Misteri Tangis Putri Candrawathi, Susi Saksikan Adegan Nyonya Jatuh di Kamar Mandi

7 September 2022, 09:00 WIB
Misteri Tangis Putri Candrawathi, Susi Saksikan Adegan Nyonya Jatuh di Kamar Mandi /Tribratanews/

TERAS GORONTALO - Rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J telah selesai dilakukan dengan totl 78 adegan yang diperagakan.

Dilakukan secara transparan oleh perintah Kapolri, rekonstruksi pembunuhan Brigadir J belum juga mampu membuka motif kasus ini.

Dugaan dan spekulasi liar terkait motif pembunuhan Brigadir J makin menjadi-jadi.

Hingga kini 6 fakta yang mulai terkuak dalam kasus kematian Brigadir J

1. Hubungan Putri Candrawathi dan Om Kuat

Yang terbaru terkait isu hubungan spesial Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi.

Dugaan hubungan terlarang Istri Ferdy Sambo dan sang sopir diungkapkan mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.

Hal itu bermula dari kecurigaan Bharada E atau Richard Eliezer, bahkan motif baru yang disampaikan Deolipa merupakan pengakuan dari Bharada E sebelumnya saat masih ajdi klien Deolipa.

Menurut Deolipa, Bharada E mengaku mencurigai adanya hubungan terlarang yang terjadi antara istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuwat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangga.

"Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuwat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa dikutip Teras Gorontalo dari tayangan Youtube TV One, Senin 29 Agustus 2022 malam.

Menurut Deolipa kecurigaan Bharada E adanya hubungan Putri Candrawathi dan Kuwat, buka tanpa dasar. Ada dugaan Putri Candrawathi berzina dengan Kuwat.

Bahkan menurut Diolipa Yumara jangan sampai motif pembunuhan adalah dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.

"Jangan sampai nantinya, motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu bohong kalau itu. Yang ada Kuwat (Om Kuat) dan Putri lagi making love, lalu ketahuan Yosua. Makanya Yosua dikejar," kata Deolipa Yumara.

Saat dipergoki Brigadir J, Om Kuat langsung menelpon Ferdy Sambo, sementara itu Putri Candrawathi menghubungi Bprika RR atau Ricky Rizal dan Bharada E yang sedang mengantar makanan ke anaknya di sekolah.

"Makanya Putri buru-buru lapor ke Ricky dan si Kuat lapor ke Sambo. Supaya ada begini-begini supaya Yosua lah pelakunya padahal dia korban," jelas Deolipa.

Menurutnya, adanya dugaan hubungan asmara antara Om Kuat dan Putri Candrawathi terjadi, karena Om Kuat sudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.

"Kuwat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuwat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.

Lanjutnya, dengan adanya pengaduan Om Kuat ke Ferdy Sambo yang menyatakan bahwa Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.

"Namanya Sambo (Ferdy Sambo) psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat (Om Kuat) dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.

Apalagi kata Deolipa, selama ini Om Kuat iri kepada Brigadir J karena lebih dipercaya oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengawal mereka.

"Sementara Kuat yang merasa orang lama di sana, ingin berkuasa dan lebih dipercaya dari Yosua," kata Deolipa.

2. 'Jangan Ribut, Selesaikan Saja'

Dilihat dari pantauan YouTube Polri TV, dalam adegan rekonstruksi kasus Brigadir J itu, terlihat Putri Candrawathi yang sedang berbaring di kamar rumah pribadinya di Magelang.

Sementara posisi Kuat Ma'ruf alias Om Kuat berada di dalam kamar sambil duduk mendengar Putri Candrawathi.

Pada degan selanjutnya dikuti Brigadir J yang masuk ke kamar istri Ferdy Sambo Tersebut.

Yang menjadi pertanyaan, apa yang disampaikan Putri Candrawathi pada Om Kuat sesuai adegan rekonstruksi tersebut?

Hal itu akhirnya dungkapkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang memang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut.

Damanik mengungkapkan, adegan Putri Candrawathi berbaring dan Om Kuat duduk itu, merupakan reka ulang kejadian yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

“Jangan ribut-ribut, selesaikan saja dengan baik-baik," kata Damanik mengungkap isi percakapan Om Kuat dan Putri, dikutip dari Pikiran Rakyat, Jumat 2 September 2022.

3. Adegan Putri yang tak Ditampilkan

Dalam rekonstruksi tersebut ada beberapa adegan yang memang tidak dilakukan.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sepakat untuk tidak melakukan beberapa adegan reka ulang saat rekonstruksi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang memang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut.

Damanik mengungkapkan ada adegan Putri Candrawathi yang terjatuh dikamar mandi yang akhrinya diputruskan tidak direka ulang.

"Peristiwa itu memang tidak direkonstruksikan", tutur Damanik.

4. Om Kuat Sembunyikan Keluarga

Om Kuat alias Kuat Ma'ruf merupakan salah satu dari kelima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Om Kuat alias Kuat Ma'ruf jadi tersangka pasca Bharada E mengubah kesaksiannya.

Dibalik senyum manisnya tersirat misteri dan rahasia besar dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Kuat Maruf santer disebut sebagai awal pembawa prahara kejadian mematikan di Duren Tiga ini.

Dikutip dari Portal Jember, diduga Kuat Maruf pernah mengintimidasi Brigadir J hingga mengancam untuk dibunuh.

Meski statusnya hanya sebagai asisten rumah tangga Ferdy Sambo yang merangkap sebagai supir pribadi Putri Candrawathi, rupaya sosok Kuat Ma'ruf bukanlah kaleng-kaleng.

Laki-laki yang diduga berusia kurang dari 50an tahun itu memiliki keistimewaan di keluarga Ferdy Sambo.

Saking istimewanya posisi Kuat Maruf dirumorkan mendapat tempat spesial di hati Putri Candrawathi.

Meski belum ada pernyataan resmi dari dua tersangka, saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J kemarin keduanya kembali disorot.

Resmi ditetapkan menjadi tersangka, Kuat Maruf dikabarkan menyembunyikan rapat-rapat keluarganya.

Diketahui Om Kuat sebutan untuk Kuat Maruf memiliki dua orang anak dari pernikahnnya yang pertama.

Laki-laki bertubuh gempal tersebut masih bungkam soal keluarganya, hingga saat ini belum diketahui pasti dimana letak keberadaan istri dan anak-anaknya.

5. Susi Dengar Putri Candrawathi Menangis

Akhirnya teurngkap Susi mendengar suara tangisan Putri Candrawathi di dalam kamar.

Alasan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf masuk ke kamar Putri Candrawathi pun terungkap.

Hal itu sempat disampaikan anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat rapat dengar pendapat pada 24 Agustus 2022.

Dikutip dari chanel YouTube DPR RI, secara lugas Sarifuddin Sudding membeberkan rangkaian peristiwa di Magelang yang diduga menjadi pemicu kemarahan Ferdy Sambo sehingga tega membunuh ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Sudding lantas membeberkan kronologi rangkaian peristiwa dari Jakarta, lalu ke Magelang dan kembali ke Jakarta hingga terjadi kasus pembunuhan pada 8 Juli 2022 lalu.

Menurut Sudding, rombongan Putri Candrawathi (PC) bersama Brigadir J, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf dan seorang asisten rumah tangga bernama Susi berangkat ke Magelang pada 2 Juli 2022.

Tujuannya ke Magelang untuk melihat anak mereka yang tengah bersekolah.

Lalu pada 4 Juli 2022, terjadi peristiwa di mana Brigadir J akan mengangkat (menggendong) Putri Candrawathi yang sedang tidur siang di sofa ke kamarnya.

Kemudian tanggal 4 Juli ada kejadian, di mana Brigadir J atau pada siang hari si PC tidur di sofa di ruang tamu, lalu kemudian datang Brigadir J ingin membopong, mengangkat PC untuk masuk ke dalam kamar.

“Melihat kejadian itu, Kuat membentak Brigadir J agar tidak melakukan itu dan tidak menyentuh Ibu, lalu kemudian mengurungkan niatnya," jelas Sudding.

Sudding melanjutkan, pada 6 Juli 2022, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang dan merayakan hari ulang tahun pernikahannya dengan PC pada malam hari. Lalu, semuanya bergabung di acara tersebut.

"Besok paginya Ferdy Sambo pulang ke Jakarta tanggal 7 Juli pagi, lalu kemudian ada kejadian pada sore hari jam 17.30 WIB (tanggal 7 Juli), menjelang magrib ini sebenarnya jadi pemicu," tutur dia.

Brigadir J masuk dalam kamar dengan mengendap-endap masuk ke kamar Putri Candrawathhi. Tapi kemudian dilihat dan ditegur oleh Kuat.

"Saat itu Brigadir J masuk ke dalam kamar Putri di lantai 2 dan keluar dari kamar dilihat oleh Kuat, mengendap-ngendap lalu kemudian ditegur. Kenapa masuk ke kamar Ibu? Kemudian lari," kata dia.

Kuat dan Susi mendengar tangisan Putri dari dalam kamar. Mereka kemudian menyarankan agar Putri bercerita ke Ferdy Sambo.

"Mendengar ada tangisan di dalam kamar PC, didengar oleh Kuat, didengar oleh Susi, lalu kemudian ingin konfirmasi apa yang sedang dialami Ibu PC pakaian acak-acakan sambil menangis," tutur Sudding.

"PC menelepon FS sambil menangis bahwa saya diperlakukan seperti ini oleh Brigadir J, ditanya lebih lanjut di Jakarta nanti saya jelaskan," kata dia.

Pada 8 Juli 2022, rombongan Putri Candrawathi termasuk Brigadir J balik dari Magelang ke Jakarta dan tiba di rumah Jalan Saguling Jakarta pada sore harinya.

Ferdy Sambo lalu mengonfirmasi peristiwa yang terjadi dan dialami Putri Candrawati di Magelang. Termasuk mengonfirmasi kepada ajudannya sehingga muncul emosi dari Ferdy Sambo.

"Tiba di rumah Saguling apa yang dialami, ternyata diceritakan apa yang dialami tanggal 7 Juli itu. FS marah hilang akal sehatnya. Diajak mereka ke Duren Tiga, di Duren Tiga terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Richard dan juga oleh Sambo," jelas Sudding.

"Dia (FS) harkat dan martabat harga dirinya sebagai seorang suami dilecehkan sedemikian rupa. Pada titik ini saya ingin mengkonfirmasi benar atau tidak tentang kronologi ini?" tanya Suding mengakhiri pemaparan kronologinya.

6. Sosok Bharatu Prayogi di Kasus Brigadir J

Peran Bharatu Prayogi terungkap setelah rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Bharatu Prayogi merupakan salah satu dari kedelapan ajudan Ferdy Sambo.

Bharatu Prayogi merupakan senior dari Bharada E sebagai yang sama-sama bertugas sebagai ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Lantas apa peran Bharatu Prayogi?

Sebelumnya, dikutip dari YouTube Uncle Wira, pada rekonstruksi tersebut akhirnya terungkap alat bukti yaitu dua belah pisau.

Pisau tersebut merupakan milik dari Om Kuat alias Kuat Ma'ruf.

Dua belah pisau tersebut awalnya dipegang oleh Kuat Ma'ruf, lalu diserahkan kepada salah satu Ajudan Ferdy Sambo yang bernama Bharatu Prayogi.

Kuat Ma'ruf menyerahkan pisau dan HT kepada salah seorang ajudan Ferdy Sambo bernama Bharatu Prayogi tersebut.

Sebagaimana diketahui, adegan menyerahkan pisau itu terungkap saat rekonstruksi pada adegan ke 74.

Saat itu KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat sedang berdiri di samping ajudan Ferdy Sambo.

Lalu terdengar seorang penyidik menyampaikan pada adegan ke 74 KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat menyerahkan pisau dan HT kepada Bharatu Prayogi.

KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat juga terlihat melakukan sesuai dengan apa yang disampaikan penyidik dengan benda yang berwarna hitam meyerupai pisau.

7. Rintihan Putri Candrawathi saat Om Kuat di Kamar, Susi Lihat Adegan Ini...

Akhirnya terungkap rintihan Putri Candrawathi yang didengar Susi hingga aksi Om Kuat alias Kuat Ma'ruf yang masuk kamar.

Susi ART Ferdy Sambo sempat melihat Om Kuat mengendong Putri Candrawathi.

Tak hanya itu, Susi bahkan mendengar rintihan Putri Candrawathi.

Sementara Bharada E baru saja membocorkan perselingkuhan Putri Candrawathi dan Om Kuat alias Kuat' Ma'ruf.

Rintihan Putri Candrawathi

Terjawab sudah terkait Brigadir J yang melakukan pelecehan seksual ke Putri Candrawathi.

Hal itu diperkuat dengan pengakuan dari ART Ferdy Sambo Susi dan Kuat Ma'ruf.

Putri Candrawathi diketahui bulat dengan pengakuannya tentang tindakan pelecehan yang dilakukan Brigadir J.

Apalagi baru-baru ini pula beredar kabar hubungan asmara yang terjalin antara dirinya dengan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf.

Menanggapi hal tersebut, Kabareskrim Polri Komjem Agus Andrianto langsung menepis kabar perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Ma'ruf.

Hal tersebut ia perkuat dengan keterangan saksi yang ada di Magelang itu, yaitu ART Ferdy Sambo Susi dan sang sopir Kuat Ma'ruf.

Susi mengaku mendengar majikannya itu merintih di kamar atas. Saat itu Susi mengaku tengah berada di tangga dekat kamar Putri Candrawathi.

Sedangkan Kuat Ma'ruf sedang merokok di bawah dan melihat Brigadir J mengendap-endap dari kamar Putri.

Kaget akan hal tersebut, Kuat Ma'ruf langsung masuk dan memeriksa keadaan Putri Candrawathi bersama dengan Susi.

"Susi mendengar PC sedang menangis, merintih atau ekspresi lain. Hal ini terkomunikasi antara S (Susi) dan KM (Kuat).

KM ada di kamar untuk memastikan kondisi PC (Putri) yang ada di kamar terduduk di depan kamar mandi dikuatkan dengan keterangan S,” ujar Komjen Agus dikutip dari Pikiran Rakyat, Senin 6 Agustus 2022.

Hal tersebut diperlihatkan pada saat rekonstruksi diadegan Kuat Ma'ruf berada di kamar Putri Candrawathi lantaran melihat Brigadir J masuk sebelumnya.

Atas kejadian itulah, Kuat Ma'ruf menyuruh untuk Putri Candrawathi menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Ferdy Sambo. Hal itu pula terlihat dalam rekonstruksi.

Om Kuat Gendong Putri Candrawathi

Isu perselingkuhan antara Putri Candrawathi dan Kuat Ma'aruf alias Om Kuat berhembus kencang.

Isu ini pertama kali diungkapkan oleh eks kuasa hukum Bharada E yakni Deolipa Yumara.

Meksi akhirnya Bareskrim Polri mengatakan jika hubungan antara Putri Candrawathi tak terbukti, namun ada satu sosok yang melihat Putri Candrawathi digendong oleh Om Kuat.

Sosok tersebut adalah Susi. Yah, Susi adalah satu dari sekian banyak asisten rumah tangga (ART) yang ada di rumah Ferdy Sambo.

Saat insiden di Magelang terjadi, Susi juga dibawa oleh Putri Candrawathi menuju Magelang.

Disana, Susi melihat jika Putri Candrawathi digendong oleh Om Kuat dari dalam kamar mandi.

Putri Candrawathi diduga menangis akibat dilecehkan oleh Brigadir J.

Om Kuat yang mendapati jika Putri Candrawathi menangis di kamar mandi lalu murka.

Usai mendapati Putri Duyung menangis, Om Kuat lalu mencari Brigadir J.

Ia bahkan membawa sebilah pisau untuk mengejar Brigadir J.

Sayangnya pertikaian keduanya lalu dihentikan oleh Putri Candrawathi.

Tak hanya itu, Susi juga sempat melihat Brigadir J marah sambil banting pintu.

Susi adalah ART yang bekerja sudah sangat lama di rumah Ferdy Sambo.

Ia sering mempersiapkan berbagai kebutuhan dari keluarga Ferdy Sambo.

Bahkan ada informasi yang mengatakan jika Putri Candrawathi sangat dekat dengan Susi.

Perannya sangat vital terutama dalam keluarga Fery Sambo.

Sebelumnya diketahui, beredar fakta baru terkait dengan kasus pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

Insiden Brigadir J yang tewas tertembak oleh Ferdy Sambo hingga kini masih banyak diperbincangkan publik.

Selain itu, kasus pembunuhan Brigadir J masih menjadi misteri.

Pasalnya, kasus kematian Brigadir J memiliki banyak spekulasi atas misteri dibunuhnya sang Ajudan.

Bahkan akhir-akhir ini juga beredar kabar jika Ferdy Sambo ajak anak buahnya nonton CCTV pembunuhan Brigadir J.

Dikutip dari SeputarTangsel.com, sebuah fakta baru terkait pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kembali terungkap.

Kali ini mengenai rekaman CCTV di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang sebelumnya sempat dinyatakan hilang.

Berdasarkan informasi yang beredar, Ferdy Sambo sempat mengajak keempat anak buahnya yaitu Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKPB Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman untuk nonton bareng (nobar) rekaman CCTV saat ia membunuh Brigadir J.

Tak sampai di situ, Ferdy Sambo juga mengancam keempatnya agar rekaman CCTV itu jangan sampai bocor.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai kasus Brigadir J sudah semakin jelas.

"Dan ini semakin jelas ya dengan adanya pengakuan mereka bahwa Ferdy Sambo seharusnya sudah tidak bisa lolos lagi dari pembunuhan berencana tersebut," kata Refly Harun.

Meski demikian, Refly Harun masih mempertanyakan sampai kapan motif pelecehan seksual akan dipertahankan.

"Untuk menjerat Ferdy Sambo sendiri sebenarnya sudah cukup kalau misalnya CCTV ada kesaksian seperti ini. Berarti kan mereka melihat sendiri proses pembunuhan itu," tuturnya.

"Jangan-jangan ya (motif) domestiknya ada, entah Kuat Ma'ruf entah siapa, tapi non domestiknya juga ada," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 6 September 2022.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu mencurigai bahwa 'black box' yang bisa mengungkap keterlibatan orang-orang besar dalam skandal Ferdy Sambo masih tertutup.

Ia juga mengatakan, Ferdy Sambo tidak mungkin membongkar kebusukan institusi Polri kepada publik.

"Harapannya adalah saksi-saksi yang sudah diberhentikan, dipecat, dan lain sebagainya yang ngomong apa adanya," kata dia.

"Jadi kenapa mereka terlibat, apakah betul hanya soal motif di Magelang, ataukah ada motif lain yang harus ditutupi," ucapnya.

Refly Harun menegaskan, meski aktivitas ilegal Ferdy Sambo tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Brigadir J, tetap saja tim audit independen perlu melihat internal Polri.

"Dari mana mereka mendapatkan uang-uang haram, dari mana mereka mendapatkan uang-uang halal dalam tanda kutip ya," tutur Refly Harun.

Sebagai informasi, aksi saling kejar antara Kuat Ma'ruf alias Om Kuat dan Brigadir J terjadi di Magelang.

Om Kuat diketahui emosi saat tahu jika Brigadir J sempat melakukan perbuatan tak senonoh kepada istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi.

Imbasnya, Om Kuat lalu mengejar Brigadir J dengan pisau dapur.

Saling kejar antara Om Kuat dan Brigadir J ini juga dilihat oleh ART lainnya yakni Susi.

Dikutip dari YouTube Dua Sisi TV One, Komnas HAM juga membenarkan aksi saling kejar dengan pisau yang dilakukan oleh Om Kuat kepada Brigadir J.

Melalui rekomendasi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Komnas HAM menuturkan jika ada pelecehan seksual bahkan rudapaksa yang dilakukan Leh Brigadir J ke atasannya.

