Selain Dokter Spesialis Radiologi Faisal, Densus 88 Tembak Mati Oknum Dokter Ini Karena Terlibat Teroris

- 22 Mei 2022, 17:56 WIB
Kehilangan Dokter Faisal Dikaitkan Dengan Batu Besar Misterius di Lokasi Kejadian
Kehilangan Dokter Faisal Dikaitkan Dengan Batu Besar Misterius di Lokasi Kejadian /Yotube awahyu Seno/

TERAS GORONTALO - Penangkapan 24 tersangka teroris di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) membuat nama dokter spesialis radiologi Faisal ikut terseret.

Publik kabupaten Toli-toli sempat menduga jika dokter spesialis radiologi Faisal terseret dalam gerakan teroris.

Hal ini karena dari 24 tersangka teroris yang ditangkap di Sulteng, ada salah satu tersangka yang diketahui mempunyai inisial FS.

Baca Juga: Seret Nama Dokter spesialis radiologi Faisal, FS Teroris yang Ditangkap Densus 88 Masuk Jaringan ISIS

Warga kemudian menduga jika FS ini adalah dokter spesialis radiologi Faisal.

Namun asumsi ini langsung dibantah polisi.

Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Rudy Sufahriadi memastikan jika dokter spesialis radiologi Faisal tidak ada kaitanny dengan penangkapan teroris baru-baru ini.

Baca Juga: Motor Ditemukan Dalam Keadaan Menyala, Dokter Spesialis Radiologi Faisal Diduga Naik Kendaraan Lain dari TKP

"Penyelidikan untuk kasus hilangnya dokter Faisal masih terus berlanjut. Tidak ada kaitannya dengan penangkapan teroris baru-baru ini," ujar jenderal dua bintang itu saat menggelar konferensi pers belum lama ini.

Namun, dokter spesialis radiologi Faisal bukanlah dokter pertama yang ikut terseret dalam kasus teroris.

Belum lama ini, Densus 88 Anti Teror pernah menembak mati salah seorang dokter yang aktif di lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).

Baca Juga: SENGKARUT Kasus Dokter Spesialis Radiologi Faisal Hilang Bak Ditelan Bumi Dikaitkan Teroris Inisial FS

Dikutip dari berbagai sumber, dokter yang ditembak mati oleh Densus 88 ini bernama dokter Sunardi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Sunardi merupakan petinggi di jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Diketahui, Hilal Ahmar Society sebelumnya dimasukkan ke dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris di Indonesia.

Dokumen tersebut pun dapat diakses di situs Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Dewan Keamanan PBB (UN Security Council) pun mengungkapkan HASI merupakan sayap Jemaah Islamiyah dan beroperasi sejak 2011 di Indonesia.

Dalam hal ini, UNSC mengatakan bahwa JI menyalahgunakan dana amal dari organisasi tersebut terkait dengan tindakan kekerasan dan teror.

Selain JI, HASI juga terafiliasi dengan organisasi teroris Al-Qaeda.

Polisi mengatakan dokter Sunardi merupakan salah satu Amir di JI.

Amir adalah sebutan bagi pimpinan di jaringan JI.

Ia menjelaskan bahwa dokter Sunardi bertindak sebagai deputi dakwah dalam jaringan teroris tersebut.

Menurutnya, Sunardi turut memiliki peran sebagai penasehat di jaringan tersebut.

“Yang bersangkutan sebagai penasehat amir JI dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society,” kata Ramadhan.

Diketahui, dokter Sunardi hendak ditangkap oleh Densus 88 di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dia merupakan warga setempat yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris.

Selama penangkapan, polisi menyebutkan bahwa SU melakukan perlawanan sehingga harus ditembak.

Ramadhan mengatakan, petugas sempat mencoba menghentikan laju mobil bak yang dikendarai oleh tersangka dokter Sunardi.

Polisi menaiki mobil dari arah belakang dan memberikan peringatan agar tersangka menghentikan lajunya.***

Editor: Viko Karinda

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah