Terungkap, Icon 'I am Amurang' di Minsel Diduga Amblas bukan Karena Abrasi Laut, Berikut Penjelasannya

16 Juni 2022, 18:45 WIB
Terungkap, Icon “I am Amurang” di Minsel Diduga Amblas bukan Karena Abrasi Laut, Berikut Penjelasannya /

 

TERAS GORONTALO – Provinsi Sulawesi Utara dirundung duka akibat musibah yang terjadi di daerah Amurang, Minahasa Selatan (Minsel).

Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 15 Juni 2022, pukul 14.00 WITA, dimana jembatan Boulevard Amurang, Minsel, diduga ambruk akibat abrasi laut.

Belum diketahui adanya korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, ambruknya jembatan yang sudah menjadi ikon wisata lokal ini, juga diikuti dengan rusaknya sejumlah rumah warga, penginapan, pepohonan dan lampu jalan.

Ikon wisata lokal “I am Amurang” ini terletak di perbatasan kelurahan Bitung dan Uwuran.

Baca Juga: One Piece Chapter 1053, Kenapa Buggy Jadi Yonkou? Ternyata ini yang Membuat Sang Badut tidak Bisa Diremehkan

Dalam video yang diunggah oleh channel YouTube Here’s TV, diketahui bahwa lebih dari seratus meter jalan juga ikut amblas akibat abrasi laut ini.

Saat berita ini diturunkan, hashtag "Pray for Amurang" menjadi tren hangat di media sosial seperti Instagram dan Twitter.

Lantas, apa itu abrasi laut?

Apakah benar ambruknya jembatan di Amurang, Minsel akibat dari abrasi laut?

Dalam sebuah video yang diunggah di channel YouTube Here’s TV, diketahui bahwa ada pendapat dari ahli lingkungan setempat yang mengatakan jika kejadian tersebut bukan karena abrasi laut.

Baca Juga: Terbongkar Motif Pembunuhan Artis Thailand Tangmo Nida Diselidiki oleh Kementrian Kehakiman

Abrasi atau erosi pantai ini adalah proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut atau pasang surut arus laut yang bersifat merusak.

Namun demikian, pada kasus yang terjadi di Amurang, Minsel ini ternyata berbeda dari abrasi karena kejadiannya sangat cepat.

Dilansir dari Channel YouTube Here’s TV, Guru Besar Bidang Konservasi Tanah dan Air, Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof. Dr. Zetly E. Tamod, SP, MSi, menduga bahwa sudah terjadi kekosongan di bawah tanah yang menjadi pondasi jembatan tersebut.

“Yang terlihat justru amblas. Sepertinya sudah terjadi kekosongan di bawah,” ungkapnya.

Baca Juga: Cerpen: Kisah Mesin Tik Tua yang Jatuh Cinta Kepada Pemiliknya

Prof Zetly menduga bahwa ini diakibatkan oleh pertemuan antara arus sungai dengan laut, yang terus-terusan menggerus wilayah pesisir pantai.

“Tapi sekali lagi ini hanya dugaan dan perlu dikaji kembali. Jadi, meskipun airnya terlihat tenang, tapi sebenarnya ada gerakan arus kuat di bawah. Itu kemungkinan pertama,” ucapnya.

Dugaan lainnya adalah akibat gempa yang meskipun tidak terlalu terasa, namun ada guncangan dengan skala besar di waktu yang bersamaan.

“Gempa-gempa kecil yang terjadi beberapa kali, berpotensi membuat longsor di bawah tanah. Apalagi Amurang merupakan wilayah patahan. Ini bisa menjadi tanda awas bagi masyarakat dan pemerintah,” ungkap Prof Zetly.

Baca Juga: Viral Guru Ajari Murid SD Joged ala India, Netizen Sebut Lahirkan Generasi TikTok

Prof Zetly juga menghimbau agar pemerintah setempat melarang aktifitas penambangan pasir di area sekitar bencana. Karena praktik tersebut juga bisa menjadi pemicu terjadinya amblasan.

Total kerugian sementara yang berhasil dihimpun Teras Gorontalo dari Here’s TV adalah sekitar 20 rumah penduduk rusak, 5 cottage, 1 restoran, 10 perahu, 1 jembatan, dan 1 rumah kopi.

Tanggap darurat 14 hari telah diberlakukan oleh Pemkab Minsel dan para warga yang terdampak bencana sudah diungsikan ke beberapa titik.***

Editor: Viko Karinda

Tags

Terkini

Terpopuler