"Dan lucunya motif Magelang itu kemudian diamini oleh Komnas HAM sampai-sampai Susno Duadji mengatakan, apa ya, bahasanya agak kasar terhadap Komnas HAM karena menganggap it seems stupid (hal itu terlihat bodoh)," tuturnya.
"Karena bagaimana kita memberikan kesimpulan hanya dari keterangan saksi saja dan saksi yang dimintai keterangan itu adalah saksi yang punya kepentingan, bukan saksi masyarakat umum yang tidak punya kepentingan, yaitu orang-orang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sendiri," imbuhnya.
Refly Harun menilai, Bharada E tengah dalam kondisi yang berbahaya.
"Makanya dalam konteks ini, Bharada E justru berada dalam bahaya karena dia berhadapan dengan empat orang yang keterangannya berlainan. Yang berlainan itu adalah Sambo sendiri, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf dan Bripka RR (Bripka Ricky Rizal)," katanya.
Menurut Refly Harun, hal ini akan membuat proses pembuktian di pengadilan tidak mudah, termasuk yang menyaksikan rekonstruksi pembunuhan.
"Untungnya, pembunuhan itu diakui oleh Ferdy Sambo sendiri dan ini sudah hal yang luar biasa perkembangannya. Tapi soal-soal motif dan pemberatan, ini yang sepertinya tidak diungkap. Jadi motifnya seperti dilokalisir seperti selingkuhan," ucap Refly Harun.***