'Sumber Istimewa', Susi Nangis Lihat Putri Candrawathi dengan Seorang Pria Dikamar

21 September 2022, 19:28 WIB
Peristiwa Magelang diduga menjadi pemicu yang membuat Ferdy Sambo memutuskan untuk melakukan tindakan yang berujung tewasnya Brigadir J sang ajudan di rumah dinasnya Duren Tiga. /foto ANTARA/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Peristiwa Magelang diduga menjadi pemicu yang membuat Ferdy Sambo memutuskan untuk melakukan tindakan yang berujung tewasnya Brigadir J sang ajudan di rumah dinasnya Duren Tiga.

Adapun yang ada pada saat kejadian di Magelang terdapat lima orang yang diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi, sementara Ferdy Sambo tak berada ditempat.

Sebagaimana diketahui hal terkait pelecehan itulah yang dilaporkan oleh Istri Ferdy Sambo Putri Candrawati kepada suaminya tersebut yang berujung tewasnya Brigadir J.

Baca Juga: Akhirnya Si Cantik yang Dimaksud Kamaruddin Simanjutak Terungkap? Unggah Video Pembelaan Pada Ferdy Sambo!

Di awal kasus ini diketahui bahwa dilaporkan terkait pelecehan di Duren Tiga, namun hal tersebut tak terbukti dan dihentikan.

Dikutip dari Vox Timor, sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan awal dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Baca Juga: Islamnya Tuhan Berbeda dengan Islam Manusia, Begini Cara Menyikapinya Kata Haidar Baqir

Terkait isi laporan tersebut Johnson Panjaitan mengatakan "Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara ILC.

Namun yang menarik menurutnya yang ini tak ada pelaporan tiba-tiba muncul direkonstruksi di magelang, gak ada pelaporan tiba tiba muncul.

Setelahnya lokus berpindah ke magelang dikutip dari Antara, Sebelumnya Komnas HAM menemukan adanya dugaan kekerasan seksual yang dilakukan almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terhadap istri eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi.

Baca Juga: IPW Sebut Ferdy Sambo Powernya Besar

Dari laporan hasil pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, dugaan kekerasan seksual terjadi di Magelang pada Kamis 7 Juli 2022.

Peristiwa tersebut terjadi setelah Putri merayakan hari ulang tahun pernikahan sekitar pukul 00.00 WIB.

"Pada tanggal yang sama terdapat dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap saudari PC dimana saudara FS pada saat yang sama tidak berada di Magelang," ujar Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam.

Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setelah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Dilansir dari Portal Nganjuk, Susi ternyata mendengar dan melihat kejadian di lantai dua.

Dilansir dari YouTube Uncle Wira, tangisan Susi ternyata berkaitan dengan apa yang dilihatnya di lantai dua tepatnya di kamar Putri Candrawathi.

Susi ternyata melihat jika ada seseorang yang masuk ke kamar Putri Candrawathi.

Bahkan, sosok tersebut keluar dengan baju acak-acakan.

Sosok yang dimaksud Susi adalah Brigadir J yang tak lain adalah ajudan Ferdy Sambo.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.

Ia juga melihat Brigadir J tampak naik dan turun dari arah kamar Putri Candrawathi.

Om Kuat juga melihat Brigadir J keluar dari kamar Putri Candrawathi dengan kemeja acak-acakan.

Setelah keluar dari kamar Putri Candrawathi, Brigadir J kemudian pergi ke lantai satu.

Om Kuat lalu mengambil pisau dapur dan menghadang Brigadir J yang coba kembali naik ke lantai dua kamar Putri Candrawathi.

Tapi sepertinya Brigadir J tidak melakukan pelecehan seksual.

Namun diduga ada skandal terlarang antara Putri Candrawathi dan Brigadir J sang ajudannya.

Aksi Pegang Paha dan Alat Vital

Sampai hari ini kasus pembunuhan Brigadir J masih jadi isu hangat.

Tak sedikit isu yang beredar tentang fakta yang beredar di media sosial terkait kasus kematian ajudan Ferdy Sambo ini.

Hingga saat ini sudah ada lima tersangka yang ditetapkan oleh Bareskrim Polri dalam kasus Brigadir J.

Mulai dari Ferdy Sambo, Bripka RR, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat, dan Bharada E.

Akan tetapi dalam kasus ini, Putri Candrawathi sampai hari ini masih bersikeras bahwa Brigadir J melecehkan dirinya.

Bahkan dalam BAP Putri Candrawathi yang bocor ke publik, ia menyebutkan jika Brigadir J sempat meraba paha dan bagian vitalnya.

Baca Juga: Blak-blakan Hotman Paris Ternyata Sempat Terima Tawaran Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Bayaran Miliaran?

Tak hanya itu Putri Candrawathi juga mengaku jika dirinya dibanting oleh Brigadir J.

Sementara itu, Om Kuat menjadi sosok pelindung bagi Putri Candrawathi.

Pasalnya ia dengan penuh emosi menjadi penjaga tangga bagi Putri Candrawathi.

Om Kuat bahkan sempat mengancam akan membunuh Brigadir J dengan pisau.

Susi Dengar Rintihan Putri Candrawathi

Terkait dugaan adanya pelecehan ini, keterangan Susi yang merupakan asisten rumah tangga (art) Ferdy Sambo menjadi salah satu kunci dalam mengungkap kebenaran terkait adanya dugaan pelecehan di Magelang.

Namun untuk menanggapi terkait laporan dugaan pelecehan di Magelang hal itu di respon oleh Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto.

Dikutip dari Antara, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto, mengatakan, dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi di Magelang dapat diproses apabila didukung alat bukti.

Ia menyayangkan, dugaan pelecehan tersebut tidak dilaporkan oleh Putri maupun Inspektur Jenderal Polisi Ferdy Sambo ke Polres setempat pada hari kejadian, sehingga tidak ada olah tempat kejadian perkara dan pengambilan bukti-bukti terkait kejadian itu.

“Sepanjang didukung dengan alat bukti ya kami proses. Sayangnya mereka tidak melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian (Polres), sehingga ada olah TKP dan pengambilan bukti-bukti terkait kejadian tersebut,” ujar dia, kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Andrianto pernah menyampaikan, hanya Allah SWT, Candrawathi dan Almarhum Brigadir J yang tahu pasti apa yang terjadi di Magelang itu. Penyidik yang menelusuri di Magelang tidak menemukan alat bukti, bahkan tidak ada CCTV di rumah tersebut.

Putri pernah membuat laporan dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J ke Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (8/7) dengan TKP Kompleks Polri Duren Tiga. Diduga laporan itu sebagai skenario untuk mengaburkan peristiwa yang sebenarnya, yakni penembakan terhadap Brigadir J.

Laporan itu dihentikan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri pada 12 Agustus 2022, karena tidak ditemukan peristiwa pidananya. Putri ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J.

Belakangan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan dugaan kekerasan seksual Brigadir J kepada Candrawathi, istri Sambo.

Dari laporan hasil pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, dugaan kekerasan seksual terjadi di Magelang, Kamis 7 Juli 2022. Peristiwa itu terjadi setelah Chandrawati merayakan hari ulang tahun pernikahan sekitar pukul 00.00 WIB.

Merujuk pada UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual satu alat bukti, yaitu keterangan korban dapat dilaporkan dan diproses hukum.

Hal ini berbeda dengan pola pemidanaan di mana perlu dua alat bukti yang sah.

Andrianto mengakui UU TPKS sedikit menyulitkan penyidikan. Namun, ia menegaskan bahwa apapun yang dinarasikan, penyidik harus didukung dengan alat bukti yang ada. “Apapun yang dinarasikan bagi kami penyidik ya harus didukung alat bukti yang ada,” kata Andrianto.

Terkait peristiwa di Magelang, kata dia, apa yang terjadi menyangkut dengan kehormatan keluarga Sambo, sebagaimana yang disampaikan Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri, Brigadir Jenderal Polisi Andi Rian Djajadi, usai pemeriksaan Sambo sebagai tersangka, Jumat 10 Agustus, di Mako Brimob Polri.

“Naluri kami sebagai penyidik seniorlah (sudah mau pensiun) apa yang terjadi ya menyangkut kehormatan sebagaimana disampaikan oleh Dirtipidum beberapa waktu yang lalu,” ujarnya.

Data yang diperoleh penyidik, berdasarkan keterangan tersangka maupun saksi-saksi, pada saat kejadian asisten rumah tangga keluarga Sambo bernama Susi sedang berada di tangga dekat kamar Putri di Magelang. Pada saat yang sama tersangka Kuat Ma’ruf berada lantai bawah sedang merokok.

Dalam keterangannya, Kuat mengaku melihat Brigadir J mengendap-endap keluar dari kamar Putri. Sebelumnya, Susi mengaku mendengar Chandrawati diduga sedang menangis, merintih atau ekspresi lainnya.

“(Kejadian) hal ini terkomunikasi antara S (Susi) dan dan KM (Kuat Ma’ruf). KM ada di kamar untuk memastikan kondisi PC (Putri) yang ada di kamar terduduk di depan kamar mandi. Keterangan ini dikuatkan dengan keterangan Susi,” kata Andrianto.

Keterangan Bripka RR

Seperti diketahui Bripka RR atau Ricky Rizal merupakan salah satu tersangka dalam kasus yang menewaskan Brigadir J.

Bripka RR menjadi tersangka ketika diduga turut ikut serta dalam skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

Belakangan ini Bripka RR sudah berani buka suara terkait peristiwa sebenarnya yang terjadi yang melibatkan mantan atasannya Ferdy Sambo.

Hal ini disampaikan langsung kuasa hukum Bripka RR, Erman Umar saat ditemui di bareskrim Polri.

Dikutip dari Berita Subang, Erman Umar mengungkapkan, kliennya secara tegas yang menolak perintah atasannya Ferdy Sambo untuk menembak Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Namun demikian, Bripka RR mengetahui bahwa Kuat Ma'ruf dan Brigadir J memang bertengkar saat di Magelang.

Pada mulanya Erman Umar menyatakan jika Bripka RR dipanggil Ferdy Sambo untuk menanyakan tentang apa yang terjadi terhadap isterinya Putri Candrawathi di Magelang.

Menurut pengakuan Bripka RR ke Erman Umar, saat itu Bripka RR mengaku tidak mengetahui apa-apa yang terjadi antara Putri dan Brigadir J.

Menurutnya Bripka RR menjawab sambil menangis dan emosi.

"Dipanggil, dia tanya, ‘ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?. Enggak tahu’. Ini Ibu dilecehkan,’. Dan itu sambil nangis dan emosi," ucapnya saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta Jumat 9 September 2022.

Setelah itu, Bripka RR kembali ditanya oleh Ferdy Sambo, saat itu Putri Candrawathi berada di dalam ruangan yang sama. Ia menjelaskan saat itu pengakuan Putri Candrawarthi dia dilecehkan oleh Brigadir J.

Kemudian Bripka RR ditanyai Ferdy Sambo tentang kesanggupannya untuk menembak Brigadir J. Namun dirinya menolak lantaran tak kuat mental dan dari situlah diminta memanggil Bharada E.

Menurutnya Bripka RR tak kuat mental.

"Kamu berani nembak? Nembak Yosua? Dia bilang saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental, enggak berani, Pak. Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard’,” jelas Erman sambil menirukan bicara Bripka RR dan Ferdy Sambo.

"'Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana'," lanjutnya.

Kemudian Bharada E mengungkap fakta menjelang eksekusi Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Agustus 2022.

Keterangan Susi Versi Anjas Asmara Di Thailand

Terdapat juga keterangan berbeda terkait kasus ini sebagaimana dikutip dari kanal youtube Anjas Asmara di Thailand.

Dia mengungkapkan keterangan terkait Susi (ART) Ferdy Sambo, menurutnya Susi nangis karena lihat Putri Candrawathi dugaannya dengan seorang saat Sambo ke Jakarta ini.

"Adalah salah satu sumber yang mengatakan seperti itu ke aku, sumber istimewa ini dia mengatakan bahwa di BAP (berita acara pemeriksaan) itu adalah verbatim dari para saksi. Apa yang dikatakan di tulis oleh penyidik seperti itu dugaannya adalah Susi mengintip dan menceritakan apa yang dilihat dalam BAP tersebut", katanya.

Dia lebih menduga ini sebagai hubungan perselingkuhan dibanding kekerasan seksual, hal ini menjadi masuk akal karena kalau terjadi kekerasan seksual harusnya Susi bukan menangis.

"Menurutnya ini sangat masuk akal karena reaksi dari Susi itu menangis gitu, seperti aku bilang di awal tadi kalau dia melihat sesuatu hal yang kekerasan seksual seperti itu harusnya pasti sebagai perempuan dia melihat majikan di begitukan yang ada dia emosi bahkan kalau iya nangis juga, tetapi kan sambil marah-marah sambil lebih banyak ekpresinya, tidak cuma menangis doang", terangnya.

Dia mempertegas dengan mengatakan jika Susi melihat Putri Candrawathi dengan seorang Pria.

"Akan diceritakan misalkan kalau dugaan adegan dari sumber istimewa ini benar bahwa BAP itu mengatakan bahwa Susi itu melihat Putri Candrawathi dengan Seorang Pria di dalam kamar tersebut dan dugaannya ini adalah sumber istimewa ini mengatakan adalah Brigadir Josua nanti dipersidangan kita akan mengetahuinya", katanya lagi.

Menurutnya hubungan PC dan Brigadir Josua dari sumber yang di dapatkan ini dia mengklaim bahwa dugaannya itu mereka sudah ada hubungan sejak bulan Desember.

Dia juga membandingkan kemungkinan motif yang paling masuk akal.

"Prediksi motifnya adalah dugaan hubungan KM dan juga PC, yang pertama adalah hubungan Brigadir J dan PC terus juga dan lain-lainnya LGBT sebagainya, aku selalu bilang bahwa kalau untuk KM dan juga PC yaitu ada Possibility-nya tapi kecil dibandingkan dengan antara PC dan Brigadir J itu menurut aku cukup lebih besar di lihat dari logika dan berbagai macam sumber", katanya.

Menurutnya dia ngaku dilecehkan karena namanya juga manusia kalau ketahuan melakukan pelanggaran, sesuatu hal dalam ikatan rumah tangga kadang iya juga playing victim.***

 

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: ANTARA Berita Subang Portal Nganjuk Vox Timor YouTube Anjas Asmara di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler