TERAS GORONTALO - Penelitian terbaru menemukan perempuan berpeluang dua kali lebih tinggi meninggal dunia setahun setelah menderita serangan jantung dibanding laki-laki.
Penyebabnya, seperti terungkap dalam studi selama 10 tahun oleh ilmuwan Inggris dan Swedia.
Dalam studi itu, menyebut bahawa perempuan tidak mendapat layanan pengobatan yang sama dengan pria.
Baca Juga: Benarkah Orang Indonesia Paling Malas Berjalan Kaki? ini Hasil Penelitiannya
Hal ini sebagaimana dilansir terasgorontalo.com dari p2ptm.go.id, pada Selasa, 31 Agustus 2021.
Tingkat keselamatan perempuan penderita jantung akan meningkat dramatis jika mendapat perawatan seperti bypass, operasi, dan obat statin.
Salah seorang peneliti, Profesor Chris Gale, mengatakan perlu perubahan persepsi bahwa serangan jantung hanya menimpa kelompok tertentu.
Seperti pria setengah baya yang kelebihan berat badan, penderita diabetes, dan perokok.