YouTuber Ini Ungkap Petunjuk Emas Kematian Brigadir J, Benarkah Saling Baku Tembak,?

23 Juli 2022, 09:00 WIB
YouTuber Ini Ungkap Petunjuk Emas Kematian Brigadir J, Benarkah Saling Baku Tembak,? /YouTube Anjas di Thailand/

TERAS GORONTALO- Seorang YouTuber dengan nama channel Anjas Di Thailand mengungkap petunjuk emas kematian Brigadir J.

Anjas mengatakan bahwa masih ada kejanggalan dalam kematian Brigadir J yang belum terungkap di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

Petunjuk emas kematian Brigadir J yang diungkapkan oleh Anjas itu meliputi perilaku Polisi pada keluarganya.

Hal itu menurutnya tentu menjadi petunjuk emas yang akan membuka misteri kematian Brigadir J.

Baca Juga: Polri Kantongi HP Brigadir J untuk Diperiksa, Rekaman Percakapan Jadi Kunci?, Jawaban Presiden Jokowi

Bahkan Anjas mengatakan bahwa masih ada kecurigaan apakah benar kejadian di rumah Irjen Ferdy Sambo itu adalah aksi baku tembak atau bukan.

Menurutnya kematian Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo sampai sekarang masih menjadi tanda tanya besar.

Sebab ada spekulasi yang mengatakan bahwa Brigadir J pada saat itu hanya ditembaki dan bukan saling baku tembak.

Anjas mengatakan bahwa ada alat bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan apakah salah satu tuduhan kepada Brigadir J itu benar atau tidak.

Baca Juga: Deretan Top Skor Sepanjang Masa Piala Dunia, Just Fontaine Pencetak Semua Gol Prancis di PD 1958

Apakah benar korban telah melakukan pelecehan kepada sang istri dari Kadiv Propam tersebut,?

Ataukah benar saat kejadian Irjen Ferdy Sambo sedang tidak berada di rumah dan sedang melakukan Tes PCR di luar rumah,?

Atau bahkan apakah benar ada rekaman CCTV yang menunjukan Brigadir J semat masuk kedalam kamar sang istri dari Irjen Ferdy Sambo,?

Itu semua adalah beberapa peristiwa yang saat ini sedang ditindaklanjuti tidak hanya dari keterangan saksi namun juga dari bukti yang ada di lokasi kejadian.

Dalam videonya Anjas lebis spesifik membahas tentang beberapa video dari keluarga korban yang sempat menarik banyak simpati dari masyarakat Indonesia.

Video tersebut adalah rekaman yang menunjukan bagaimana pihak Polisi melarang pihak keluarga untuk membuka peti dan melihat jenazah sang korban.

Baca Juga: Viral Karena Dugaan Keterkaitan dengan Ferdy Sambo, AKP Rita Yuliana Ternyata Pernah Harus Mengubur Cita-cita

Menurut Anjas keinginan keluarga itu harusnya tidak dapat dibatasi karena pihak keluarga yang sangat membanggakan Brigadir J tentu sangat menginginkan untuk melihat jenazah korban.

Apalagi sang korban adalah seorang anak yang sangat dibanggakan oleh keluarga karena ditugaskan di Mabes Polri namun sayangnya saat ini pulang dengan kondisi yang tidak diinginkan.

Anjas mengatakan bahwa dalam rekaman video tersebut ada beberapa kalimat yang tidak seharusnya diucapkan oleh pihak Polisi karena erat kaitannya dengan rasa empati kepada keluarga yang tengah berduka.

Semisal saat salah satu anggota Polisi menjelaskan bahwa jenazah sang korban telah diotopsi dan sebaiknya menunggu hasilnya saja, sebab jikapun keluarga melihat saat ini juga tidak ada gunanya lagi.

Begitupun dengan kalimat yang mengatakan bahwa jika masih kurang puas dan ingin mengetahui tentang kondisi jenazah bisa langsung mencari tahu ke Jakarta.

Tentunya menurut anjas itu adalah kalimat yang kurang pantas diucapkan di tengah keluarga yang sedang berduka.

Bahkan menurutnya, pada saat itu tidak hanya larangan membuka peti jenazah, juga sempat ada oknum Polisi yang melarang Tante dari korban untuk merekam kejadian tersebut.

Sehingga memang benar bahwa pada saat itu keluarga dilarang untuk membuka peti dan melihat kondisi korban oleh salah satu oknum Polisi.

Anjas mengatakan bahwa seharusnya tidak mengapa untuk memperbolehkan mereka membuka dan melihat langsung kondisi jenazah Brigadir J pada saat itu.

Baca Juga: Mimpi Hamil Tapi Belum Menikah? Ini Artinya...

Sebab terlihat dalam video, pihak keluarga telah menggunakan sarung tangan dan itu tidak akan banyak berpengaruh pada otopsi yang kedua jika akan dilakukan.

Tentunya hal itu tidak akan menambah sidik jari pada tubuh korban jika diperkenankan untuk membuka dan melita isi peti pada saat itu.

Sehingga berbagai spekulasi yang mengatakan bahwa kemungkinan ada hal yang sengaja ditutupi oleh pihak Polisi dalam kematian Brigadir J ini semakin menguat dari video semacam ini.

Adik dari Brigadir J dalam video itu mengatakan bahwa dia juga tidak diijinkan untuk melihat kondisi jenazah kakaknya.

Padahal sang adik juga ikut membawa jenazah kakaknya ke Jambi pada saat itu.

Sang ibu juga pada saat itu memohon dengan mengatakan bahwa ijinkan dia melihat anaknya seperti saat dia melihat anaknya dilahirkan dan bagaimana kondisinya setelah hidupnya berakhir.

Namun permohonan sang ibu itu juga tetap tidak dipenuhi walaupun keluarga sudah sangat memohon.

Disisi lain Anjas juga mengatakan bahwa dirinya paham bagaimana kondisi Polisi yang saat itu hanya menjalankan tugas dan perintah dari atasannya.

Anjas mengatakan bahwa meskipun apa yang dituduhkan kepada Brigadir J itu benar namun tidak seharusnya pihak keluarga dilarang membuka peti dan melihat kondisi jenazahnya.

Baca Juga: Video Viral Rekaman Keluarga Brigadir J, Benarkah Peti Jenazah Dilarang Dibuka?

Begitupun dengan pernyataan Kadiv Humas yang mengatakan bahwa belum ada kepastian akan dilakukan Otopsi yang kedua karena hasil otopsi yang pertama saja belum dilakukan.

Namun setelah banyak perdebatan dan hal tentang kondisi jenazah Brigadir J ini viral, pihak Polisi telah mengijinkan untuk dilakukan Otopsi yang kedua sembari menunggu hasil otopsi yang pertama.

Kemudian dengan CCTV di lokasi kejadian yang dinyatakan sudah tidak ada kemudian ada lagi setelah kasus ini viral dan menjadi perbincangan banyak orang.

Tentu semua Hal ini menurut Anjas telah membuka petunjuk emas sekaligus spekulasi di kalangan masyarakat bahwa sebenarnya ada hal yang tidak wajar pada kematian Brigadir J.

Apalagi Kapolri sudah menonaktifkan 4 Pejabat Polisi yang berkaitan dengan kasus tewasnya Brigadir J ini.***



Editor: Viko Karinda

Sumber: Youtube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler