan terpinggirnya bahasa daerah atau bahasa lokal.

Kemudian faktor yang ketiga yaitu faktor politik juga dinilai menjadi pemicu misal dan kebijakan pendidikan yang mengabaikan bahasa daerah serta kurangnya pengakuan atau larangan terhadap penggunaan bahasa minoritas dalam kehidupan masyarakat

Dan faktor yang terakhir yaitu faktor sikap juga dinilai berpengaruh misalnya stigma yang menganggap bahwa minoritas identik dengan kemiskinan buta huruf dan penderitaan.

Sementara bahasa mayoritas dinilai sangat lekat dengan kemajuan.

Untuk itu mari kita bersama pemerintah terus berjuang melestarikan bahasa daerah sesuai wilayah kita masing-masing.

Melalui komunikasi pembelajaran penerbitan buku kamus bahasa daerah maupun profil bahasa daerah serta sosialisasi semoga kedepan bahasa daerah yang punah semakin berkurang dapat mempertahankan keragaman bahasa di Indonesia.***

Editor: Viko Karinda

Tags

Terkini

Terpopuler