Mati Kelaparan Untuk Mencapai Nirwana, Ini Kepercayaan Sekte Santara Yang Diduga Dianut Keluarga di Kalideres

19 November 2022, 05:05 WIB
Mati Kelaparan Untuk Mencapai Nirwana, Ini Kepercayaan Sekte Santara Yang Diduga Dianut Sekeluarga Tewas di Kalideres /Tangkap layar YouTube Anjas Asmara/

TERAS GORONTALO- Penyebab kematian satu keluarga di Kalideres masih misterius. 

Sejumlah dugaan mencuat tentang sebab kematian satu keluarga di Kalideres. 

Salah satunya sekte. 

Dalam ulasannya di channel Youtube Tube Anjas Asmara, Anjas Asmara menyebut dugaan kematian satu keluarga di Kalideres akibat perilaku sekte. 

Anjas Asmara menyebut Sekte Santara yang berasal dari India. 

Baca Juga: Tiket Piala Dunia 2022 Qatar Termahal Sepanjang Sejarah, Segini Harganya

Menurut dia, pola kematian satu keluarga di Kalideres sangat mirip dengan pola sekte Santara. 

Ungkap dia, sekte Santara sudah terlarang di India. 

Aturan sekte itu adalah penganutnya harus puasa makan dan minum sampai meninggal untuk mencapai Moksa. 

Moksa adalah kondisi kelepasan dimana manusia tak perlu lagi memasuki roda reinkarnasi. 

Beber Anjas, banyak fakta seputaran kematian keluarga ini yang mirip dengan aturan sekte itu. 

Yang pertama adalah sudah tua dan sakit sakitan. Kedua cacat dan lumpuh. 

"Dari segi usia, semuanya diatas 40 tahun, ada yang sudah 70 tahun," katanya. 

Kemudian ada orang terakhir dan usianya masih muda. Itu klop dengan waktu kematian para korban yang berbeda beda, yang diawali dengan yang tua kemudian disusul yang muda. 

Syarat selanjutnya adalah kondisi mental baik. "Jadi meski sakit sakitan mereka punya mental spiritual yang baik," katanya. 

Baca Juga: Ronaldo, Messi dan Buffon Pemain yang Ikut 5 Kali Edisi Piala Dunia

Kemudian para pengikut Santara ingin mengubah karma. 

Hal ini dihubungkan dengan kegiatan mereka sehari hari yang agak jauh dari duniawi. 

"Mereka tertutup, lantas membiarkan listrik mati dan banyak sampah di rumah, ini berarti mereka sudah tak terlalu peduli dengan hal duniawi," katanya. 

Selanjutnya adalah ketaatan dan ada izin dari keluarga inti. 

Ini mungkin sebabnya Ris Astuti, adik dari salah satu keluarga tidak menampakkan ekspresi sedih. Bahkan ia sangat tenang. 

Seolah sudah tahu jika adiknya telah mencapai tujuan kepercayaan mereka dengan cara demikian. 

Peristiwa kematian satu keluarga di Perumahan Kalideres masih menyisakan misteri. Empat jenazah masing - masing RY 71 tahun, RN usia 68 tahun, DF 42 tahun dan BG 69 tahun. 

RT dan RN adalah suami istri. DF anaknya. Sedang BG adalah ipar bapaknya. 

Penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Kalideres belum terungkap. 

Kesimpulan sementara tentang sebab kematiannya yakni kelaparan belum memuaskan sejumlah pihak. 

Anjas Asmara dalam analisanya di channel youtube Anjas Asmara menuturkan, keterangan seorang ahli forensik, otot para korban sudah mengecil. Lambung juga kosong. "Itu tanda tanda dari orang yang tidak makan dalam waktu lama," katanya. 

Menurut Anjas Asmara, yang jadi pertanyaan adalah kenapa keluarga tak makan. Tak punya uang kah?. Rasanya tak mungkin. Karena menurut keterangan sejumlah orang dekat, keluarga ini cukup berada. 

Anjas Asmara curiga jika keluarga ini adalah pengikut sebuah sekte. Beber Anjas Asmara, ada sekte tertentu yang praktiknya adalah menahan lapar kemudian menjumpai kematian dengan cara itu. "Dilihat dari umur mereka, tentu itu adalah umur eksistensialis alias pencarian hidup," katanya. 

Sebut dia, ada banyak sekte di dunia. Sekte bukan hanya hidup di desa terpencil, tapi juga di kota besar. Ia mencontohkan di Thailand. Ada banyak sekte di sana. 

Anjas Asmara mengungkap sejumlah misteri terkait kasus kematian itu. 

Baca Juga: 3 Gol Bunuh Diri Yang Tak Terlupakan Dalam Sejarah Piala Dunia, Nomor 3 Miris

Sebut dia, ketua RT yang membuka paksa rumah itu menemukan lilin. 

Sebelumnya ketua RT tersebut sempat memperingatkan akan kemungkinan pemutusan listrik PLN. Namun keluarga tak menggubris. Mereka mengatakan akan menghubungi kepala RT saat ingin listrik disambung kembali. 

Hal janggal lainnya adalah salah satu korban yang sudah berusia uzur sempat kepergok berjalan dengan alas plastik. 

Dikatakan Anjas Asmara, hingga kini tak ada tanda kekerasan di tubuh para korban. 

Juga tak ada tanda pengrusakan di rumah tersebut. 

Geger penemuan mayat satu keluarga di Kalideres, Jakarta. 

Empat jenazah masing - masing RY 71 tahun, RN usia 68 tahun, DF 42 tahun dan BG 69 tahun. 

RT dan RN adalah suami istri. DF anaknya. Sedang BG adalah ipar bapaknya. 

Penyebab kematian masih misterius. Berbagai pihak menyebut jika kematian satu keluarga di Kalideres disebabkan kelaparan. 

Indikasinya adalah hasil pemeriksaan dokter tentang lambung keempat jenazah kosong. Juga tak ditemukan makanan di rumah itu. 

Namun hal itu dianggap janggal oleh Anjas. Dalam akun YouTube Anjas di Thailand, Anjas meragukan motif tersebut. 

Anjas membeber teori pembunuhan dan bunuh diri. Hal itu berdasarkan waktu kematian yang berbeda beda. "Ternyata RY dan RN lebih dahulu meninggal ketimbang DF dan BG, ini bisa saja ada motif pembunuhan lantas bunuh diri, tapi memang semua bergantung dari pemeriksaan," katanya. Sebut Anjas, ada interval waktu panjang antara kematian antara korban. Bukan hanya sejam dua jam. 

Tapi hingga berhari hari lamanya. 

Dikatakan Anjas, tidak ada bukti tentang perampokan. 

Tak ada tanda tanda rumah itu dibobol atau perusakan lainnya. 

Teori lainnya adalah ahli waris. Ini berhubungan dengan rumah itu. 

Siapa yang akan mewarisi rumah tersebut. 

Menurut Anjas, banyak kejadian pembunuhan di Indonesia berdasarkan  rebutan ahli waris. 

Untuk memastikan hal itu, beber Anjas, perlu pemeriksaan otopsi. 

"Itu mungkin dapat diperiksa di hati mereka," katanya. Dikutip dari Pikiran Rakyat, 

Berdasarkan keterangan dari Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce,  keempat orang dalam satu keluarga itu diduga meninggal akibat kelaparan.

"Lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," ujarnya.

Hingga saat ini, kasus penemuan empat jenazah tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat.

"Kita cari tahu dulu berdasarkan keterangan tetangga, pak RT dan pak RW bagaimana mereka semasa kehidupannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya," ucap Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko.***

Editor: Viko Karinda

Sumber: YouTube Anjas Asmara di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler