TERAS GORONTALO – Irma Hutabarat menilai jika trauma Putri Candrawathi delay atau terlambat dalam hal sebagai korban yang diperkosa.
Rasa trauma Putri Candrawathi sebagai korban yang diperkosa, dinilai delay dan menjadi salah satu penyebab sidang digelar secara tertutup.
Irma Hutabarat mengatakan bahwa sidang yang menghadirkan Putri Candrawathi ini membuat banyak pihak kecewa.
“Kenapa ini menjadi sidang asusila, sementara ini sidangnya 340,” ucap Irma seperti yang dikutip Teras Gorontalo di Kalan YouTube Uya Kuya TV pada 13 Desember 2022.
Baca Juga: Semifinal Piala Dunia 2022: Argentina VS Kroasia, Prediksi Dan Link Live Streaming Full HD
Irma mengaku jika dirinya melihat Putri Candrawathi sebenarnya tidak benar-benar trauma dan malah kondisi Kesehatan mental istri Ferdy Sambo ini dinilai delay.
Sementara Ferdy Sambo selaku suami, bahkan tidak menunjukkan amarah saat mengetahui istrinya diperkosa.
Hal itu dinilai pada dari deretan kesaksian Ferdy Sambo dalam sidang sebelumnya.
“Dinamana empati dan amarah seorang suami,” ucap Irma.
Irma mempertanyakan fakta kejadian yang terungkap di persidangan, menguak sederet alasan, mengapa tidak segera melapor ke pihak berwajib saat diketahui bahwa Putri Candrawathi misalnya diperkosa.
“Kenapa tidak lapor polisi?, Dilarang! Kenapa tidak dibawah kedokter? Dilarang! Lalu kenapa tidak ditangkap (Brigadir J) lalu diamankan? Dilarang!, jadi semua dilarang dan ketika ditanya, dibilang sudah aman,” jelas Irma.
Baca Juga: One Piece, Admiral Kizaru Tak Berkutik Dihadapan Roronoa Zoro! Balas Dendam yang Sadis
Menurut Irma Hutabarat, arti kata sudah aman yang diucapkan Putri Candrawathi tersebut sudah janggal.
Salah satu yang menandakan bahwa rasa trauma Putri Candrawathi delay adalah nafsu makannya yang baik baik saja pasca diperkosa.
“Tidak ada trauma.” Ucap Irma.
Sebagai seorang perempuan yang diperkosa, Irma mengatakan tidak masuk akal jika ia menyampaikan bahwa dirinya sudah tenang dan baik baik saja kepada suami.
“Inikan kata yang bertolak belakang, sudah tenang!, maksudnya sudah tenang apa?,” tutur Irma dengan nada tanya.
Bahkan sebelum melapor kepada Ferdy Sambo bahwa ia diperkosa, Putri Candrwathi masih sempat dinner.
“sebagai seorang suami, istri kamu cerita diperkosa trus sudah tenang?,” jelasnya lagi.
Hal yang dilarang oleh Putri Candrwathi selanjutnya setelah mengaku diperkosa adalah dilarang menghubungi ajudan.
“Tidak boleh menghubungi ajudan lalu masih tetap seatap,” katanya.
Menurut Irma, semua rentetan peristiwa yang terjadi kepada Putri Candrawathi sangat aneh.
“Tidak mungkin dari sisi seorang perempuan, saya tidak akan sudi tinggal seetap (setelah diperkosa), dan tidak mungkin saya bercerita kepada suami bahwa tenang-tenang saja,” jelasnya.
Pada akhirnya klaim trauma Putri Candrawathi menjadi tidak terterima oleh akal sehat public.
Pasalnya pada malam ketika Putri Candrawathi mengadu kepada Ferdy Sambo bahwa dirinya diperkosa, Putri juga mengataakan bahwa dirinya sudah tenang.
Menurut Irma sebagai seorang perempuan yang diperkosa, tidak mungkin memiliki perbaikan mental dan trauma yang hanya sekejap mata.
“Itu selesai, berarti tidak ada pemerkosaan, tidak ada trauma,” kata Irma.
Sebab menurut Irma penanganan untuk orang yang trauma akibat diperkosa itu adalah saat itu juga setelah kejadian.
“Kalaui kejadiannya di katakana tanggal 7 Juli, traumanya baru sekarang bulan Desember, diruang sidang tiba-tiba bilang trauma, itu adalah omong kosong dan tidak masuk akal,” katanya.
Sebab hal itu tidak masuk akal secara psikologis, oleh karena itu Irma sendiri menganggap bahwa rasa trauma Putri Candrawathi delay atau terlambat.
Hal itu juga yang membuat public kecewa karena sidang yang tadinya terbuka untuk umum, menjadi sidang asusila dan tertutup untuk umum, sementara Irma Hutabarat mengatakan bahwa ini adalah sidang 340 yang beralih ke asusila akibat rasa trauma Putri Candrawathi yang delay.***