Marshel Widianto Pernah Jadi Kurir Narkoba, Kini Terbawa-bawa Kasus Dea OnlyFans

14 April 2022, 12:45 WIB
Stand Up Komedi atau Komika, Marshel Widianto. /YouTube Intens Investigasi/

TERAS GORONTALO - Marshel Widianto kini jadi sorotan publik gegara tersandung kasus konten video asusila Dea OnlyFans.

Meski begitu, Marshel Widianto tetap tegar dalam menghadapi kasus konten video asusila Dea OnlyFans.

Terlihat, saat awak media menanyakan soal konten video asusila Dea OnlyFans ke Marshel Widianto, dia menjawab seakan tanpa beban.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Si Kutu Buku, Marshel Widianto, sempat menghebohkan publik, konten video asusila Dea OnlyFans berasal dari keluarga sederhana.

Ibu Marshel Widianto, bekerja pemulung untuk membangun ekonomi keluarga.

Pada masa sulitnya, Marshel Widianto bercerita, hanya tinggal rumah petakan dan keluarganya memakan satu mie instan dan telur dibagi dengan ketiga adiknya juga kedua orang tuanya.

Diceritakannya, dalam satu porsi mie instan tersebut ayah Marshel Widianto dan adiknya mendapatkan bagian mie. Ibunya kuning telur dan Marshel Widianto mendapatkan busa putih telur saat airnya mendidih di panci.

Saat masih kecil, Marsel Widianto tidak sengaja menjadi kurir narkoba. Momen itu terjadi ketika Marshel Widianto berusia lima tahun.

Marshel Widianto mengaku, dirinya menjadi korban narkoba saat berumur lima tahun. Modusnya, penjual narkoba meminta para anak kecil untuk mengantar bedak buat main karambol padahal itu adalah sabu.

Saat itu, Marshel Widianto dan anak kecil lainnya diimingi hadiah oleh para penjual narkoba.

Marshel Widianto mengaku, dirinya sempat diberikan tamiya oleh penjual narkoba setelah tiga kali pengiriman dalam tiga hari.

Marshel Widianto baru sadar, para penjual narkoba mejadikan dirinya sebagai kurir narkoba ketika umurnya sudah menginjak 13 tahun.

Setelah itu, Marshel Widianto bercerita, dirinya menjadi ojek wanita penghibur. Jadi Marsel Widianto bertugas untuk menjemput wanita tersebut dari tempat kos ke club hiburan malam.

Ketika jam 3 pagi Marshel Widianto mengantar wanita penghibut pulang ke kos mereka.

Sebelum menjadi komika sukses Marshel Widianto juga menjadi penonton bayaran di sebuah acara statsiun televisi, saat dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas.

Ternyata, menjadi penonton bayaran tidaklah mudah. Ada suka dukanya selama Marshel Widianto menjalani profesi tersebut.

Marshel Widianto bercerita, dirinya harus sudah ada di studio untuk acara sekira pukul 05.30 pagi karena akan diabsen.

Kalau tidak, maka Marshel Widianto tidak akan dibayar. Selain itu, penampilannya tidak boleh kucel dan harus tetap bersemangat.

Marshel Widianto menuturkan, sebagai penonton bayaran ada klasifikasinya. Untuk penonton bagian depan biasanya dipilih ganteng dan cantik dibayar Rp150 ribu.

Sedangkan di bagian tengah dibayar Rp50 ribu, dan Marshel Widianto berada paling belakang mendapatkan bayaran Rp19 ribu setelah dipotong biaya agency.

Tugas Marshel Widianto dan penonton lainnya untuk meramaikan suasana dengan teriakan, tepuk tangan dan tertawa.

Honornya boleh dibilang cukup kecil. Apalagi Marshel Widianto juga tidak mendapatkan makanan dari penyelenggara.

Marshel Widianto mengaku, hanya makan sekali dalam sehari ditambah obat maag untuk mengganjal rasa lapar.

Dalam sehari Marsel Widianto, bisa menonton 3 sampai 4 acara sekaligus. Hal ini membuatnya tidak sempat pulang ke rumah.

Marshel Widianto seringkali tidur di masjid dan tempat pengisian bensin. Marshel Widianto pun sampai berdoa sampai kapan hidup akan seperti ini.

Hingga akhirnya doa Marshel Widianto terjawab untuk bisa hidup lebih baik di stand up comedy.

Peluang ini muncul muncuk kepada Marshel Widianto saat penonton diberi kesempatan untuk melucu di atas panggung di sela jedah acara.

Tanpa persiapan apapun Marshel Widianto berusahaa untuk melucu, tidak disangka responnya cukup posisitif.

Pihak penyelenggara menyarankan Marshel Widianto, untuk ikut komunitas stand up comedy academy agar kemampuannya bisa terasa.

Marshel Widianto pun ikut komunitas Jakarta Utara, dan selama dua tahun terus belajar. Hingga ahirnya Marsel Widianto bisa masuk 20 besar stand up comedy academy season 3.

Perjalanan karir Marsel Widhianto berlanjut. Saat itu, Marshel Widianto menjadi assiten komika Adjis Doaibu.

Bagi Marshel Widianto Adjis merupakan orang yang berjasa dalam karinya dunia hiburan. Beebarapa pekerjaan syuting yang awalnya dikerjakan oleh Adjis ternyata pekerjaan itu sekarang dijalani oleh Marshel Widianto.

Marshel Widianto mengaku, karena dirinya lucu namun harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan Adjis.

Ada sebuah momen membuat karir Marshel Widianto melejit. Momen itu saat Marshel Widianto tampil di acara Wow Banget yang dipandu oleh Atta Halilintar.

Marshel Widianto diminta meroasting Wijaya Saputra atau dikenal nama Wijin yang merupakan kekasih Gisel.

Saat itu, tanpa persiapan, Marshel Widianto spontan saja menggunakan materi di kepalanya. Ternyata roastingnya lucu.

Marshel Widianto langsung kebanjiran tawaran pekerjaan. Diundang ke OVJ dan sebagainya. Dari situ banyak orang mengenal Marshel Widianto sebagai komika yang lucu.

Padahal sebelumnya, Marshel Widianto pernah main film, menjadi finalis stand up comedy academy namun belum booming.

Marshel Widianto boleh dibilang merupakan salah satu komika sukses masa kini. Dalam waktu lima tahun dirinya berhasil membeli rumah dan mobil.

Ini merupakan buah manis berkat kerja keras dan doa selama ini dijalani oleh Marshel Widianto. Marshel Widianto bercerita soal perjuangan keras dan doa selama ini dijalani yang penuh tantangan berkarir.

Marshel Widianto merasakan banyak hal sepeti diremehkan orang hingga waktu tidur tak menentu demi mengejar impian.

Motivasi utama Marshel Widianto dalam bekerja adalah keluarga. Marshel Widianto ingin menaikkan taraf ekonomi keluarganya.

Bagi Marshel Widianto, untuk bisa sukses kuncinya adalah ikhlas dalam menjalani semua yang ada di dalam hidup.

Marshel Widianto mencontohkan, dalam stand up comedy sebelum buat materi ada namanya premis. Premis berasal dari keresahan. Ketika kita jujur dari keresahan yang kita hadapi maka hasilnya akan baik.

Dalam membawakan materi komedi Marshel Widianto harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Ini yang selalu dilakukan Marshel Widianto. Sebelum materi tersebut dibawakan, Marshel Widhianto akan mengetesnya terlebih dahulu.

Pernah ada suatu kejadian ketika Marshel Widianto membawakan materi soal kemiskinan. Banyak orang mencibir seolah-olah hanya Marshel Widianto saja yang miskin.

Namun Marshel Widianto berhasil mengubah materi di bagian depannya, agar bisa mewakili orang yang hidupnya sulit tapi bisa keluar dari kemiskinan berkat komedi.

Hal inilah yang membuat Marshel Widianto dikenal sebagai komika yang sering menertawakan kemiskinan dan fisiknya sendiri.

Di balik penampilan ceria Marshel Widianto. Dirinya mengaku, minder karena merasa wajahnya kurang ganteng.

Bahkan Marshel Widianto mengaku, tidak masalah apabila pasangannya kelak hanya melihat dia dari segi materi saja.

Yang terbaru, Marshel Widianto menjadi brand ambassador dari produk kecantikan MS Glow for Men.
Wajah Marshel Widianto terpampang di Times Square New York. Ini merupakan sesuatu tidak disangka oleh banyak orang.

Sebagian orang menghujat karena Marshel Widianto tidak cocok untuk jadi bintang iklan kecantikan. Maklum saja, standar ganteng atau cantik masih pada kriteria tertentu.

Namun banyak juga mengapresiasi. Karena bagi MS Glow sendir dijadikannya Marshel Widianto sebagai brand ambassador merupakan bagian dari kampanye agar masyarakat menjadi percaya diri lebih bersyukur dan menjadi diri sendiri.

Marshel Widianto sangat bahagia atas kesempatan tersebut. Marshel Widianto ingin membuktikan kalau mimpi bisa diwujudkan dan tidak tenggelam kerena masa lalunya yang kelam.

Kini, Marshel Widianto juga menciptakan wadah bagi anak yang nasibnya seperti dirinya dulu sebagai anak jalanan.

Wadah itu diberi nama KKB (kanan kiri berkah). Marshel Widianto lalu berusaha untuk merubah pola pikir mereka dan mempersiapkan anak didik tersebut agar bisa siap apabila ada kesempatan.

Hal itu berkaca pada Marshel Widianto di masa lalu. Saat itu, Marsel Widianto lulusan SMK dan mengaku tidak bisa apa-apa dan sulit untuk menjalani hidup.

Marshel Widianto bisa sukses ketika keluar dari sitgma orang tua jaman dahulu. Kalau ingin anaknya bekerja kantoran pakai kemeja dan dasi rapih.

Bagi Marshel Widianto menjadi pegawai kantoran bukanlah jalan hidupnya. Hingga Marshel Widianto menjadi penonton bayaran dan bertemu stand up comedy yang mengubah nasib sebagai komika sukses.


Jangan pernah letih dalam mengejar mimpi. Kadang kamu hanya bertemu kesempatan yang mampu mengubah hidup seperti kisah inspiratif Marshel Widianto. ***

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler