Pemimpin Partai Sayap Kanan Rasmus Paludan Bakar Al Quran Berbuntut Panjang Hubungan Turki-Swedia

26 Januari 2023, 09:34 WIB
Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Rasmus Paludan Bakar Al Quran Berbuntut Panjang Hubungan Turki-Swedia /Reuters/TT NEWS AGENCY

 

TERAS GORONTALO -- Rasmus Paludan, seorang politisi asal Swedia, melakukan hal kontoversi dengan membakar Al Quran.

Rasmus Paludan, membakar Al Quran, saat berdemo di depan kantor Kedutaan Besar Turki, yang letaknya berada pada Ibukota Swedia, Stockholm.

Aksi sejumlah demonstran termasuk Rasmus Paludan,yang berdemo di Kedutaan Besar Turki, terkait Swedia tak mendapat dukungan untuk masuk sebagai Anggota NATO.

Dalam aksi demo itu, Rasmus Paludan, membakar Al Quran dan melontarkan kata-kata rasis yang menyerang imigran, menetap di Swedia.

"Kalau Anda menganggap kebebasan berekspresi itu tidak boleh ada, kalian tinggal saja di tempat lain," ujar Rasmus Paludan, seperti dilansir Teras Gorontalo dari Aljazeera.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keras aksi Rasmus Paludan, membakar Al Quran tersebut.

"Kami mengutuk keras serangan terhadap kitab suci umat Islam. Sengaja membiarkan tindakan anti-Islam, menghina muslim dan nilai-nilai suci kami dengan alasan kebebasan berekspresi sangat tidak bisa dibenarkan," tambahnya.

Di sisi lain, Majelis Nasional KAHMI mengutuk keras Rasmus Paludan dan menghimbau umat Islam untuk menggalang solidaritas menyumpahinya karena dia telah berkali-kali melecehkan kesucian Al Quran, kitab suci umat Islam.

Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu, menyikapi pembakaran Al-Qur'an yang kemudian berlanjut di Belanda.akaran Al Quran

Dia mengatakan Ini adalah aksi Paludan yang kesekian kalinya sejak tahun 2019, 2020, 2021, 2022 dan 2023. Dalam aksinya di Brussel tahun 2020, Paludan bahkan membungkus daging babi menggunakan mushaf Al-Qur'an.

"Jika aksi pembakaran Al-Qur'an tahun 2023 sebagai protes terhadap Turki yang menolak Swedia masuk organisasi NATO, mengapa Al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat Islam yang dibakar?. Dari rekam jejak aksi-aksinya, jelas bahwa Rasmus Paludan adalah ekstremis radikal anti Islam," katanya.

Sikap Islamophobia Rasmus Paludan sengaja membonceng kebebasan berekspresi dan menggunakan isu penolakan Rusia atas Swedia masuk NATO dengan mengkambinghitamkan Al-Qur'an.

"Sungguh aneh di zaman ini, masih ada tokoh politik sebodoh Paludan. Ia berdalih kebebasan berekspresi, padahal kebebasan ekspresi yang digunakannya melebihi norma kepatutan dan melanggar hak-hak asasi berekspresi itu sendiri," katanya.

Dia mengatakan Paludan telah melakukan penghinaan (blasphemous) terhadap umat Islam sedunia.

"KAHMI sepakat dengan para pemimpin dunia Islam dan pemimpin agama Kristen dan Katolik di dunia bahwa tindakan Paludan telah melukai perasaan semua penganut agama di dunia," katanya.

KAHMI berpandangan bahwa dunia perlu mendefinsikan kembali kebebasan berekspresi dan memasukkan aksi vandalisme yang menohok kesucian agama sebagai radikalisme dan ekstremisme anti-Tuhan.

"KAHMI meminta pemerintah Swedia mengambil langkah-langkah tegas dan konkrit terhadap Rasmus Paludan berupa pelarangan dan pembubaran partai Stram Krus karena berpotensi menimbulkan distabilitas di seluruh dunia," katanya.

Agar tidak menimbulkan gejolak dan kemarahan umat Islam sedunia, ujar dia, pemerintah Swedia juga dapat menghadirkan dan berdialog dengan tokoh Muslim di Swedia. ***

 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler