Lebih dari 9 juta Rumah Kosong di Tahun 2023, Jepang Terancam Punah

9 Februari 2023, 10:32 WIB
Lebih dari 9 juta Rumah Kosong di Tahun 2023, Jepang Terancam Punah /Tangkap Layar Instagram Draimonsito/

TERAS GORONTALO- Lebih dari 9 juta rumah tanpa penghuni, Benarkah Jepang akan punah seiring berjalannya waktu?

Jepang merupakan salah satu negara Terbersih di dunia, negara yang terletak di bagian Asia Timur ini sangat kental dengan budaya bersih. 

Anak-anak diajarkan menjaga kebersihan sejak dini, di Jepang bahkan ada seni Memisah-misahkan Sampah yang disebut Gomi Toban.

Baca Juga: Daihatsu Ayla 2023 Segera Hadir di Indonesia, Begini Bocoran Spesifikasi dan Harganya..

Sebagai negara maju yang tetap menjaga kebersihan negara matahari terbit ini menggagas bahwa kebersihan adalah hal utama dan terpuji.

Namun dibalik indahnya lemandangan yang asri Jepang ternyata menyimpan hal yang sangat menyentuh hati.

Dikutip dari TikTok @Omen_Said, dalam unggahanya tersebut memperlihatkan keadaan Jepang yang sepi akan orang-orang, bahkan banyak sekolah-sekolah yang sudah ditutup karena tidak ada murid. 

Baca Juga: Bukan Kurohige, Eiichiro Oda Konfirmasi Musuh Terakhir Luffy di One Piece Adalah Bajak Laut Dengan...

Rumah-rumah dan apartemen terbengkalai karena tak ada penghuninya.

Semakin berkurangnya murid-murid dan populasi penduduk, pemerintah akhirnya menutup beberapa sekolah (SD, SMP, SMA) di kota besar maupun di kota kecil.

Gedung-gedung sekolah yang tak berfungsi dialih fungsikan menjadi hostel, cafe dan gedung serbaguna.

Dalam sebuah survei perumahan dan tanah pada 2018 lalu,  pemerintah Jepangencatat lebih dari 8,49 Juta rumah losong di berbagai provinsi di Jepang.

Baca Juga: Alasan Luffy dan Zoro Jadi Penjaga CP0 di One Piece 1074 Terungkap, Semua Fans Ditipu Eiichiro Oda! 

Bukan tanpa alasan kenapa negeri Yakuza ini semakin berkurang populasinya, ini dikarenakan karena tingkat kelahiran setiap tahun semakin sedikit.  

Upaya pemerintah Jepang pun menangani masalah serius ini dengan memberi tunjangan untuk pengantin baru sampai anak lahir dan rumbuh besar. Namun tak ada perubahan yang signifikan.

Meski dikenal juga sebagai negara destinasi wisata yang menarik jutaan wisatawan dari berbagai negara. 

Angka bunuh diri di negeri Sakura ini juga sangat tinggi. 

Sebagai contoh kita mengenal istilah sepupuku atau harakiri, aksi bunuh diri untuk mengembalikan kehormatan diri dan keluarganya, yang kerap dilakukan oleh samurai di masa lalu. 

Hal ini juga dipandang sebagai cara kematian yang terhormat.

Namun berbeda dengan zaman dulu, kasus bunuh diri Jepang saat ini dikarenakan tuntutan kehidupan yang tinggi, seperti biaya hidup yang mahal, persaingan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang baik, kesulitan ekonomi, kerap menjadi sumber munculnya rasa frustrasi di masyarakat.***



Editor: Viko Karinda

Tags

Terkini

Terpopuler