TERAS GORONTALO – Yosep Parera,pendiri Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) DPC Peradi Semarang, Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum, ditangkap KPK.
Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Yosep Parera sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap ke Mahkamah Agung.
Berdasarkan laman Law Firm Yosep Parera, diketahui telah menekuni profesi advokat/pengacara dimulai dari tahun 2000 dengan spesialis perkara pidana, perdata, da konsultasi hukum.
Baca Juga: Sebelum Nonton, Ketahui Fakta Film Pengkhianatan G30S PKI Berikut Ini
Setelah ditetapkan sebagai tersangka Yosep Parera buka suara, Yosep merasa bahwa dirinya menjadi korban dalam sistem hukum di Indonesia.
Yosep Parera mengungkap setiap aspek di Indonesia memerlukan uang, ungkapan tersebut dilontarkan kepada media pada saat Yosep Parera berada di gedung KPK.
Dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Rumah Pancasila dan Klinik Hukum. Bahwa dirinya adalah korban dalam hal ini.
“Inilah sistem yang buruk di Negara kita, di mana setiap aspek sampai tingkat atas harus mengeluarkan uang. Salah satu korbannya adalah kita,” ungkap Yosep Parera, di Gedung KPK Jakarta Selatan, Jumat 23 September 2022.
Baca Juga: One Piece : Luffy Hanya Memiliki 8 Komandan Yonkou, Chopper Tidak Termasuk?
Pengacara tersebut mengakui bahwa memang benar dia menyerahkan sejumlah uang kepada seseorang, tapi dia tidak mengetahu dia mitra atau bukan.
“Saya sebagai lawyer itu mengakui secara jujur bahwa kami menyerahkan uang kepada salah seorang di Mahkamah Agung tapi kami tidak tahu apakah dia mitra atau bukan,”
Pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum itu mengaku akan membongkar semuanya dan dia bersedia menerima segala konsekuensinya.
“Kami akan buka semuanya, kami akan siap menerima hukumannya. Karena itu ketaatan kami sebagai penegak hukum,”
Yosep Parera mengungkapkan bahwa dia merasa moralnya rendah karena terlibat kasus dugaan korupsi tersebut. Dan dia berterima untuk mendapatkan hukuman sebera-beratnya.
Baca Juga: Ingin Doa Dikabulkan ALLAH SWT ? Lakukan Ini Kata Ustad Adi Hidayat
“Kami merasa moralitas kami rendah, kami bersedia di hukum seberat-beratnya dan harapan kepada semua pengacara, tidak mengulangi hal-hal seperti ini”
Kemudia seseorang bertanya mengenai motif Yosep Parea melakukan hal tersebut. Kemudia dia mengungkapkan permintaa maaf kepada semua karena kasus yang menimpa dirinya.
Yosep Parera mengungkapkan bawha hal tersebut terjadi karena adanya pemerintahan.
“Ada permintaan,” .***