Bahkan istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi mengakui jika dirinya mendapatkan tindakan tak pantas oleh sang ajudannya tersebut.

Pengakuan Putri Candrawathi seperti diperkuat oleh para pembantunya.

Ada Om Kuat sopir sekaligus ART keluarga Ferdy Sambo, yang sedari awal bercerita Brigadir J berhasil dia pergoki berbuat sesuatu kepada majikannya.

Selain Om Kuat, ada pula Susi.

ART yang juga diajak Putri Candrawathi ikut ke rumah Magelang memberikan kesaksian yang terkesan memojokkan Brigadir J.

Susi, seperti diceritakan Om Kuat, sempat memergoki Brigadir J marah-marah dengan cara membanting pintu rumah.

Susi juga menjadi saksi atas tindakan Kuat yang mengejar Brigadir J dengan pisau dapur.

Kata Om Kuat, Brigadir J sudah berbuat sesuatu terhadap majikannya.

Setelah kejadian itu, Putri Candrawathi menangis seorang diri di kamar mandi.

Om Kuat menjadi emosi lantaran dia memergoki Brigadir J berjalan mengendap-endap dari lantai kamar Putri Candrawathi.

Sopir yang sudah lama bekerja untuk Ferdy Sambo merasa berhak melindungi majikannya dari ancaman.

Dia mengejar Brigadir J yang berlari ke depan rumah.

Cerita Om Kuat itu disampaikan dalam sidang etik Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.

Putri Candrawathi sebelumnya melaporkan dugaan pelecehan seksual ke Polres Metro Jakarta Selatan dengan tempat kejadian perkara di Kompleks Polri Duren Tiga.

Dalam laporan tersebut yang menjadi terlapor adalah Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Namun, pada 12 Agustus 2022, laporan tersebut telah dihentikan atau SP-3 karena penyidik tidak menemukan peristiwa pidananya.

Bahkan laporan tersebut terindikasi sebagai upaya untuk menghalangi penyidikan 'obstruction of justice'.

Lalu, pada 26 Agustus 2022, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak melaporkan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo terkait fitnah ancaman pembunuhan dan dugaan pelecehan seksual.

Putri Candrawathi dan Om Kuat Diperiksa dengan Alat Pendeteksi Kebohongan

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengungkapkan bahwa 3 tersangka kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo akan menjalani pemeriksaan dengan menggunakan alat lie detector atau pendeteksi kebohongan. 3 tersangka tersebut di antaranya Bharada E atau Richard Eliezer, Bripka RR atau Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma´ruf si asisten rumah tangga.

¨Betul, namanya uji polygraph. RR dan KM. Bharada RE sudah duluan sebelum tersangka lainnya,¨ ujar Andi Rian Djajadi dikutip dari PMJ News pada Selasa 6 September 2022.

Tujuan digunakannya lie detector dalam pemeriksaan ketiga tersangka yakni untuk menguji kejujuran terkait kasus pembunuhan Brigadir J.

Andi Rian juga mengatakan bahwa alat pendeteksi kebohongan juga akan digunakan untuk Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi nantinya.

¨Hanya untuk menguji tingkat kejujuran tersangka dalam memberikan keterangan. Iya semuanya, terjadwal 2 orang per hari. Jadwalnya sampai hari Rabu," sambungnya.

Komnas HAM Wanti-wanti Ferdy Sambo dan Geng Bisa Saja Cabut BAP di Pengadilan

Ferdy Sambo dan 4 orang lain yakni Putri Candrawathi, Kuat Ma´ruf, Bripka RR dan Bharada E sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik justru mewanti-wanti karena ada kemungkinan jika Ferdy Sambo dan tersangka lainnya mencabut BAP di pengadilan.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengingatkan para penyidik untuk tidak terburu-buru merasa puas diri dan siap memenangkan dakwaan dalam kasus pembunuhan Brigadir J, pasalnya menurut Taufan Ferdy Sambo dan geng bisa saja menyiapkan manuver.

"Kecuali Bharada E itu, yang lainnya masih dalam lingkaran FS. Bayangkan kalau di pengadilan besok, mereka suruh mencabut BAP-nya. Apa enggak pusing jaksanya?" ujar Ahmad Taufan Damanik dikutip dari Pikiran Rakyat pada Senin 5 September.

Taufan kemudian membuat skenario kemungkinan yang akan dilakukan oleh Ferdy Sambo dan 3 tersangka lainnya, Putri Candrawathi, Kuat Ma´ruf dan Bripka RR.

Dia juga membahas soal kasus Jessica pelaku pembunuhan dengan kopi sianida.

¨Katanya, 'Kami waktu itu terpaksa Pak Hakim, karena itu kami buat pengakuan sekarang, kami tarik. Pusing enggak jaksanya? Itu sudah saya sampaikan ke penyidik, hati-hati, jangan berpuas diri seolah siap memenangkan dakwaan. Belum tentu, ingat kasus Jessica," katanya lagi.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kembali membeberkan sejumlah kasus yang pernah terjadi sebelumnya seperti kasus Marsinah yang terjadi pada tahun 1993. Tak hanya itu, dia juga menyinggung soal pembunuhan Munir.

¨Saya kasih lagi, dulu kasus Marsinah, tujuh saksi itu adalah sekaligus terdakwa, saksi apa itu mahkota ya. Di pengadilan mereka saling membatalkan semua kesaksian, tujuh-tujuhnya dibebaskan hakim,¨ ungkap Taufan.

¨Jangan lupa Muchdi Pr ya. Pollycarpus dihukum, Direktur Garuda dihukum, pramugari dihukum tapi Muchdi Pr dibebaskan. Kenapa? Karena tidak ada satu alat bukti yang kuat ketika di pengadilan," sambungnya.

Oleh karenanya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengingatkan kembali untuk mewaspadai manuver yang mungkin dilakukan Ferdy Sambo cs, walaupun masyarakat Indonesia tampaknya sudah yakin Sambo akan berakhir dengan hukuman yang setimpal.

¨Memang pada akhirnya nanti. Hakim kan wakil Tuhan istilahnya ya. Tapi orang-orang kan yakin banget Sambo tuh, cuma saya bilang hati-hati karena Sambo bukan orang sembarangan," kata Taufan.

Ketua LPSK Tutup Mulut Soal Kesaksian Bharada E Tentang Motif Ferdy Sambo

Hasto Atmojo selaku ketua LPSK mengungkapkan bahwa Bharada E salah satu tersangka pembunuhan Brigadir J telah memberikan keterangan soal motif Ferdy Sambo menghabisi ajudannya tersebut, apa itu?

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) tegaskan telah mengetahui motif dari Irjen Pol Ferdy Sambo merencanakan pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, hal tersebut itu diperoleh dari Bharada E.

Ketua LPSK, Hasto Atmojo mengatakan LPSK mendapatkan sejumlah informasi dari Bharada E pada proses asesmen pengajuan justice collaborator dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir J.

"Iya ada dari keterangan Bharada E, tapi ya itu sebaiknya tidak kami buka," ujar Hasto dikutip dari Pikiran Rakyat, Minggu 4 September.

Lebih lanjut Hasto mengakui jika Bharada E menyampaikan seluruh informasi terkait rencana pembunuhan tersebut pada saat asesmen dilakukan. Namun, pihaknya enggan membongkar informasi tersebut termasuk motif lantaran bukan kewenangan LPSK.

"Iya (Bharada E sudah menyampaikan motif pembunuhan ke LPSK), tapi itu bukan kewenangan kami," ucapnya.

Menurut Hasto, saat ini pihaknya lebih fokus untuk memastikan Bharada E tetap konsisten dan jujur dalam menyampaikan keterangan selaku justice collaborator (JC). Pasalnya, keterangan Bharada E menjadi kunci skenario awal pembunuhan.

"Iya kan keterangan sangat kunci karena kesaksian dia itu lah semua skenario berantakan. Ini yang harus kita selamatkan keterangan-keterangan Bharada E ini diharapkan sampai akhir persidangan konsisten nggak? Jujur tetap," tukasnya. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Pikiran Rakyat PMJ News Youtube Refly Harun YouTube TV one

Tags

Terkini

Terpopuler