TERAS GORONTALO - Viral video eks polwan membongkar keburukan oknum polisi dalam menangani kasus.
Video eks polwan itu viral di tengah masyarakat masih dihebohkan dengan kasus kematian Brigadir J.
Terinfromasi, eks polwan yang viral di tengah berjalannya kasus kematian Brigadir J itu bernama Yuni Utami.
Eks polwan Yuni Utami itu mengaku ada peritiwa yang menyedihkan sehingga ia harus menyampaikan kebenaran di publik.
Lantas apa sebenarnya yang terjadi dengan Yuni Utami eks polwan tersebut?
Dalam tayangan video yang viral di tiktok yang diunggah akun expolwanviral5 itu, eks polwan Yuni Utami menceritakan bagaimana dirinya dipecat dari instusi polri.
Namun, yang menghebohkan warganet, eks polwan Yuni Utami, membantah bahwa dirinya dipecat karena ada kesalahan yang disengaja.
Eks polwan Yuni Utami mengungkapkan, dirinya dipecat pada tahun 2014 silam.
Yuni Utami eks polwan itu mengatakan ia adalah anak dari tukang rongsokan.
Menjadi Polisi merupakan hal yang sudah menjadi cita-citanya.
Namun, nasib telah membawanya sampai pada pemecatan.
Terungkap dalam tayangan video eks polwan Yuni Utami itu, bahwa dirinya dipecat berwal dari kasus yang dia tangani.
Kasus yang ditangani eks polwan Yuni Utami itu kasus pemerkosaan.
Di tengah berjalannya kasus pemerkosaan yang eks polwan Yuni Utami tangani itu, ada oknum yang memerintahkan dirinya untuk membebaskan tersangka kasus pemerkosaan.
Eks polwan Yuni Utami menuturkan, alasan oknum itu memerintahkannya membebaskan tersangka kasus pemerkosaan itu karena, tersangka orang kaya dan mempunyai bekingan perwira.
Namun, eks polwan Yuni Utami secara tegas menolak apa yang diperintahkan oleh oknum yang ingin tersangka kasus pemerkosaan dibebaskan.
Dikatakan eks polwan Yuni Utami, dari penolakan itu, ia mendapatkan ancaman, hingga ia dimutasi ke polres.
Dan pada akhirnya, kasus pemerkosaan itu ditangani oleh oknum yang memerintahkannya.
Eks polwan Yuni Utami mengatakan, terkait masalah yang dirinya hadapi, sudah dilaporkan ke Polda, tapi tidak mendapat respon yang baik.
Berikut ungkapan eks polwan Yuni Utami yang disampaikan dalam video diunggah di tiktok akun expolwanviral5 dikutip terasgorontalo pada Senin 29 Agustus 2022.
"Saya Yuni Utami mantan polwan Polda Sulteng yang dipecat tahun 2014 karena tidak masuk kantor atau desersi selama dua tahun."
"Saya hanya anak tukang rongsokan, saya bisa lulus polwan setelah dua kali mendaftar, dan polisi adalah cita-cita saya sejak kecil."
"Apakah mungkin hanya karena saya dimutasi menjadi lantas polres sampai saya menghancurkan kebahagiaan keluarga saya?."
"Apakah mungkin hanya kerena saya dimutasi menjadi lantas polres sampai saya menghancurkan masa depan saya sendiri?."
"Dan apakah mungkin hanya karena saya dimutasi jadi lantas polres sampai saya tidak mau masuk kantor selama dua tahun?."
"Secara tegas saya menjawab itu sangat tidak mungkin.
memangnya ada apa satlantas sampai saya tidak mau dimutasi menjadi lantas?."
"Secara tegas saya mau katakan, kalau ini semua hanya skenario oknum, sehingga yang terlihat salah itu saya dan bukan mereka."
'Dengan tegas saya mau katakan kalau saya tidak masuk kantor selama dua tahun bukan karena saya tidak mau dimutasi menjadi lantas polres."
"Tetapi karena saya mendapat ancaman dari oknum setelah saya berani menolak perintah untuk membebaskan tersangka kasus pemerkosaan."
"Alasan saya tidak masuk kantor berawal dari kasus pemerkosaan yang terjadi di tahun 2012, dimana saya adalah penyidik kasus tersebut, dan saya mendapatkan perintah dari oknum untuk membebaskan tersangka kasus pemerkosaan dengan alasan tersangka orang kaya dan punya bekingan perwira."
"tetapi saya berani menolak perintah tersebut, sehingga saya banyak mendapat ancaman dari oknum dan saya dimutasi ke polres dan kasus pemerkosaan yang saya tangani tersebut diberikan kepada oknum yang memerintahkan saya untuk membebaskan tersangka kasus pemerkosaan tersebut."
'dan parahnya lagi saya sudah melaporkan masalah saya ini sampai ke tingkat Polda, tapi saya tidak mendapat respon yang baik dari Institusi Polri."
Hingga kini video eks polwan itu sudah banyak ditonton dan dikomentari warganet.***