Terungkap, Hal Ini Dilakukan Ferdy Sambo Setelah Menghabisi Nyawa Brigadir J

20 September 2022, 19:17 WIB
/Pikiran Rakyat/

TERAS GORONTALO - Misteri kasus pembunuhan terhadap Brigadir J satu persatu mulai terungkap.

Kasus ini menetapkan lima orang tersangka yakni Ferdy Sambo, Bripka RR, Bharada E, Putri Candrawathi, dan Kuat Maruf yang merupakan ART di rumah mantan Kadiv Propam itu.

Meski sudah kurang lebih tiga bulan berjalan, motif pembunuhan yang terhadap ajudan Ferdy Sambo tersebut hingga kini belum terungkap.

Motif pembunuhan yang belum jelas itu pun mengakibatkan kasus Kematian Brigadir J terus meluas ke berbagai isu.

Rekonstruksi pun telah yang digelar pada Selasa 30 Agustus 2022 yang menghadirkan lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Baca Juga: Misteri Tangisan Susi. Bripka RR Lebih Plong Usai Jujur Dan Menolak Ferdy Sambo.?

Dilansir Teras Gorontalo dari Seputar Tangsel, Menurut kuasa hukum Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Erman Umar, Ferdy Sambo mengumpulkan para ajudannya di Gedung Provos, Mabes Polri pada Jumat, 8 Juli 2022 malam.

Hal itu dilakukan Ferdy Sambo tepat setelah menghabisi nyawa Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Erman mengatakan, dalam pertemuan tersebut Ferdy Sambo meminta agar kliennya dan semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan Brigadir J mengikuti skenario yang ia buat.

Dalam hal ini, Bripka RR diminta untuk mengatakan bahwa dirinya bersembunyi di balik kulkas ketika Brigadir J dibunuh.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan, Ferdy Sambo membenarkan pernyataan mantan Karo Paminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan bahwa semua saksi kasus Brigadir J sempat dibawa ke Gedung Provos Polri.

Mereka adalah Bripka RR, Bharada E, dan Kuat Ma'ruf.

Sementara itu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai hal ini semakin membenarkan kebohongan Sambo.

"Pengakuan Bripka RR makin menegaskan kebohongan yang didesain oleh Sambo," kata Refly Harun.

"Kalau kita bicara tentang otak pembunuhan Brigadir Yosua, maka permainan sudah selesai. Tapi yang belum selesai adalah motif, mengapa Sambo harus mengakhiri hidup Yosua," tambahnya.

Refly Harun melihat, motif di balik pembunuhan Brigadir J sengaja tidak lagi ditonjolkan dan terus berputar-putar di area domestik.

"Nah motif ini yang kemudian sepertinya sengaja tidak lagi ditonjolkan, berputar-putar di motif domestik yang membuat kita geli-geli sedap," tuturnya.

Motif domestik itu antara lain mengenai dugaan pelecehan seksual hingga hubungan terlarang antara Sambo dengan Brigadir J.

"Ada Pak RT yang mengatakan di kamarnya itu hanya ada foto sendiri Sambo bersama Brigadir J. Lalu spekulasi muncul hubungan yang sejenis dan sebagainya," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 18 Agustus 2022.

Kemudian, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu juga menyinggung tempat kejadian perkara dugaan pelecehan seksual terhadap istri Sambo, Putri Candrawathi yang diubah dari di Jakarta menjadi di Magelang, Jawa Tengah.

Refly Harun menuturkan, Bripka RR juga mengaku tidak melihat Putri Candrawathi menangis.

"Bripka RR awalnya berada di pihak itu (Ferdy Sambo) juga, tapi sekarang dia mengatakan tidak melihat Putri menangis, yang menangis adalah Susi," ujarnya.

"Yang dia lihat adalah ketegangan antara Kuat dan Brigadir J, serta Brigadir J yang dia antar ke Putri. Putri cuma tidur-tiduran saja," kata Refly Harun menambahkan.

Bripka RR justru mengatakan bahwa Putri Candrawathi masuk ke kamar dan memanggil Brigadir J.

Lebih lanjut, mantan Komisaris PT Jasa Marga itu juga menyinggung dugaan perselingkuhan antara Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi maupun Kuat Ma'ruf dan Susi.

Ia menilai, semakin lama motif di balik pembunuhan Brigadir J semakin tidak jelas.

Karena itu, Refly tidak menampik kemungkinan dengan aktivitas ilegal Ferdy Sambo seperti judi online dan narkoba.

Baca Juga: Seragam Ferdy Sambo akan Dilucuti Langsung oleh Presiden Jokowi

Sementara Brigadir J merupakan pihak yang mengetahui semua aktivitas pimpinannya itu.

"Tapi kita tidak pernah mendapatkan konfirmasi apapun dari timsus mengenai kemungkinan motif tersebut," tuturnya.

"Padahal ada atau tidak ada motif itu, maka fenomena Satgasus ini kan seharusnya dilakukan audit, tidak dibiarkan begitu saja. Dibubarkan, tanpa audit sama sekali, dan seolah-olah the game is over. Kan seharusnya tidak begitu," tegas Refly Harun.

Isu-isu yang terus meluas

Kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J hingga kini terus meluas ke berbagai isu.

Kematian Brigadir J hingga kini terus menyeret nama mantan Kadiv Propam Polri yakni irjen Ferdy Sambo yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Motif pembunuhan yang melibatkan Putri candrawathi yang merupakan istri Ferdy Sambo serta Bharada E, Bripka RR da Kuat Ma'ruf sebagai tersangka hingga kini belum terungkap.

Belakangan beredar isu bahwa Irjen Ferdy Sambo telah menikah dengan perempuan lain yang disebut 'Si Cantik'.

Hal ini kemudian dibocorkan oleh Brigadir J kepada Putri candrawathi dan membuat Ferdy Sambo kalap hingga membunuh Brigadir J.

Kuasa Hukum Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak mengatakan bahwa isu pernikahan Ferdy Sambo dengan 'Si Cantik' ini benar terjadi.

Kamaruddin Simanjuntak dikenal sebagai pengacara yang cukup berani mengungkap berbagai isu yang terjadi dalam kasus kematian Brigadir J ini.

Isu Ferdy Sambo yang telah menikah dengan perempuan dengan julukan 'Si Cantik' ini telah disampaikan oleh Kamaruddin Simanjuntak di berbagai wawancara terhadapnya.

Terbaru ini Kamaruddin mengungkapkan sosok rohaniawan yang berani menikahkan mantan Kadiv Propam Polri tersebut dengan wanita lain.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Uya Kuya TV, Kamaruddin Simanjuntak mengaku telah mengkonfirmasi terkait dengan isu Ferdy Sambo yang telah dinikahkan oleh seorang rohaniawan dengan perempuan lain.

"Saya konfirmasi ke Kabareskrim, Dirtipidum maupun Dirtipideksus. mereka membenarkan bahwa mereka telah menikah dan dinikahkan oleh seorang rohaniawan." ucap Kamaruddin di kanal Youtube Uya Kuya TV.

Hal itu yang kemudian membuat Kamaruddin meminta kepada penyidik untuk menangkap rohaniawan yang menikahkan mantan Kadiv Propam Polri tersebut.

Permintaan Kamaruddin itu karena sang rohaniawan tersebut telah menyalahi undang-undang dengan menikahkan Ferdy Sambo dengan Si Cantik.

"Tangkap rohaniawan itu, kenapa menikahkan polisi perwira yang sudah menikah, Ferdy Sambo ini telah menikah diluar undang-undang." kata Kamaruddin Simanjuntak.

Kamarudin juga sangat percaya bahwa sampai saat ini alasan kenapa Brigadir J dibunuh itu karena membocorkan masalah pribadi terkait dengan pernikahan Ferdy Sambo kepada Putri Candrawathi.

Hal itu jelas kata Kamaruddin bahwa kliennya tersebut telah melaporkan rahasia Ferdy Sambo kepada sang istri.

"Joshua memberitahu kepada ibu Putri karena ibu Putri kan dianggap ibunya." sambung Kamaruddin.

Pernikahan Ferdy Sambo dengan 'Si Cantik' itu kemudian terungkap kepada Putri Candrawathi beberapa waktu sebelum Brigadir J dieksekusi.

Kamaruddin mengatakan bahwa hal itu diketahui oleh ibu Putri pada tanggal 21 Juni 2022.

Selain itu, menurutnya juga bahwa pernikahan tersebut diijinkan oleh rohaniawan karena Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah tidak harmonis lagi.

"Mereka ini sudah lama tidak harmonis sehingga ketidakharmonisan itu dipakai sebagai dalih oleh Ferdy Sambo untuk menikah dengan yang lain sehingga rohaniawan mau menikahkan." ucap Kamaruddin.

Selain isu pernikahan dengan Si Cantik, Kamaruddin juga mengungkap beberapa hal lain dari Mantan Kadiv Propam Polri ini.

Menurut Kamaruddin Simanjuntak bahwa meskipun Ferdy Sambo masih berpangkat Jenderal Bintang 2 namun dirinya cukup ditakuti oleh Jenderal Bintang 3.

Dirinya mengaku heran dengan sikap petinggi Polri yang takut dengan Ferdy Sambo bahkan juga Kamaruddin menyinggung masalah mafia dan orang kepercayaan.

"Saya bertemu jenderal bintang tiga, Jenderal lainnya pun masih takut, maka saya bilang ketakutan apa berlebihan pak, bapak aja tidak takut kami semua ketakutan" ucap Kamaruddin.

Menurutnya ada alasan tertentu kenapa para jenderal bintang tiga ini takut kepada Ferdy Sambo.

Pengacara Brigadir J ini mengatakan bahwa di belakang Ferdy Sambo itu ada orang besar di institusi Kepolisian, kalangan Menter, anggota DPR hingga para mafia.

Hal inilah yang menurutnya membuat sekelas Ferdy Sambo ditakuti oleh Jenderal bintang tiga.

"Wajar karena ada keterlibatan seorang mafia, bukti seorang BJP punya fasilitas pesawat jet pribadi," ucap Kamaruddin.

Kamaruddin juga mengatakan bahwa Ferdy Sambo adalah orang kepercayaan atau atau tangan kanan dari Kapolri.

Selain itu dia juga mengatakan bahwa Posisi Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam bisa mencopot para Jenderal bahkan Kapolda berdasarkan permintaannya.

Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Akhirnya Buka Suara

Baru-baru ini Kamaruddin Simanjuntak, Kuasa Hukum keluarga Brigadir J mengejutkan publik.

Ia memperlihatkan perubahan sikap drastic di depan media.

Sejak muncul sebagai pejuang hak mendiang Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin membangun citra yang kokoh dan pantang menyerah.

Namun, kali ini Kamaruddin mengaku telah mencapai batasnya. Kepada masyarakat dia menyatakan telah pasrah dengan apapun keputusan hukum, meski itu menyengsarakan pihak yang dia bela.

Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan permintaan maafnya.

Ia merasa telah mengecewakan banyak pihak lantaran tak bisa memenuhi harapan masyarakat.

Dilansir Teras Gorontalo dari Pikiran-Rakyat.com berikut beberapa poin dari pernyataan terbaru Kamaruddin Simanjuntak.

1.Tak Bisa Lagi Berjuang

Pria yang dikenal tak takut apa-apa dan siapa-siapa itu nyatanya kini mengaku akan mengakhiri perjuangannya membongkar kejahatan Ferdy Sambo, pelaku dan dalang utama kasus Yoshua.

Alih-alih menggebu seperti biasa, Kamaruddin justru meminta maaf kepada publik, karena tak bisa memenuhi harapan atas tegaknya keadilan terkait kasus ini.

"Sekarang ini sangat mengecewakan. Saya betul-betul minta maaf, saya sudah berjuang dengan mengorbankan segalanya. Baik pikiran, materi, maupun waktu. Saya membiayai semua perkara ini tapi saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit itu,” ucap dia.

"Oleh karena itu, saya atas nama tim penasihat hukum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga negara Indonesia karena tidak bisa memenuhi harapan masyarakat," kata dia, dari akun TikTok @tobellyboy, Senin, 19 September 2022.

2.Sudah Tahu Ujungnya

Dia pun mengungkapkan bahwa apa yang diperkirakannya selama ini sudah terjadi, yakni mandeknya pengungkapan misteri kematian Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo.

"Pada akhirnya, apa yang saya perkirakan perkara ini akan menjadi balilut, sudah terjadi. Artinya sudah 3 bulan perkara sejak Juli, Agustus, September, perkara tidak terang-terang," kata Kamaruddin Simanjuntak.

3.Kekecewaan terhadap Presiden Jokowi

Kamaruddin menyatakan kekecewaan berat pada Presiden Jokowi, yang menurutnya tak banyak bergerak untuk membuat kasus ini terang.

Dia bahkan menyebut Jokowi seolah membiarkan Polri terjebak di dalam ‘kubangan lumpur’ alias kejahatan yang kotor.

“Karena Presiden tidak mau berbuat sesuatu, kecuali hanya 4 kali mengatakan 'buka seterang-terangnya' memang kita harus akui itu," tutur Kamaruddin.

"Presiden membiarkan Polri terjebak dalam lumpur itu, akhirnya sampai dengan hari ini mereka (Polri) tetap tidak bisa keluar (dari lingkar kejahatan)," ujarnya.

4.Singgung ‘Ringannya’ Hukuman bagi Polisi

Menurut Kamaruddin, hukuman terhadap anggota polisi yang terlibat juga tidak mencerminkan keadilan, seolah banyak aparat yang kebal hukum di dalamnya.

"Saya katakan dulu, kalau saya yang menjadi penyidik, setengah hari saya garansi selesai. Tidak sampai seminggu sudah P21 tahap 2," ucapnya.

"Harusnya sudah banyak tersangka, minimal 35 tersangka, yang tersangka sampai hari ini baru 5 ditambah 7, yang 7 itu pun salah satu dari 5 itu, yaitu tersangka obstruction of justice," tutur Kamaruddin lagi.***



Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Pikiran Rakyat Seputar Tangsel

Tags

Terkini

Terpopuler