Fadil Imran Kapolda Metro Jaya Diduga Terlibat Rekayasa Skenario Ferdy Sambo, Refly Harun: Dari Awal Aneh...

- 7 September 2022, 15:30 WIB
Fadil Imran Kapolda Metro Jaya Diduga Terlibat Rekayasa Skenario Ferdy Sambo, Refly Harun: Dari Awal Aneh...
Fadil Imran Kapolda Metro Jaya Diduga Terlibat Rekayasa Skenario Ferdy Sambo, Refly Harun: Dari Awal Aneh... /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Nama Fadil Imran Kapolda Metro Jaya kini sedang ramai diperbincangkan publik di tengah kasus Brigadir J.

Nama Fadil Imran Kapolda Metro Jaya senter diduga terlibat rekayasa skenario Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Tak hanya itu, belakangan ini Fadil Imran Kapolda Metro Jaya disebut akan diperiksa Mabes Polri terkait dugaan keterlibatan dalam kasus Brigadir J.

Fadil Imran masuk dalam daftar tiga kapolda yang diduga terseret rekayasa Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Sementara itu, terkait tiga kapolda yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J akan diperiksa dan didalami oleh tim Itsus Polri.

Tiga Kapolda yang bakal diperiksa Bareskrim Polri di antaranya, Kapolda Jatim Nico Afinta, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra.

Sementara itu, kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo masih terus berlanjut.

Sebanyak puluhan personel polisi dari lintas jabatan diduga ikut terlibat dalam kasus ini, tak terkecuali Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Fadil Imran disebut-sebut dihubungi Ferdy Sambo pasca insiden yang menewaskan Brigadir J pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

Hingga saat ini, keterlibatan Irjen Fadil Imran dalam skenario Ferdy Sambo masih terus didalami oleh penyidik Timsus Polri.

Sementara itu, sebanyak tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Ferdy Sambo, mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan, dan mantan Kaden A Biro Paminal Divisi Propam Polri Kombes Agus Nurpatria, dan Wakaden B Biro Paminal Divisi Propam Polri AKBP Arif Rahman Arifin.

Kemudian, mantan Ps Kasubbagriksa Baggak Etika Rowabprof Divisi Propam Polri Kompol Baiquini Wibowo, mantan Ps Kasubbagaudit Baggak Etika Powabprof Divisi Propam Polri Kompol Chuck Putranto, serta mantan Kasub Unit I Sub Direktorat III Dittipidum Bareskrim Polri AKP Irfan Widyanto.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menyinggung kembali dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.

"Misalnya kalau ada orang mengatakan bahwa tembak menembak terjadi di rumah dia, lalu yang mati si A karena B membela diri dan si A sebelumnya melecehkan. Kira-kira cerita tentang pelecehan itu perlu disebarkan gak?" kata Refly Harun.

"Jadi kan aneh kan. Kalau memang itu adalah kejadian yang riil, yang tidak direkayasa, ngapain dia menyebarkan cerita tentang pelecehan? Kan aib, masa aib disebarkan, itu saja," tambahnya.

Menurut Refly Harun, sekelas polisi berpangkat jenderal tidak mungkin tidak paham mengenai logika ini.

Terlebih, sampai melobi jenderal bintang tiga untuk meyakinkan cerita ini.

"Kan meyakinkan itu karena orang tidak yakin, kenapa orang tidak yakin, karena itu gak masuk akal. It doesn't make sense (tidak masuk akal) makanya orang gak yakin, jadi perlu diyakinkan," ujarnya.

"Sampai hari ini ternyata masih juga upaya meyakin-yakinkan soal pelecehan di Magelang itu. Bahkan, ini diamini oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan juga bahwa terjadi pelecehan seksual dan perkosaan di Magelang," sambung Refly Harun.

Kemudian, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu mempertanyakan sikap Ferdy Sambo apabila ia benar-benar membohongi Fadil Imran untuk menyebarkan skenario pelecehan seksual yang dituduhkan kepada Brigadir J.

Pasalnya, ia menilai, aneh apabila Ferdy Sambo sengaja menyebarkan aib sendiri.

Menurut Refly Harun, yang paling mungkin dari skenario ini adalah mengondisikan masyarakat agar percaya dengan skenario bohong Ferdy Sambo.

"Nah yang paling mungkin adalah agar masyarakat terkondisi bahwa itu memang tembak menembak dan Brigadir J mati karena tindakan bela diri oleh Bharada E karena dia kemudian memergoki Brigadir J melakukan pelecehan terhadap Putri," tuturnya, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 6 September 2022.

Lebih lanjut, Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu juga merasa aneh dengan sikap Fadil Imran yang turut menyebarkan isu pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo.

Karena menurutnya yang paling penting adalah ketika ditanyai oleh penyidik.

"Tapi seandainya misalnya penerima pesannya ini yakin dengan cerita itu, lalu ngapain pula dia sebar-sebarkan aib orang dia sebar-sebarkan?" ucapnya, dikutip Teras Gorontalo dari Seputar Tangsel dengan judul: Kapolda Metro Jaya Fadil Imran Diduga Terlibat Rekayasa Ferdy Sambo, Refly Harun: Ngapain Aib Orang Disebar...

Menurut Refly Harun, Fadil Imran seharusnya ikut merasa aneh mengapa tewasnya Brigadir J ditunda pengumumannya ke publik.

"Akhirnya ya memang kalau misalnya dari awal aneh, yang menerima pesan itu pasti sudah tahu dengan pengetahuannya, feeling-nya, pengalamannya bahwa gak mungkin seperti itu," ujarnya.

"Bagaimana mungkin seorang Brigadir J berani melecehkan Putri yang tidak lain adalah istri seorang jenderal. Mau bunuh diri apa dia, mau mati?" kata Refly Harun menambahkan.

Refly Harun Bandingkan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran Dengan Kasus Nana Sudjana Dicopot Pasca Kerumunan

Nama Irjen Fadil Imran akhir-akhir ini hangat diperbincangkan publik.

Fadil Imran yang adalah Kapolda Metro Jaya diisukan terseret dalam kasus kematian Brigadir J yang diduga direncanakan oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. 

Selain itu, Fadil Imran dikritik habis-habisan setelah ada beberapa perwira menengah yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Lebih parahnya lagi, pasca pembunuhan Brigadir J, beredar video Ferdy Sambo berpelukan dengan Fadil Imran.

Dalam video yang beredar itu, Fadil Imran sempat berpelukan dengan Ferdy Sambo di Mabes Polri.

Video ini kemudian membuat publik semakin curiga. 

Apalagi TKP pembunuhan Brigadir J ada di wilayah Polda Metro Jaya.

Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto mengatakan, ada enam perwira polisi yang diduga menghalang-halangi proses penyidikan (obstruction of justice) dalam kasus pembunuhan yang didalangi Ferdy Sambo itu. 

Keenam perwira ini telah dikurung di tempat khusus.

Sementara itu, sebanyak 83 anggota polisi telah diperiksa oleh Timsus Polri.

Dimana 35 orang diantaranya direkomendasikan untuk ditempatkan di tempat khusus.

Ahli hukum tata negara Refly Harun akhirnya angkat suara terkait adanya nama Fadil Imran dalam kasus Ferdy Sambo. 

Menurutnya Ferdy Sambo banyak melibatkan orang lain dalam pembunuhan Brigadir J.

"Banyak sekali Sambo melibatkan orang dalam skenario ini," kata dia.

Selain itu, mantan wartawan ini juga menyentil soal nasib Fadil Imran. 

Menurut Refly Harun tak sedikit pihak yang menduga Fadil Imran ikut terlibat dalam pembunuhan Brigadir J.

"Tapi kalau dia masih bertahan, luar biasa kuatnya," ucapnya.

Meski demikian, kata Refly Harun, publik tetap harus menilai kasus ini secara objektif.

"Terhadap Fadil Imran, saya berpendapat dua hal. Kalau tidak pidana, ya dia tidak mengerjakan tugasnya secara baik karena anak buahnya terlibat, dia tidak tahu," tuturnya.

Namun bila anak buah Fadil Imran terlibat dan dia tahu, itu artinya dia terlibat tindak pidana.  

"Tapi kalau dia tidak tahu, maka dia tidak melakukan pekerjaannya secara profesional, unprofessional conduct," sambungnya dari kanal YouTube Refly Harun. 

Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu pun membandingkan Kapolda Metro Jaya sebelumnya.

Refly mengatakan Irjen Nana Sudjana yang dicopot gara-gara kerumunan Habib Rizieq ancaman hukumannya sangat jauh dibandingkan kasus pembunuhan. 

"Dibandingkan kasus Habib, ini ada tindak pidana yang melibatkan sub Polda Metro Jaya dan terkait pembunuhan berencana oleh seorang Kadiv Propam, bayangkan," ucapnya.

"Kalau Kapolda sama sekali tidak tahu, dia melakukan sesuatu yang tidak profesional," tegas Refly Harun. 

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menepis tudingan itu. 

Menurutnya, sampai saat ini belum ada informasi soal Fadil Imran yang diperiksa dalam kaitannya dengan kasus pembunuhan yang melibatkan rekannya, Irjen Ferdy Sambo.

“Sampai dengan hari ini belum ada informasi dari timsus (Tim Khusus),” kata Dedi. 

Fadil Imran sebelumnya dikenal sebagai sahabat mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

Diawal-awal kasus Brigadir J, Fadil Imran sempat memeluk Ferdy Sambo sebagai dukungan moral atas dugaan pelecehan seksual terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

Kemudian, di tengah-tengah kasus penyidikan pembunuhan Brigadir J, tersebar kabar tentang Kaisar Sambo dan Konsorsium 303 yang membahas tentang komplotan bisnis judi online yang dipimpin Ferdy Sambo bersama perwira lainnya.

Dalam bagan yang tersebar luas di linimasa itu menempatkan Ferdy Sambo di posisi teratas dengan sebutan Kaisar Sambo.

Dalam bagan yang viral itu, ikut menyeret nama Fadil Imran yang ditempatkan di posisi kanan dari Sambo. Dia diduga sudah terlihat sejak berdinas di Polda Kepulauan Riau.

Selain Fadil Imran, ada dua nama yang juga terseret dalam isu serupa, yakni Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak.

Menanggapi isu tersebut, Dedi juga menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada nama dua perwira tersebut dalam pemeriksaan apapun, khususnya dalam kasus Brigadir J.

“Iya, tidak ada info (soal pemeriksaan) dan sama-sama nunggu,” ujar Dedi.

Diberitakan sebelumnya, Dedi meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah percaya dengan kabar yang beredar yang kebenarannya tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Sebab, sampai dengan saat ini, tutur Dedi, pihaknya masih terus berkomitmen untuk mengurus perkara pembunuhan Brigadir J dengan transparan, profesional, dan akuntabel.

"Tim khusus terus bekerja. Mohon sabar dan dukungannya. Komitmen kami sejak awal mengusut perkara ini sampai tuntas dengan mengedepankan pendekatan Scientific Crime Investigation," ucap Dedi. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah