Mulai Dari Tiket Pesawat Hingga Kebutuhan Pribadi, Berikut Dugaan Rincian Penggunaan Dana Konsorsium 303

27 September 2022, 16:39 WIB
Mulai Dari Tiket Pesawat Hingga Kebutuhan Pribadi, Berikut Dugaan Rincian Penggunaan Dana Konsorsium 303 /Tangkapan layar YouTube Hersubeno Point/

TERAS GORONTALO-Kerajaan Sambo yang dikaitkan dengan dugaan peran Ferdy Sambo di konsorsium 303 kerap menjadi perdebatan panjang.

Tewasnya Brigadir J tak hanya menyeret Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan tapi juga menyorot sepak terjang lainnya yang di sebut sebagai fenomena gunung es.

Bahkan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso cukup getol dalam melihat fenomena lain yang tak hanya sekedar menganggap Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J.

Isu-isu terkait sepak terjang Ferdy Sambo ini belum ada respon lebih padahal sudah banyak pengamat yang coba membuka data serta informasi agar menjadi jalan awal memasuki gerbang konsorsium.

Refly Harun pun membahas hal tersebut di channel YouTubenya.

Baca Juga: Akhirnya Pengakuan Bripka RR Mencuat, Putri Candrawathi Disebut Paksa Brigadir J Hal Ini

Refly membacakan artikel terkait terkuak daftar aliran dana Konsorsium 303 ke para oknum Polisi totalnya 20 milyar perbulan kode coklat.

Refly membacakan adanya dugaan Konsorsium, Aiman wijaksono mengungkap data terbaru soal Konsorsium 303.

Refly menyampaikan pemberitaan Aiman dalam wawancara eksklusif dengan narasumber yang mendapatkan data aliran uang judi ke oknum Polisi dengan kode coklat.

"Aiman mendapatkan laporan keuangan mafia judi ke oknum Polisi. Pada program Aiman di Kompas TV laporan keuangan dari konsorsium judi yang selam ini di kenal dengan konsorsium 303 dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo terungkap bahwa dari hasil laporan mafia judi rata-rata 20 milyar digelontarkan setiap bulan dan sebagian besarnya diberi kode cokelat yang merujuk pada anggota Polisi", kata Refly.

Sebelumnya beredar diagram Konsorsium 303, Refly memperjelas dengan mengatakan diagram ini ada 7 Jenderal disebutkan termasuk ke Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jawa Timur dan Kapolda Sumatera Utara.

Refly melanjutkan diagram ini sempat ramai dibahas bahkan termasuk saat rapat antara kapolri dan DPR Komisi tiga sejumlah anggota DPR bersuara agar kasus Konsorsium 303 yang kerap dikatakan sebagai bagian dari kerajaan Ferdy Sambo di usut tuntas kebenarannya.

Lanjut Refly, di akhir Rapat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengusut isu soal Konsorsium 303 yang kerap dikaitkan dengan Ferdy Sambo, saat ini kami sedang mendalami tim Propam sedang bekerja kata Kapolri di komplek parlemen senayan Jakarta 24 Agustus yang lalu.

Lanjut, pada saat rapat dengar pendapat dengan Komisi 3 DPR ketika itu diagram Konsorsium 303 mengaitkan dengan Ferdy Sambo data yang saya dapatkan terkait dengan aliran uang dari konsorsium ke sejumlah oknum Polisi berdasarkan pengamatan Aiman.

Menurut Refly melanjutkan, bahwa banyak nama dari penerima uang konsorsium adalah nama-nama yang saat ini terkena kasus etik meski ada banyak yang sempat diperiksa dan belum disidangkan, nama-nama tersebut tercatat menerima uang dari konsorsium.

Baca Juga: Gilbert Lumoindong Bela Ferdy Sambo: Bharada E Di Perintah Menembak Bukan Membunuh

"IPW sebut bukan hoax, IPW juga memastikan data yang diberikan bukan hoax, pihaknya mendapatkan data dari penelusuran selama ini, saya mendapati sejumlah pengeluaran sebagian besar hanya menyebut kode cokelat yang merujuk pada anggota Polisi disertai dengan nama penerimanya", lanjutnya.

Lanjut, kebutuhannya mulai dari tiket pesawat bulanan hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu pada satu bulan sebanyak 70 juta lebih, untuk minuman lebih dari 50 juta, sementara untuk bantuan pejabat Polisi untuk perjalanan ke Eropa 560 juta, ada pula tercatat Pospol Pluit 10 juta hingga bantuan kasus rekening medan 386 juta.

Refly melanjutkan yang jelas total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah oknum Polisi ini rata-rata 20 Milyar setiap bulannya yang sebagiannya juga digunakan tampaknya untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang konsorsium.

Saya mendapatkan laporan keuangan dua bulan Oktober dan November 2021 lalu atas hal itu ketua IPW menyebutkan bahwa data ini bukanlah kabar bohong. Ini bukan hoax ungkap Sugeng kepada saya (Aiman).

Sugeng meminta kepada Kapolres segera menelusuri kebenaran hal ini, menurut Sugeng penelusuran ini bukanlah hal yang sulit karena PPATK telah menghubungkan aliran dana judi online saja jumlahnya 155 triliun pertahun tentu hal ini dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah di petakan PPATK.

Mengenai laporan keuangan konsorsium juga demikian menurut Sugeng sudah terbuka lebar dan mudah untuk menelusurinya kalau ada politicall will, sejauh ini Kadiv Humas Polri Irjen Dedy Prasetyo saat ditanyakan soal perkembangan kasus Konsorsium 303 juga terkait dengan pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah Polisi dalam kasus Sambo mengatakan masih dalam pendalaman.

Refly juga menyampaikan Tiga kluster kasus Sambo, pertama adalah kasus pembunuhan berencana yang memang terus berjalan dan menuju ke pengadilan, kedua soal upaya sejumlah oknum Polisi yang hendak menghapus jejak pembunuhan Yoshua atau dikenal dengan kasus obstruction of justice juga masih terus berjalan, ketiga adalah kasus konsorsium, kasus konsorsium yang sebelumnya disebut-sebut adanya kerajaan Sambo yang melindungi sejumlah kegiatan ilegal seperti judi online hingga narkoba hal ini yang sampai saat ini belum ada perkembangan berarti

"Ada upaya melakukan domestifikasi kasus Ferdy Sambo, karena yang di obok-obok itu hanya kasus pembunuhan berencana dengan motif yang sifatnya domestik, pelecehan, perkosaan, perselingkuhan dan sebagainya", kata Refly.

Refly menambahkan padahal seiring dengan kasus Ferdy Sambo menguak hal yang merupakan fenomena gunung es, dipermukaan kecil saja tapi orang meyakini akarnya luar biasa besar,

Refly mengatakan membutuhkan keseriusan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk bagaimana melakukan bukan hanya klarifikasi tapi juga investigasi terhadap kasus yang diyakini banyak orang memang terjadi di tubuh Polri sejak lama.

"Sudah bukan rahasia umum lagi praktek-praktek perjudian itu di backing aparat, praktek-praktek narkoba jual beli narkoba di backingi aparat, tambang-tambang di luar Jakarta di backing aparat, human traficking juga demikian", kata Refly.

Refly juga mengatakan tentu Negara membutuhkan Polisi, tetapi yang kita butuhkan ada Polisi yang bersih, yang jujur, yang amanah sebagai imbangannya Negara harus menyediakan renumerasi yang sepadan memastikan anak-anak Polisi bisa bersekolah dengan baik. Tapi bukan membiarkan mereka mencari tambahan kehidupan.

Refly kembali menegaskan tentang akan terus mendorong motif non domestik.

"Menurutnya dia akan terus mendorong hal-hal yang sifatnya non domestik agar orang paham bahwa di kasus Ferdy Sambo tak hanya sekedar pembunuhan berencana", tegas Refly.***

 

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler