Terungkap Fakta Baru Tiket Pesawat Ferdy Sambo Terjadwal Sehari Sebelum Peristiwa Bharada E Tembak Brigadir J

- 6 Agustus 2022, 11:37 WIB
Terungkap tiket pesawat Ferdy Sambo yang terjadwal sehari sebelum peristiwa Bharada E tembak Brigadir J di rumah dinas.
Terungkap tiket pesawat Ferdy Sambo yang terjadwal sehari sebelum peristiwa Bharada E tembak Brigadir J di rumah dinas. /Kolase Antara/Bryan Alex Tarore

TERAS GORONTALO - Fakta baru penembakan Brigadir J mulai terungkap, ternyata tiket pesawat Ferdy Sambo terjadwal sehari sebelum peristiwa kematian Brigadir J.

Terungkap tiket pesawat Ferdy Sambo yang terjadwal sehari sebelum peristiwa Bharada E tembak Brigadir J di rumah dinas.

Bukti tersebut sudah sempat dibeberkan Komnas HAM beberapa waktu lalu.

Bukti perjalanan tiket pesawat ferdy Sambo dari Yogyakarta ke Jakarta.

Baca Juga: Terbongkar! Bukan Hanya Menghambat Kasus Brigadir J, Ini Peran Sesungguhnya Hendra Kurniawan dan Benny Ali

Tak hanya itu, ada bukti lainnya yaitu dirinya berangkat bersama seorang ajudan bernama Daden.

Hal itu telah diungkap Komnas HAM terkait tiket pesawat Ferdy Sambo yang dijadwalkan sehari sebelum kematian Brigadir J.

Komnas HAM menyatakan telah mengantongi sejumlah bukti perjalanan mantan Kadiv Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dari Yogyakarta ke Jakarta.

Diketahui perjalanan itu dilakukan Sambo satu hari atau H-1 sebelum baku tembak terjadi di rumah dinasnya di kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Bharada E Dapat Kompensasi Uang Setelah Jadi Tersangka? Kamaruddin: Dia Hanya Tumbal

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, salah satu bukti perjalanan itu berupa tiket pesawat atas nama Sambo.

"Akhirnya data terbaru yang akurat dengan bukti sudah kami dapatkan, tiket dan macam-macam itu. Kami dapat kepastian tanggal 7 (Juli 2022), pesawat pagi jam 07.00 WIB," ujar Taufan dikutip dari ANTARA.

Mereka berangkat untuk kembali bekerja di Mabes Polri.

"Dengan satu ajudan, Deden. Dia berangkat dari Jogja ke Jakarta, ke Mabes," kata dia.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap 4 Perwira Polri yang Coba Hilangkan Barang Bukti Tewasnya Brigadir J, Kini Sudah Ditahan

Lebih lanjut Taufan menegaskan bahwa keberangkatan Ferdy Sambo menuju Jakarta tidak berbarengan dengan rombongan sang istri.

Saat itu, istri Ferdy Sambo yakni PC berangkat menuju Jakarta sehari setelah keberangkatan Sambo dan PC didampingi Brigadir J dan Bharada E.

Dalam proses pengumpulan data dan informasi oleh Komnas HAM, diketahui rombongan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi merayakan hari jadi pernikahan mereka yang disaksikan langsung oleh ajudan dan asisten rumah tangga (ART) mereka.

"Menceritakan ada perjalanan dari Magelang di situ. Ada Anniversary antara Pak Sambo dan Istri. Intinya menggambarkan di Magelang baik-baik saja tidak ada masalah," ungkap Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, di Komnas HAM, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2022, dikutip dari PMJNews.

Baca Juga: Dari Calon Kapolri, Ferdy Sambo Kini Ada Diantara Polisi 'Buangan', Tugasnya Jadi Pelayan Umum di Markas

Usai merayakan hari jadi tersebut, rombongan Ibu Putri Candrawathi beserta ajudan kembali pulang ke Jakarta dengan menggunakan jalur darat.

"Kemudian berangkat rombongan Ibu Putri Candrawathi dengan ajudan. Sementara pak Ferdy Sambo berangkat dari tempat berbeda," tuturnya.

Masih dari keterangan Taufan, selama di perjalanan dari Magelang menuju Jakarta, tidak ada masalah yang terjadi. Bahkan, setibanya di rumah dinas yang berada di Duren Tiga terlihat semua masih dalam kondisi baik-baik saja.

"Tercover semua dalam CCTV sampai di rumah pribadi pun baik-baik saja. Nggak ada kelihatan apa-apa. Kemudian berpindah ke rumah dinas," tuturnya.

Baca Juga: Keluarga Brigadir J Minta Istri Ferdy Sambo Bicara Jujur, Sang Tante Tantang Buktikan Semua Tuduhan ke Publik

"Di situ baru terjadi, di rumah dinas atau TKP itu. Tadi saya katakan CCTV nya tidak berfungsi. Maka, harus dicari selain keterangan-keterangan orang ini selain dicari bukti-bukti lainnya," pungkasnya.

Sementara itu, setelah Bharada E ditetapkan sebagai tersangka hingga Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan, Kapolri mencopot jabatan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri.

Ferdy Sambo dimutasi bersama dua jenderal lainnya sebagai Pati Yanma Polri.

Sementara itu, CCTV di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo yang sebelumnya dikatakan rusak dan telah diganti oleh seseorang, akhirnya berhasil diungkap oleh tim khusus Bareskrim Polri.

Baca Juga: Terungkap, Durasi Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo Terjadi 2 Menit, Bharada E Diduga Bukan Pelaku Tunggal

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, soal CCTV yang rusak dan diambil sebelum insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

"Ada CCTV rusak yang diambil pada saat di satpam dan itu juga kita sudah dalami, kita sudah mendapatkan bagaimana proses pengambilan dan siapa yang mengambil, juga sudah kita lakukan pemeriksaan, dan saat ini tentunya kita akan melakukan proses selanjutnya," ungkap Sigit dikutip dari kanal YouTube DIV HUMAS POLRI, 5 Agustus 2022.

"Hal itu kita sudah dapatkan, siapa yang mengambil, siapa yang menyimpan dan semuanya nanti kita akan buka," tegasnya.

Sigit menambahkan, proses tersebut kini masih berjalan. Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan apakah ada pihak yang menyuruh melakukan hal tersebut atau tidak.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak, Dalang Bukti CCTV di Rumah Ferdy Sambo Rusak, Ternyata Bukan Sembarang Orang

Dikutip dari ANTARA, Jenderal bintang empat itu mengungkapkan bahwa pihaknya memproses 25 anggota Polri yang tidak profesional dalam menangani tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga Jakarta, Selatan.

Mantan Kadiv Propam Polri itu menyebutkan hasil pemeriksaan oleh Inspektorat Khusus (Irsus) Polri ada 25 personel tidak profesional dalam penanganan TKP Duren Tiga sehingga membuat proses olah TKP dan penanganan TKP menjadi terhambat, termasuk penyidikan yang semestinya bisa berjalan dengan baik.

Salah satunya terkait dengan hilangnya rekaman CCTV di TKP yang menjadi sorotan masyarakat.

Hal ini, kata Sigit, menjadi perhatian khusus pihaknya untuk menyampaikan hal itu kepada masyarakat.

Terkait pengambilan CCTV yang rusak itu, Sigit menegaskan, nantinya jika sudah selesai dilakukan penyelidikan lebih lanjut akan disampaikan ke publik sebagai bentuk transparansi atas kasus kematian Brigadir J.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x