Akhirnya Terungkap Cinta Segi 4 Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Brigadir J, Refly Harun 'Terpaksa Melayani'

1 September 2022, 12:45 WIB
Akhirnya Terungkap Cinta Segi 4 Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Brigadir J, Refly Harun 'Terpaksa Melayani' /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORNTALO -  Kasus pembunuhan Brigadir J sudah samapai pada tahap reka adegan rekonstruksi.

Meski begitu kasus yang melibatkan petinggi Polri berpangkat Jenderal, Ferdy Sambo belum terang.

Pasalnya, hingga kini motif pembunuhan Brigadir J belum jelas.

Motif kasus pembunuhan Brigadir J masih menjadi misteri, isu LGBT, hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir Yosua, hubungan Ferdy Sambo dan AKP Rita Yuliana menjadi dugaan dan spekulasi liar yang muncul.

Yang terbaru adanya dugaan perselingkuhan antara Om kuat alias Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi yang diungkap mantan pengancara Bharada E, Deolipa Yumara.

Menurut Deolipa Yumara, istri Ferdy Sambo dan Kuat Ma'ruf alias Om Kuat memiliki hubungan terlarang.

Bahkan, Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebut-sebut memergoki istri Ferdy Sambo dan Kuat Ma'ruf ketika keduanya tengah melakukan hubungan intim di rumah Magelang, Jawa Tengah.

"Enggak ada itu Yosua melecehkan Putri, yang ada justru Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dan Putri ketahuan making love (berhubungan intim) oleh Yosua," kata Deolipa Yumara dikutip dari YouTube TV One.

Deolipa Yumara mengungkapkan, setelah kedapatan tengah melakukan hubungan intim dengan istri Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf mengejar Brigadir J.

Putri Candrawathi yang panik lapor kepada Bripka Ricky Rizal, sementara Kuat Ma'ruf alias Om Kuat melapor ke Ferdy Sambo.

Deolipa Yumara menduga, aib inilah yang membuat motif di balik pembunuhan Brigadir J tidak diungkap ke publik.

Menanggapi hal ini, Ahli hukum tata negara Refly Harun menilai keterangan Deolipa Yumara seperti bom yang dilemparkan.

"Ibarat bom, dilemparkan oleh Deolipa Yumara ya. Kita tidak pernah mendengar soal motif hubungan Kuat dan Ibu Putri ini," kata Refly Harun melalui akun YouTubenya.

Refly Harun menilai, sekalipun Putri Candrawathi benar berselingkuh dengan Brigadir J sebagaimana keterangan Kuat Ma'ruf sebelumnya, hal itu menurutnya terjadi akibat diinisiasi oleh pihak yang lebih berkuasa.

"Kalau misalnya antara Brigadir J dan katakanlah Ibu Putri, itu tidak mungkin rasanya yang berinisiatif itu adalah Brigadir J," ujarnya.

"Kalau Brigadir J yang berinisiatif, wah kurang ngajar banget. Nah yang kemungkinan berinisiatif tentu orang yang di atasnya. Dalam konteks ini bisa jadi justru PC yang memancing untuk affair dengan Yosua. Dan Yosua karena posisinya terpaksa, terpojok, mungkin saja melayani," lanjutnya.

Meski demikian, ia tidak menampik kemungkinan bahwa Putri Candrawathi dan Kuat Maruf memiliki hubungan terlarang.

Terlebih, keduanya kerap kali bersama karena Kuat Maruf berprofesi sebagai ART sekaligus sopir keluarga Ferdy Sambo.

Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu menegaskan apabila hal ini benar, maka penting bagi keluarga untuk membersihkan nama baik Brigadir J.

"Sekarang tinggal kuncinya tentu ada di dua orang ini saja, di Kuat Maruf dan Putri Candrawathi," ujarnya.

Ia pun mempertanyakan apakah persoalan yang menyeret Putri Candrawathi ini memang sengaja ditutup-tutupi untuk menjaga marwah keluarga Ferdy Sambo dan termasuk bagian dari negosiasi.

"Maksudnya negosiasinya adalah Sambo tentu tiji tibeh, mati siji mati kabeh (mati satu mati semua). Artinya ya daripada dia terpojok dengan hukuman mati, maka dia berupaya melakukan bargaining position," tuturnya.

"Bargaining position-nya mungkin dia bargain soal kejadian Putri Sambo, istrinya yang barangkali punya affair mungkin dengan pertama Yosua, yang kedua mungkin juga Kuat Maruf, lalu dibelokkan menjadi kasus pelecehan untuk menjaga harkat dan martabat Putri, dan tentu juga dia berpikir tentang anak-anak Sambo sendiri misalnya," kata Refly Harun menambahkan.

Bargaining position lain yang mungkin dilakukan Ferdy Sambo menurut Refly Harun adalah mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu berjanji tidak akan membuka kasus-kasus lainnya di dalam institusi Polri.

Di antaranya yakni kasus KM 50, kasus uang haram, dan kasus-kasus lainnya yang berhubungan dengan Satgasus Merah Putih.

"Ini sekadar analisis, tapi kadang-kadang analisis ini walaupun sering dikritik, bukan berarti analisis itu tidak berguna untuk kemudian membuka fakta yang sesungguhnya," tegas Refly Harun.

Pernyataan Lengkap Deolipa Yumara Terkait Hubungan Om Kuat dan Putri Candrawathi

Ternyata disebutkan bukan Brigadir J yang menggendong Putri Candrawathi saat sang atasan tidur di sofa.

Tapi, Om Kuat yang gendong Putri Candrawathi saat istri Ferdy Sambo itu tidur di sofa.

Bahkan disebutkan, Brigadir J melihat semua peristiwa Om Kuat gendong Putri Candrawathi.

Hal itu semua diungkapkan, mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menduga ada hubungan spesial antara Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi.

Dugaan Deolipa Yumara itu didasarkan atas obrolannya dengan Bharada E alias Richard Eliezer yang menaruh curiga mengenai hubungan Kuat Maruf (Om Kuat) dan Putri Candrawathi.

Menurut Deolipa Yumara, Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang mengetahui rahasia Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi tersebut.

"Eliezer kan ngomong, 'saya curiga bang si Kuat ada main sama si Putri', oh pantes, Yosua dikorbanin," kata Deolipa Yumara.

"Bharada E nggak melihat langsung, tapi dia berpikir, pikiran itu disampaikan ke saya. Dugaan dia ada sesuatu yang diketahui Yosua, sehingga Yosua didiskreditkan," imbuhnya.

Deolipa Yumara menilai isu Brigadir J menggendong Putri Candrawathi tidak pernah terjadi.

Menurutnya, peristiwa yang terjadi justru Kuat Maruf (Om Kuat) diduga yang menggendong Putri Candrawathi dan dipergoki oleh Brigadir J.

"Kebalikannya, mungkin si Yosua melihat si Putri digendong sama si Kuat kan begitu, Putri digendong sama Kuat ketahuan Yosua. Karena ketahuan harus buru-buru dong membersihkan diri ke Sambo," tandasnya.

Lebih lanjut, mantan Pengacara Bharada E itu menegaskan motif pembunuhan Brigadir J bukan karena pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap Putri.

"Motif bisa aja ada dibikin. Cuma jangan sampai motifnya adalah Yosua melecehkan Putri. Nggak ada itu," ujarnya, dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews pada 29 Agustus 2022.

Deolipa Yumara menduga Kuat dan Putri ketahuan oleh Brigadir J sedang melakukan hubungan terlarang.

Menurutnya, karena Brigadir J memergoki hubungan terlarang tersebut, maka Kuat Maruf (Om Kuat) dan Putri Candrawathi mencari cara untuk membungkam Yosua.

"Yang ada Kuat dan Putri ketahuan lagi making love yakan oleh Yosua, Yosua dikejar, makanya Putri buru-buru lapor ke Ricky supaya datang, si Kuat buru-buru lapor ke Sambo," pungkasnya.

Berdasarkan pengakuan Kuat, Brigadir J tertangkap basah membopong (gendong) Putri yang sedang tertidur di sofa ruang tamu pada 4 Juli 2022.

Kuat yang memergoki Brigadir J itu pun langsung menegur dan memarahi Yosua karena dinilai lancang menyentuh Putri Candrawathi.

Tak sampai di situ, Kuat mengaku kembali melihat Brigadir J mengendap masuk ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 di Magelang pada 7 Juli 2022.

Dua peristiwa itu diduga yang memicu amarah Ferdy Sambo hingga akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.

Akhirnya Terungkap Pengakuan Terbaru Putri Candrawathi, Akui Diperintah Ferdy Sambo Pindahkan Lokasi Pelecehan

Akhirnya terungkap pegakuan terbaru Putri Candrawathi terkait pembunuhan Brigadir J.

Terungkap Putri Candrawathi mengakui diperintahkan Ferdy Sambo untuk memindahkan lokasi pelecehan seksual di Duren Tiga.

Sebagaimana diketahui, disebutkan sebelumnya hal yang membuat Ferdy Sambo murka adalah peristiwa yang terjadi di Magelang.

Sementara itu, Putri Candrawathi ngotot dirinya dilecehkan Brigadir J.

Drama pengungkapan kasus kematian Brigadir J seolah tak ada habisnya. Setelah sekian lama bungkam, Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo (FS) membuat pengakuan mengejutkan.

Pasalnya, usai bersikeras menyebut dirinya sebagai korban pelecehan dan tindak asusila di Duren Tiga, mendadak Putri mengaku itu hanya skenario lain bikinan sang suami, FS.

Pengakuan tersebut didapat dari konfirmasi Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, ketika menemui wartawan usai memeriksa PC.

"Karena dia bilang sebetulnya yang terjadi itu di Magelang. 'Saya disuruh untuk mengakui kejadian itu terjadi di Duren Tiga'," ujarnya, di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin, 29 Agustus 2022.

Dengan kata lain, Taufan mengatakan bahwa PC masih bertahan dengan laporan pelecehannya yang disangkakan pada Brigadir J.

Namun, pelecehan ini menurut keterangan Putri terjadi di Magelang, bukan di rumah dinas FS, di Duren Tiga Jakarta Selatan.

Taufan mengaku tak ingin buru-buru mempercayai perkataan Putri. Untuk itu dirinya masih akan menguji pengakuan tersebut dengan bukti juga keterangan lainnya.

Kehati-hatian ini, kata dia juga didasari karena sejumlah pihak seringkali plin-plan dan membingungkan penyidik beserta Komnas HAM dengan pernyataan yang berubah-ubah.

“(Putri) telah membuat kehebohan banyak pihak tapi ternyata orang yang bersangkutan saja mengatakan 'Saya cuman disuruh mengakui saja di Duren Tiga,' sebetulnya peristiwanya di Magelang. Nanti jangan-jangan dikejar lagi, beda lagi kan gitu," kata Taufan.

"Makanya saya kira tugas penyidik saat ini mendalami dan mencari bukti-bukti selain keterangan. Kalau itu tidak bisa, maka saya kira tidak menjadi penting lagi itu," ucapnya.

Menurut Taufan, keterangan-keterangan tidak bisa dijadikan sandaran tunggal untuk fakta, melainkan perlu didalami dan disesuaikan bukti-bukti lainnya.

Jika tak bisa dibuktikan penyidik, pernyataan-pernyataan siapapun, termasuk Putri Candrawathi sebagai saksi kunci hanya akan jadi keterangan kosong.

"Yang penting adalah membuktikan hubungan antara satu peristiwa dimana Ferdy Sambo memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengeksekusi saudara Yoshua (Brigadir J)," ujarnya lagi.

Terkait hal itu, hari ini, Selasa, 30 Agustus, akan digelar rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Lima tersangka beserta pengacara, penyidik, jaksa penuntut umum, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dan juga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan ikut hadir. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: YouTube Refly Harun YouTube TV one

Tags

Terkini

Terpopuler