Akhirnya Terungkap Sosok Penembak ke 3 Brigadir J, Beda Keterangan Bharada E dan Ferdy Sambo jadi Bukti

8 September 2022, 18:28 WIB
Motif pembunuhan Brigadir J pun hingga saat ini belum dijelas, kini muncul dugaan Yosua ditembak 3 orang, siapa saja selain Bharada E dan Ferdfy Sambo? /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Kasus pembunuhan Brigadir J hingga saat ini masih bergulir.

Motif pembunuhan Brigadir J pun hingga saat ini belum dijelas secara rinci oleh pihak kepolisian.

Pada rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pun nampak ada perbedaan adegan dengan keterangan Bharada E dan Ferdy Sambo.

Bahkan kini disebut Ferdy Sambo dan Bharada E beda keterangan soal kasus pembunuhan Brigadir J.

Tak hanya itu, belum lama ini Komnas HAM pun menduga ada tiga orang yang menembak Brigadir J.

Baca Juga: ASTAGA! Terbongkar Rencana Jahat Ferdy Sambo Culik Orangtua Bharada E, Sosok Ini Ungkap Semuanya

Kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J belum menemukan titik terang.

Jumlah orang yang melakukan penembakan terhadap Brigadir J pun masih belum jelas karena adanya perbedaan keterangan antara Ferdy Sambo dan Bharada E.

Komnas HAM pun melontarkan adanya dugaan penembak Brigadir J hingga tewas berjumlah 3 orang.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengatakan dalam kasus ini penyidik harus mengungkapkan dan memastikan siapa penembak Brigadir J yang sesungguhnya.

Hal ini dikarenakan publik dibuat kebingungan karena keterangan dari Bharada E dan Ferdy Sambo berbeda.

Baca Juga: Cek Fakta: Terungkap Bharada E Pegang Kartu AS Istri Ferdy Sambo, Video Syur Putri Candrawathi Jadi Bukti?

"Poinnya adalah penyidik memastikan siapa penembak Yosua? Antara FS dan Bharada E terjadi perbedaan keterangan. Bharada E bilang yang menembak adalah dirinya dan FS," kata Ahmad Taufan Damanik yang dikutip dari PMJ News pada Senin, 5 September 2022.

Ketua Komnas HAM tersebut merasa bingung karena keterangan Ferdy Sambo menyebut bahwa penembak Brigadir J hanya Bharada E seorang.

Ferdy Sambo sendiri mengaku bahwa dirinya tidak menembak Brigadir J, namun hanya memberikan perintah ke Bharada E.

"Sebaliknya FS mengatakan hanya Bharada E, dia hanya menyuruh menembak," ujarnya.

Menurut Ahmad Taufan Damanik, pengungkapan kasus penembakan terhadap Brigadir J tersebut harus didukung dengan bukti-bukti yang kuat.

Bukti yang kuat itu harus mencakup apakah jumlah penembak Brigadir J itu satu orang, dua orang, atau bahkan tiga orang.

"Jadi perlu dipastikan dengan bukti-bukti pendukung siapa saja yang menembak Yosua, satu orangkah, dua orang atau mungkin saja tiga orang," pungkasnya.

2 Versi Pengakuan Berbeda

Kejahatan akan selalu tidak sempurna, begitupun dengan skenario pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.

Kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo hingga kini terus menjadi sorotan publik.

Saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J ditemukan beberapa fakta pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo dan 4 tersangka lainnya.

Anehnya dalam rekonstruksi tersebut terdapat perbedaan pengakuan antara Ferdy Sambo dan Bharada E saat penembakan teradap Brigadir J

Pengakuan Bharada E bahwa dirinya menembak Brigadir J dalam keadaan menutup mata.

Sementara itu Ferdy Sambo memberikan pengakuan yang berbeda dan bahkan menolak melakukan adegan rekonstruksi bersama Bharada E.

Baca Juga: Renkonstruksi Disebut Hanya Tonjolkan Adegan Ranjang Putri Candrawathi dan Om Kuat, RH: Becek dan Bau Busuk

Perbedaan pengakuan itu kemudian membuat masyarakat semakin bingung dengan kronologi yang diceritakan oleh para tersangka itu.

Dikutip Teras Gorontalo dari kanal Youtube Nessie Judge, berikut ini rangkuman rekonstruksi selama 12 jam serta tabir perbedaan pengakuan versi Ferdy Sambo dan Bharada E.

Selasa 30 Agustus 2022 dilakukan rekonstruksi atas kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.

Rekonstruksi pembunuhan itu dimulai sejak Pukul 10;00 WIB dan berlangsung selama 7,5 jam di 3 lokasi yang berbeda.

Rekonstruksi pembunuhan tersebut juga dilaksanakan secara terbuka bahkan disiarkan secara langsung di kapal Youtube Polri TV.

Lokasi pertama di rumah Magelang

Pada durasi video jam ke 03:56 terlihat Putri Candrawathi yang sedang tidur di kamarnya dan di dalam kamar tersebut ada Kuat Ma'ruf atau Om Kuat yang sedang berdiri.

Selanjutnya adegan Kuat Ma'ruf yang sedang berdiri berbicara dengan Bripka R yang kemudian Bripka R juga masuk ke dalam kamar Putri.

Berikutnya tampak Bharada E sedang menyerahkan senjata kepada Bripka R dan kemudian Bripka R meletakan senjata itu ke salah satu ruangan.

Beberapa saat kemudian tamak Brigadir J yang sedang berdiri memegang HP dan disitu juga ada Bharada E yang sedang berdiri.

Dalam rekonstruksi itu terlihat juga adegan saat Putri tidur dikamarnya namun ada Om Kuat yang duduk di bawah tempat tidur tersebut.

Begitupun adegan Brigadir J yang tampak juga duduk dibawah tempat tidur itu usai Om Kuat keluar dari kamar ibu Putri.

Lokasi Rumah Ferdy Sambo di Saguling Tiga Jakarta Selatan

Tampak dalam adegan rekonstruksi tersebut Ferdy Sambo sedang duduk di dalam rumah tersebut kemudian datang rombongan dari Magelang yakni rombongan Ibu Putri, Bharada E dan Kuat Ma'ruf.

Setelah itu adegan Kuat Ma'ruf dan Bharada E naik ke lantai 3 rumah.

Dalam tayangan di Youtube Polri TV itu kemudian tampak Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Bharada E berada di dalam satu ruangan tapi tidak terlihat apa yang sedang mereka lakukan.

Dalam adegan tersebut Putri Candrawathi sudah diwakilkan oleh figur.

Selang beberapa menit kemudian ada adegan Bharada E dan Bripka R sedang duduk di depan rumah sambil bercerita.

Tidak jauh dari situ ada Kuat Ma'ruf dan salah satu saksi lainnya juga yang sedang mengobrol.

Dalam adegan tersebut terlihat ada sebuah pistol yang terselip di saku celana Bharada E.

Tampak juga Brigadir J berada di depan rumah tersebut sambil sedang menelepon seseorang.

Setelah itu scene menunjukan Bharada E sedang berbicara dengan Ferdy Sambo di lantai 3 rumah tersebut, Bharada E waktu itu diwakilkan oleh figur.

Lokasi ketiga rumah dinas Ferdy Sambo

Scene memperlihatkan adegan seluruh tersangka bersama dengan Brigadir J berada di rumah dinas tersebut.

Tampak dalam adegan rekonstruksi itu Brigadir J sedang menelepon seseorang di taman kemudian Bripka R datang menghampirinya.

Selang beberapa menit kemudian, tampak Brigadir J sudah berada di ruang tengah rumah dinas tersebut.

Scene kemudian beralih ke adegan baku tembak dalam dua versi pengakuan yang berbeda antara Ferdy Sambo dan Bharada E.

Versi Ferdy Sambo

dalam rekonstruksi adegan tembak menembak versi Sambo, Bharada E yang saat itu diwakilkan oleh figur tampak sedang berdiri di depan tangga.

Dihadapan Bharada E ada Brigadir J yang sedang berdiri tegak, saat itu Ferdy Sambo berada tepat di belakang Bharada E.

Menurut Ferdy Sambo, saat itulah dia memerintah Bharada E untuk melakukan penembakan kepada Brigadir J.

Berdasarkan pengakuan Ferdy Sambo, saat itu Brigadir J sedang berdiri tegak dan saat ditembak pun Brigadir Yosua tidak mencabut pistolnya dan melakukan perlawanan.

Brigadir J hanya berdiri sambil mengangkat kedua tangannya ke arah depan seperti menahan tembakan tersebut.

Ferdy Sambo kemudian mengambil pistol milik Brigadir J dan menembakan sebanyak 5 peluru ke arah dinding di atas tangga.

Versi Bharada Richard Eliezer

Hampir seluruh pengakuan versi Bharada E ini sama dengan pengakuan Ferdy Sambo, hanya saja terdapat beberapa perbedaan yang mencolok.

berdasarkan pengakuan Bharada E bahwa saat itu Brigadir J sedang berdiri dalam kondisi sedikit meringkuk.

Kondisi Brigadir J waktu itu tidak berdiri tegak tetapi sedikit membungkuk seperti meminta ampun.

Bharada E kemudian menembak Yosua yang kemudian Yosua langsung tersungkur di lantai.

Pengakuan Bharada E waktu itu bahwa setelah Brigadir J sudah tersungkur, Ferdy Sambo mendekat dan menembak bagian belakang kepala Yosua pada saat itu.

Setelah itu kemudian Ferdy Sambo mengarahkan pistol ke arah dinding di atas tangga untuk menciptakan skenario pembunuhan yang berbeda.

Hal yang menjadi sorotan publik dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

1. Putri Candrawathi yang hadir dalam rekonstruksi tersebut tanpa menggunakan baju tersangka yang berwarna orange.

2. Bharada E meminta pemeran pengganti untuk Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo dengan alasan tidak ingin menuruti pengakuan mantan Kadiv Propam tersebut.

3. Terdapat beberapa pengakuan yang berbeda dari para tersangka yang salah satunya adalah dalam adegan penembakan Brigadir J.

4. Pisau dan HT yang dibawah oleh Kuat Ma'ruf atau Om Kuat dari Magelang dan diserahkan kepada salah satu ajudan Ferdy Sambo yang bernama Deden.

Kejanggalan

Pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak tidak dundang dalam rekonstruksi pembunuhan tersebut.

Meskipun tidak diundang, Kamaruddin Simanjuntak dan beberapa timnya tetap memaksakan hadir pada saat itu.

Namun berdasarkan pengakuan Kamaruddin bahwa mereka saat itu tidak diizinkan hadir dalam rekonstruksi tersebut.

Bahkan Kamaruddin mengatakan bahwa saat itu dirinya bersama tim diusir dari lokasi rekonstruksi oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andi Rian.***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: PMJ News YouTube Nessie Judge

Tags

Terkini

Terpopuler