'Tercium Kebohongan' Hasil Lie Detector Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Bahasa 'Alat Bukti' Jadi Alasan

10 September 2022, 08:34 WIB
'Tercium Kebohongan' Hasil Lie Detector Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Bahasa 'Alat Bukti' Jadi Alasan /ANTARA/

TERAS GORONTALO - Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi tersangka kasus Brigadir J telah melakukan uji kebohongan lie detector.

Namun, hasil uji kebohongan lie detevtor Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi masih dirahasiakan.

Padahal sebelumnya, hasil pemeriksaan tersangka Bharada Richard Eliezer atau Bharada E dan Bripka Ricky Rizal atau Brigadir RR telah diungkap.

Baca Juga: Eks Kabareskrim Desak Putri Candrawathi Dihipnotis, Hasil Lie Detector Tercium Kebohongan dan Perselingkuhan?

Namun, hal serupa tidak dilakukan terhadap hasil pemeriksaan tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dengan lie detector.

Hasil pemeriksaan keduanya justru dirahasiakan.

Penyidik berdalih, hasil pemeriksaan lie detector atau polygraph itu pro justitia atau hanya untuk penyidik.

Tersangka utama yang diduga menjadi otak pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan uji kebohongan dengan lie detector pada Kamis, 8 September 2022.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa pemeriksaan poligraf terhadap Ferdy Sambo berlangsung selama 6 jam.

“Jam 13.00 WIB sampai 19.00 WIB info dari Sespus,” ujar Dedi, Jumat, 9 September 2022.

Baca Juga: Hasil Lie Detector, Kejujuran Bripka RR Lihat Kuat Ma'ruf di Kamar Putri Candrawathi, Ungkap Gelagat Om Kuat

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi telah lebih dulu diperiksa dengan lie detector. Sebagaimana hasil pemeriksaan lie detector Putri, Dedi menegaskan hasil tes poligraf Ferdy Sambo merupakan keperluan penyidik yang tak perlu dibagikan kepada publik.

“Hasil uji lie detector atau polygraph itu pro justitia (demi penegakan hukum, hanya) untuk penyidik,” ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, pengamat Ujang Komaruddin membenarkan keputusan penyidik.

Menurutnya, hal itu memang merupakan hak penyidik dan dinilai sangat subjektif.

Untuk itu, Komaruddin meminta agar pengadilan nantinya tak menjadikan hasil tersebut satu-satunya sandaran kebenaran.

Saran ini juga berlaku bagi masyarakat.

Komaruddin mengisyaratkan supaya publik tak perlu banyak ingin tahu penilaian subjektif penyidik tersebut, dan menyerahkan semuanya pada meja hijau.

Baca Juga: Profil dan Biodata Fahmi Alamsyah Diduga Penyusun Skenario Pelecehan Putri Candrawathi, Orang Dekat Kapolri

“Itu sifatnya sangat subjektif. Itu kan alat, alat itu kan bisa error, bisa salah, bisa benar kan, bisa mengalami kerusakan dan lain sebagainya,” ujar Komaruddin, dikutip SeputarTangsel dari Pikiran Rakyat.

“Oleh karena itu jangan sampai penyidik menjadikan lie detector itu sebagai sebuah alat untuk mendeteksi kebenaran yang seutuhnya. Saya melihat penilaian alat itu seperti manusia, bisa subjektif tadi,” ucapnya lagi.

Semua Tersangka Berkata Jujur, Susno Duadji : Lie Detector Berbohong

Misteri Hasil Lie Detector Putri Candrawathi yang 'Ditutup Rapat'

Kasus penembakan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo hingga kini terus menuai kontroversi.

Salah satu kontroversi tersebut adalah pengakuan dari pengacara Brigadir Yosua bahwa ada lebih dari 2 orang yang menembak Brigadir J.

Pengacara Brigadir J yakni Martin Lukas Simanjuntak meyakini ada lebih dari 2 orang yang melakukan penembakan saat itu.

Kontroversi lainnya yakni pernyataan Susno Duadji selaku mantan Kabareskrim Polri yang mengatakan bahwa alat lie detector berbohong.

Hal itu diungkapkan oleh Susno Duadji karena menurutnya jika semua tersangka berkata jujur maka alat deteksi kebohongan itu yang berbohong.

Baca Juga: Strategi Cerdas Kabarekrim Agus Andrianto Datangkan Keluarga Bripka RR dan Bharada E, 'Kini Semua Terang'

Tentunya kontroversi semacam ini seakan telah menjadi hal biasa sejak awal kematian Brigadir J yang hingga saat ini terus menjadi misteri.

Selain itu, pernyataan dari awal kasus ini bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi terbukti tidak benar.

Kebenaran ini terungkap tanpa menggunakan alat deteksi kebohongan dan ternyata hal tersebut hanya skenario yang sengaja diciptakan oleh Ferdy Sambo.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Anjas Di Thailand, bahwa Komjen Pol Purn Susno Duadji ikut menanggapi hasil pemeriksaan menggunakan alat lie detector.

Awalnya Martin Lukas Simanjuntak selaku salah satu pengacara keluarga Brigadir J mengatakan bahwa dirinya yakin ada lebih dari 2 orang yang menembak pada kejadian tersebut.

Kemudian menurutnya, ada 2 hal penting yang menonjol dalam hasil pemeriksaan alat deteksi kebohongan tersebut.

Menurutnya yang pertama pemeriksaan alat deteksi kebohongan ini tujuannya untuk mengkonfirmasi adanya unsur perencanaan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Dan yang kedua adalah adanya indikasi tentang upaya menciptakan pembenaran dari orang yang tidak benar.

Artinya adalah mengkonfirmasi setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada para tersangka pada saat menggunakan alat deteksi kebohongan tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Gaji Fantastis Om Kuat Sebagai Sopir Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf 'Driver Plus Plus'???

Hal itu untuk mengetahui bahwa pada pertanyaan yang mana saja terdapat indikasi kebohongan dari para tersangka itu.

Tujuannya tentu untuk mengetahui juga apakah ada unsur perencanaan yang dilakukan oleh para tersangka tersebut.

Selain itu, menurut Anjas bahwa adanya Narasi terkait dengan upaya menciptakan pembenaran dari orang yang tidak benar menjadi hal yang wajar.

Sebab sejauh ini belum ada yang mengkonfirmasi atau media yang membenarkan bahwa ada salah satu dari kelima tersangka yang terbukti berbohong setelah digunakan alat lie detector.

Anjas beranggapan bahwa jika dalam pemeriksaan awal terdapat banyak keterangang yang berbeda misalnya dari keterangan Ferdy Sambo dan Bharada E.

Ferdy Sambo mengatakan bahwa Bharada E adalah pelaku penembakan terhadap Brigadir J.

Namun menurut keterangan Bharada E bahwa dirinya dan Ferdy Sambo yang melakukan penembakan terhadap Brigadir J saat itu.

Hal ini tentu menurut Anjas akan membuat ambigu bagi banyak orang jika hasil pemeriksaan alat deteksi kebohongan mendapatkan hasil bahwa kelima tersangka tersebut berkata jujur.

Mantan Kabareskrim Polri, Susno Duadji juga menanggapi hal ini, menurutnya jika semua tersangka terdeteksi berkata jujur maka yang berbohong adalah alat lie detector.

Komjen Pol Purn Susno Duadji juga mengatakan bahwa tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia belum ada hasil pemeriksaan alat deteksi kebohongan yang menjadi rujukan sebagai bukti.

Menurutnya hasil pemeriksaan alat deteksi kebohongan itu cukup untuk data pembanding saja dan tidak sebagai bukti.

Anjas menambahkan bahwa menurut hasil risetnya, hasil pemeriksaan alat deteksi kebohongan ini tingkat errornya itu cukup tinggi bahkan mencapai 10 hingga belasan persen.

Sehingga menurutnya memang hasil pemeriksaan menggunakan alat lie detector ini cukup untuk jadi data pembanding saja di persidangan.

Selain itu, menurut Anjas bahwa terkait dengan isu pelecehan seksual hingga pemerkosaan itu sebaiknya dibuktikan menggunakan data dibanding alat deteksi kebohongan tersebut.

Sebab menurutnya ada banyak metode yang dapat membuktikan hal tersebut.

Salah satunya adalah dengan memeriksa pakaian atau alat bukti lainnya yang dapat membuktikan adanya cairan sperma dari Almarhum Brigadir J jika benar dirinya telah melakukan pemerkosaan.

Hal ini tentu akan lebih rasional dibandingkan pembuktian yang hanya menggunakan alat deteksi kebohongan tersebut.

Terbukti bahwa dari skenario awal yang dikatakan bahwa Brigadir J melakukan pelecehan di rumah dinas Ferdy Sambo adalah tidak benar.

Dan jika pemerkosaan yang terjadi di Magelang itu memang benar sehingga mereka melakukan perencanaan pembunuhan maka seharusnya juga mereka sudah mempersiapkan bukti dari awal.

Disisi lain, Marti Lukas Simanjuntak mengatakan bahwa masih banyak orang yang percaya skenario pelecehan seksual hingga pemerkosaan yang disampaikan oleh Putri Candrawathi.

Orang-orang tersebut menurutnya adalah Komnas HAM dan Komnas Perempuan.***

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Om Kuat Dapat Rp 500 Juta dari Putri Candrawathi, Pesona Kuat Ma'ruf Membius Sang Nyonya?

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Seputar Tangsel YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler