Data sejarah memberikan gambaran yang menarik pada tahun 1930, tercatat sekitar 1095 orang Yahudi di Indonesia.
Pada akhir 1930-an, jumlah ini meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 2500 orang.
Meski berkurang akibat Perang Dunia II, jumlah keturunan Yahudi di Indonesia diperkirakan mencapai 5000 orang. Mereka tersebar di berbagai kota, seperti Surabaya.
Sinagog di Surabaya
Surabaya, pada awal abad ke-20, menjadi tempat ideal bagi imigran Yahudi. Pada tahun 1923, komunitas Yahudi Irak mendirikan sinagog yang bertahan selama puluhan tahun.
Namun, kesulitan muncul saat Perang Sinai pada tahun 1956, yang mengakibatkan ketidakamanan bagi warga Yahudi dan berkurangnya komunitas di Surabaya.
Keberadaan Sinagog Manado
Kisah serupa terjadi di Manado, di mana komunitas Yahudi Ortodoks tetap berpegang pada prinsip darah keturunan. Sinagog Shaar Hashamayim yang diresmikan pada tahun 2004 menjadi pusat bagi komunitas Yahudi di Indonesia.
Namun, tantangan masih muncul dalam menjaga tradisi dan kepercayaan di tengah masyarakat yang beragam.
Di Jakarta, komunitas United Indonesia muncul sebagai tempat berkumpul dan belajar bagi keturunan Yahudi.