Akhirnya Terungkap Sosok Kapolda Temui Kamaruddin Simanjuntak Usai Ramai Kasus Brigadir J: Minta Cooling Down

7 September 2022, 14:30 WIB
Mabes Polri berjanji akan periksa Panca Putra Simanjuntak, Fadil Imran dan Nico Afinta terkait keterlibatan mereka dalam kasus Ferdy Sambo di Pembunuhan Brigadir J /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Tiga kapolda diduga ikut terlibat kasus pembunuhan Brigadir J.

Beredar nama Panca Putra Simanjuntak, Nico Afinta dan Fadil Imran disebut-sebut adalah 3 kapolda yang dimaksud akan diperiksa Mabes Polri.

Bahkan, sebelumnya sempat beredar bahwa tiga kapolda itu memiliki tugas masing-masing untuk 'mengamankan' Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Tak hanya itu, baru terungkap bahwa ada salah satu Kapolda yang mendatangi kubu kuasa hukum Brigadir J.

Salah satu Kapolda mendatangi langsung kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Bahkan ada permintaan khusus dari Kapolda tersebut kepada kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Lantas siapa sosok Kapolda yang dimaksud?

Untuk siapa sosoknya hingga kini misterius, sebab pihak dari kuasa hukum Brigadir J masih enggan membeebrkan identitas sang Kapolda yang dimaksud.

Disebutkan, Kapolda tersebut langsung menemui Kamaruddin Simanjuntak pasca pihak keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya melaporkan adanya dugaan pembunuhan berenca ke Mabes Polri.

Hal itu diungkapkan oleh pengacara keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak dalam sebuah program Apa Kabar Indonesia Malam, di YouTube TV One yang tayang pada Selasa 6 September 2022.

Martin Lukas Simanjuntak blak-blakan membocorkan ada kapolda yang menemui Kamaruddin Simanjuntak, koordinator tim kuasa hukum.

Dalam pengakuannya, Martin Lukas Simanjuntak menyebutkan bahwa Kapolda tersebut menemui Kamaruddin pada 18 Juli 2022.

Pertemuan itu terjadi setelah setelah keluarga melalui kuasa hukum membuat laporan pembunuhan berencana Brigadir Yosua.

"Pada saat itu kita lapor pada 18 Juli 2022 dan pada saat lapor itu ditemua media, dan penjabaran kita tajam. Ini bukan tembak menembak, bukan pelecehan seksual, melainkan pembunuhan berencana. Nah mungkin atas inisiatif atau berdasarkan kolega beliau (Kapolda) menemuai abang kita (Kamaruddin Simanjuntak). Beliau (Kapolda) itu mengatakan, kita percayakan pada tim yang dibentuk, dan jangan teralu keras," beber Martin Lukas Simanjuntak.

Martin Lukas Simanjuntak menyebutkan bahwa pertemuan Kapolda dan Kamaruddin Simanjuntak itu terjadi di Jakarta.

"Ketemu di Jakarta, (Kapolda) datang dari daerah," kata Martin Lukas.

Siapa Kapolda yang menemui Kamaruddin Simanjuntak? Martin pun enggan untuk membeberkan identitasnya.

Dia tidak tahu siapa yang perintahkan Kapolda datang menemui koordinator kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua.

"Hanya ingin silaturahmi dan saat itu diminta cooling down (mendinginkan suasana), supaya jangan terlalu keras dalam kasus ini." ucap Martin Lukas.

Ia pun mengungkapkan kekecewaannya apabila terbukti adanya ikut campur tangan Kapolda terhadap kasus Brigadir J hanya untuk mengamankan atau menyelamatkan Ferdy Sambo.

"Saya sangat kecewa. Kalau ini benar saya kecewa, karena ternyata mereka menyebarkan informasi yang disampaikan ke masyarakat selama ini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya kasus pembunuhan Brigadir J disebut adanya baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.

Namun, akhirnya terungkap bahwa kronologi sebelumnya yang disampaikan pada tiga hari setelah kematian Brigadir J itu adalah skenario palsu yang disampaikan oleh Ferdy Sambo.

Bahkan, dalam kronologi sebelumnya disebutkan ada pelecehan seksual hingga akhirnya pernyataan soal pelecehan seksual itu terbantahkan dengan adanya pencabutan laporan polisi soal pelecehan seksual yang dilaporkan pihak Putri Candrawathi.

Namun, terbaru Komnas HAM Seakan menghidupkan kembali pelecehan seksual dalam kasus Brigadir J yang sudah ditutup oleh pihak Polri.

Sementara itu, terkait tiga kapolda yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J akan diperiksa dan didalami oleh tim Itsus Polri.

Tiga Kapolda yang bakal diperiksa Bareskrim Polri di antaranya, Kapolda Jatim Nico Afinta, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra.

Dikutip dari Pikiran Rakyat Mabes Polri berjanji akan mendalami dugaan keterlibatan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Panca Putra, dan Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dikasus Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku tim khusus (Timsus) bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengetahui mengenai informasi dugaan keterlibatan ketiganya.

"Ya dari Timsus sudah mendapat informasi tersebut, tentunya dari Timsus juga akan mendalami apabila memang ada keterkaitan terkait menyangkut masalah kasus FS," kata Dedi di DPR, Senin, 5 September 2022, dikutip dari Pikiran Rakyat.

Dia menyatakan hingga saat ini Timsus belum memeriksa ketiganya mengenai dugaan keterlibatan.

Sebab pihaknya masih fokus penuntasan berkas perkara.

"Yang jelas untuk tim sidik saat ini fokus terkait menyangkut masalah penuntasan lima berkas perkara yang sudah di P19 oleh JPU," tuturnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai apakah Fadil menjalin komunikasi usai peristiwa penembakan itu dengan Ferdy Sambo, Dedi tidak membantah.

"Nanti didalami ya nanti ditanyakan. Tidak boleh berandai-andai semua sesuai fakta nanti biar Timsus yang bekerja," ujarnya.

Dalam kasus Brigadir J kepolisian telah menetapkan lima tersangka yakni, Ferdy Sambo dan isterinya Putri Candrawathi.

Lalu dua ajudannya Bharada E, dan Bripka Ricky Rizal. Selain itu asisten rumah tangga keluarga Sambo yakni Kuat Ma'ruf juga jadi tersangka.

Kawal Kasus Brigadir J, Kini Kamaruddin Simanjuntak Diminta untuk Hati-hati, Ada Apa?

Akhirnya Terungkap Perwira Polisi 'Melacur' Demi Sang Jenderal, Kamaruddin Simanjuntak Dia Sampai Gemetar

Kamaruddin Simanjuntak kini masih getol mengawal Kasus Brigadir J.

Bahkan, Kamaruddin Simanjuntak sangat bersemangat untuk terus mengawal kasus Brigadir J, Ia selaku pengacara keluarga Brigadir J.

Namun, belakangan ini Kamaruddin Simanjuntak diminta untuk berhati-hati.

Lantas ada apa? kenapa Kamaruddin Simanjuntak dimintai untuk tetap berhati-hati?

Kamaruddin Simanjuntak dikenal sebagai sosok pengacara yang tegas dan berani dalam menyuarakan kebenaran.

Hal itu termasuk dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang saat ini sementara ditanganinya.

Nama Kamaruddin Simanjuntak kini menjadi perbincangan publik karena menjadi pengacara keluarga Brigadir J dalam kasus penembakan dan kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Kamaruddin Simanjuntak dikenal sebagai pengacara yang dikenal baik dan pernah menjadi penasehat hukum dari Muhammad Kosman atau Muhammad Kece.

Kini Pengacara Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak menjadi perbincangan publik.

Hal ini tidak terlepas dari peran Kamaruddin Simanjuntak selama hampir dua bulan mengawal kasus pembunuhan Brigadir J.

Tak sedikit yang mengapresiasi Kamaruddin Simanjuntak karena keberaniannya kasus pembunuhan Brigadir J dapat terbongkar.

Namun, Pegiat Media Sosial Umar Hasibuan menilai Kamaruddin Simanjuntak sudah mulai kebablasan.

Pasalnya, Umar Hasibuan mengungkapkan Kamaruddin Simanjuntak mulai membicarakan hal-hal di luar tugasnya sebagai Pengacara Brigadir J.

Hal itu disampaikan Umar Hasibuan melalui cuitan di akun Twitter @UmarHasibuan77_ pada Sabtu, 27 Agustus 2022.

"Kamarudin simanjuntak sdh mulai offside. Ngomongin hal2 yg diluar pekerjaanya sbg pengacara brigadir J," kata Umar Hasibuan.

Lebih lanjut, dia mengingatkan agar Kamaruddin untuk berhati-hati karena bisa terjatuh di tengah popularitasnya yang naik sejak menjadi Pengacara Brigadir J.

Menurutnya, hal itu dikarenakan ucapan Kamaruddin Simanjuntak dinilai banyak menyerang pihak-pihak di luar kasus Brigadir J.

"Hati2 terjatuh pak krn ucapan anda skrg byk menyerang org2 yg diluar kasus brigadir J," ucapnya.

Sebelumnya, Kamaruddin menyita perhatian publik usai mengomentari hukum di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan isu dana capres sebesar Rp300 triliun.

Menurutnya, hukum di era pemerintahan Jokowi merupakan hukum yang paling rusak.

Sementara itu, dia juga menyebut adanya dugaan dana sebesar Rp300 triliun sedang dipersiapkan untuk modal kampanye seorang capres di Pemilu 2024 mendatang.


Akhirnya Terungkap Perwira Polisi 'Melacur' Demi Sang Jenderal, Kamaruddin Simanjuntak: Dia Sampai Gemetar

Kamaruddin Laporkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dengan Pasal Ini Akibat Fitnah Brigadir J

Akhirnya terungkap soal perwira polisi yang nekat 'melacur' hanya demi sang jenderal.

Bahkan menurut Kamaruddin Simanjuntak perwira polisi itu sampai gemetaran saat disuruh sang jenderal pergi ke salah satu mafia.

Dalam hal ini, Kamaruddin Simanjuntak juga menyinggung soal sumber kekayaan Ferdy Sambo yang diduga dari hasil bisnis gelap.

Sebagaimana sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak pernah menyinggung perihal bisnis haram Ferdy Sambo.

Pengacara Keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak membeberkan bahwa kemungkinan besar memiliki circle dalam melancarkan 'bisnis gelapnya'.

Bahkan, aktivitas kelompok yang disebut mafia di tubuh Polri tersebut pernah disaksikan dan dialami langsung oleh seorang perwira Polisi.

"Pasti ada circle-nya, saya pernah mendengar Perwira Polisi, mohon maaf, dalam tanda petik yang baru 'melacur'," kata Kamaruddin Simanjuntak.

"Melacurnya begini, 'aku tadi gemetaran loh, aku disuruh pergi ke salah satu mafia. Eh di sana sekretarisnya itu Melati 3, saya disuruh harus daftar nama. Ya saya kan jadi nggak berani kalau ada nama saya di situ'," tuturnya.

"Mau ngapain ke sana? Dia disuruh jenderalnya mengambil amplop begitu, amplop cokelat besar.

'Ya saya nggak mau, sampai mau berantem' katanya gitu," ujarnya.

Tidak hanya itu, Kamaruddin Simanjuntak juga mengaku pernah menyaksikan sendiri adanya orang berkantong tebal yang datang ke kantor Polisi.

"Saya pernah menghadap seorang Kapolda, saya berangkat jam 5.00 WIB dengan harapan saya pertama kali diterima, soalnya sudah pakai jas, cakep saya, dandan rapi," ucapnya.

"Eh tahu-tahu datang yang pakai sendal jepit, di daftar urut nomor 1 saya, yang sendal jepit itu kantong kiri dan kantong kanan penuh," ujarnya.

"Tiba-tiba dia duluan diterima, alasannya katanya dia sudah daftar lewat handphone, keluar-keluar isi kantongnya semua hilang," kata Kamaruddin Simanjuntak menambahkan.

Ketika disinggung mengapa tidak melaporkan hal itu jika memang dia melihat kejadian secara langsung, pengacara keluarga Brigadir J tersebut memberikan jawaban telak.

"Mau lapor ke mana? Banyak laporan saya di Polda Metro Jaya, coba cek di Bareskrim itu nggak jalan. Ada 1 lembar kertas bisa mengalahkan 20 sertifikat, 1 lembar fotocopy," ujar Kamaruddin Simanjuntak.

"Saya surati Komisi III diam saja, saya surati Kompolnas diam aja, saya surati Presiden saya tanya 'apakah negara masih negara hukum atau sudah berubah jadi negara kekuasaan politik?' nggak dijawab," tuturnya.

"Jadi saya mau mengadu ke mana? ya saya paling bisa mengadu kepada Tuhan, karena mengadu kepada lembaga negara sekali kirim saya 60 surat, saya bisa buktikan, termasuk permohonan autopsi ini sekali kirim 19 surat saya. Nggak ada yang bales," ucapnya menambahkan.

Oleh karena itu, terkait sumber dana Ferdy Sambo yang masih misterius, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan hal itu berkaitan dengan bisnis gelap.

"Ya dari siapa lagi kalau bukan dari mafia? Orang nyata-nyata kok diantar setiap hari ke kantor mereka, dibungkus di amplop cokelat," tuturnya.

"Berapa gaji seorang Jenderal bintang 1, bintang 2? Nah ini sumbernya dari mana? kan harus jelas. Jadi kita ini jangan bermunafik ria," katanya.

"Kita hitung aja lah harta-harta Jenderal-Jenderal itu, dari mana itu kok mereka hidupnya bisa sangat hedonis? hartanya di mana-mana, istrinya di mana-mana. Saya aja yang pendapatan saya lebih besar dari mereka baru punya satu istri dan 5 putri," ucap Kamaruddin Simanjuntak menambahkan. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Pikiran Rakyat YouTube TV one

Tags

Terkini

Terpopuler