TERAS GORONTALO- Ibunda Brigadir J yakni Rosti Simanjuntak dipastikan akan menghadiri sidang tersangka pembunuhan anaknya.
Saat ini Rosti sudah berada di Jakarta bersama sang kuasa hukum Kamaruddin Simanjuntak.
Tak hanya itu kekasih mendiang Brigadir J yakni Vera Simanjuntak juga telah berada di Jakarta bersama Irma Hutabarat.
Vera Simanjuntak merupakan saksi percakapan terakhir sebelum Brigadir J tewas terbunuh.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Beri Tanggapan Menohok Perihal Video Prank Baim Wong dan Paula Verhoeven!
Dilansir Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat, Sebelum meninggal dunia, Brigadir J sempat bercerita sambil menangis pada Vera bahwa ia menerima ancaman pembunuhan.
Vera Simanjuntak mengatakan kepada Irma Hutabarat bahwa ia sering bermimpi kekasihnya Brigadir J.
Meski menangis tersedu-sedu, Vera mengaku senang karena bermimpi Brigadir J.
“Senang bou. Seperti nyata rasanya. Seperti memang dia ada dekat terus meluk adek (Vera) di mimpi itu. Sulit (melupakan kebaikan Brigadir J), tak akan terlupakan,” kata Vera sambil tertunduk menahan tangis.
Pada akhirnya, Vera tak kuasa menahan tangis hingga dipeluk erat oleh Irma Hutabarat.
Baca Juga: 5 Bisnis Lesti Kejora dan Rizky Billar yang Terancam Bangkrut jika Berpisah
Irma menilai, Vera adalah sosok perempuan yang berhati lembut. Irma paham bahwa tidak mudah bagi Vera untuk menceritakan sosok kekasihnya itu.
“Sebetulnya tidak mudah ya untuk memulai percakapan tapi memang karena sudah janji dengan kesayangan inang di Horas Inang dan tadi Vera juga sudah bersedia,” kata Irma.
Vera Simanjuntak mengaku, ia turut memperjuangkan keadilan untuk Brigadir J karena kekasihnya itu adalah orang yang baik tidak seperti yang diceritakan oleh Ferdy Sambo.
“Jauh (tidak seperti yang dituduhkan Sambo). Tidak mungkin dia melakukan hal tidak terpuji seperti itu (melecehkan Putri Candrawathi). Orangnya baik, penyayang, terlebih pada keluarganya. Bahkan pada keluarga adek sendiri juga, sama keponakan adek dia sudah dekat,” ujar Vera sambil terisak.
Vera yakin bahwa kekasihnya tidak mungkin melakukan pelecehan karena selama delapan tahun bersama, Brigadir J adalah sosok yang sangat baik.
“Bukan hanya baik, tapi dia itu selalu mengalah dan sangat berbudi. Berarti sama kesaksian semua orang itu. Hatimu terluka ya. Bukan hanya kematiannya tapi kelanjutannya itu ya,” ujar Irma Hutabarat.***