Irma Hutabarat komentari tim forensik atas jenazah Brigadir J
Pasalnya, jenazah Brigadir J kata Irma, ada jari tangan patah hingga satu kaki yang bengkok sehingga mayatnya tidak bisa lurus. Hal ini bertolak belakang dengan hasil forensik yang mengklaim Brigadir J tewas karena ditembak oleh Bharada E yang disuruh oleh Ferdy Sambo.
"Apakah peluru bisa mematahkan dua jari tangan? Lalu kaki kanan Joshua itu bengkok seperti habis dibengkokin dalam keadaan duduk yang lama. Mayatnya aja kakinya gak bisa lurus," kata dia.
Lanjut, irma mengatakan sang ayah menjelaskan bahwa Brigadir J sejak lahir tidak memiliki cacat dibagian kaki atau semacamnya.
"Artinya, ada sesuatu yang terjadi terhadap kaki itu. Kita bicara soal tulang belulang yang dipatah-patahkan atau dibengkok-bengkokan," ujar dia.
Selain itu, Irma menganggap bahwa semua telah dibohongi sedari awal oleh tim forensik yang melakukan otopsi jenazah Brigadir J.
"Belum lagi luka-luka yang tidak dihitung, alasannya ‘oh karena sudah dua minggu’ sudah membusuk. Jadi kita ini diberi dalih demi dalih, padahal, dari awal kita udah dibohongi ya," sambungnya.
Irma Hutabarat dengan tegas mengatakan kasus ini semakin rumit karena banyak ketidakpastian dan kebohongan dari kasus Brigadir J.