Network
TERAS GORONTALO – Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Imam Santoso dalam podcast Refly Harun mengungkapkan berbagai analisa terkait kasus tewasnya Brigadir J.
Salah satu yang dianalisa adalah korelasi antara luka dibagian tubuh Brigadir J dan kronologi yang disampaikan oleh pihak kepolisian.
Menurut laporan, Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E diduga melakukan perbuatan yang tak pantas terhadap istri Irjen Pol. Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi.
Akibat perbuatan Brigadir J itulah sehingga aksi saling baku tembak terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri nonaktif irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga: Benarkah 5 Jenderal Jadi Tersangka Kasus Penembakan Yang Tewaskan Brigadir J? Cek Faktanya
Dikatakan bahwa Brigadir J melepas 7 kali tembakan, sedangkan Bharada E hanya 5 kali tembakan.
Peristiwa itu berujung pada tewasnya Brigadir J tepat pada 8 Juli 2022 di kediaman Kadiv Propam Polri nonaktif Ferdy Sambo.
Ketua IPW Sugeng Imam Santoso mengatakan bahwa sangat mustahil Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat melepaskan 7 kali tembakan ke arah Bharada E saat baku tempak.
Menurutnya ada dua korelasi yang terjadi antara penembakan dan penganiayaan dari jasad Brigadir J saat kejadian pembunuhan terjadi.
