Bripka RR Susul Bharada E Jadi Justice Collaborator, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Kian Terpojok

- 12 September 2022, 06:19 WIB
Bripka RR Susul Bharada E Jadi Justice Collaborator, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Kian Terpojok
Bripka RR Susul Bharada E Jadi Justice Collaborator, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Kian Terpojok /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Bripka RR menyusul Bharada E untuk jadi justice collaborator.

Bripka RR atau Ricky Rizal sedang mempertimbangkan untuk menjadi justice collaborator.

Sebagaimana diketahui, Bripka RR sudah mulai membongkar peristiwa yang terjadi sebelum penembakan Brigadir J.

Bahkan Bripka RR mengungkap soal peristiwa pelecehan seksual yang diklaim oleh Putri Candrawathi dilakukan Brigadir J.

Baca Juga: Bharada E Kembali Ubah Kesaksian Soal Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Korbankan Brigadir J Demi Om Kuat Ma'ruf?

Bripka RR pun memberi kesaksian soal penembak Brigadir J pada 8 Juli 2022.

Kuasa hukum Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Erman Umar menyampaikan bahwa kliennya sedang mempertimbangkan pengajuan justice collaborator (JC) ke LPSK.

“Belum mengajukan. Lihat perkembangannya nanti,” kata Erman, dikutip dari PMJ News.

Erman mengatakan bahwa pengajuan sebagai justice collaborator akan dilakukan jika Bripka RR menerima ancaman dalam pengungkapan kasus kematian Brigadir J.

“Jika dalam perkembangan pemeriksaan lanjutan nanti dia ada yang mengancam atau intervensi, saat itulah dia baru minta perlindungan LPSK,” ujarnya.

Baca Juga: Terungkap 4 Kejanggalan dan Spekulasi atas Hacker Bjorka, Antek Sewaan Ferdy Sambo untuk Pengalihan Isu?

Erman mengaku bahwa kliennya, Bripka RR sudah menjelaskan fakta keseluruhan yang diketahui dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

“Saat ini dia merasa sudah menyampaikan apa yang dia ketahui apa adanya kepada penyidik,” jelasnya.

Erman juga mengatakan bahwa Bripka RR adalah korban keadaan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

“Peristiwa ini sesuatu yang sangat disesalkan, tapi bukan Bripka RR yang berbuat, dia korban keadaan,” katanya.

Kuasa hukum Bripka RR, Erman mendampingi kliennya untuk menjalani pemeriksaan lanjutan untuk kelengkapan berkas perkara yang dikembalikan oleh kejaksaan (P-19).

“Kalau menurut saya, posisi klien saya pantasnya sebagai saksi, pertama dia tidak punya niat mens rea (niat jahat), disuruh nembak tidak berani dia,” ujarnya.

Baca Juga: Pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak 'Hilang' Usai Diusir Bareskrim Polri: Mungkin Dia Sudah Lelah

Sebelumnya, sempat tersiar kabar bahwa Bripka RR diiming-imingi sejumlah uang oleh Ferdy Sambo, namun menurut Erman uang tersebut bukan sebagai imbalan dari kasus pembunuhan Brigadir J melainkan karena kinerja Bripka RR melaksanakan tugas menjaga istri Ferdy Sambo.

“Oh tidak ada, itu setelah kejadian. Setelah skenario, Pak Sambo sampaikan ini ada uang, dalam BAP yang saya baca, uang itu diberikan karena kalian sudah menjaga ibu, bukan karena masalah bayaran penembakan. Tapi itu bisa saja, kalau Sambo bisa seperti itu, tapi keterangan itu berbeda-beda,” katanya, dikutip dari ANTARA.

Saat diberikan perintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J di rumah dinas Saguling III, Erman menjelaskan bahwa Bripka RR menolak perintah tersebut karena tidak berani, hingga akhirnya diminta memanggil Bharada RE.

Bahkan saat diminta untuk menembak Brigadir J, sempat terlintas pertanyaan di pikiran Bripka RR terkait peristiwa apa yang terjadi sampai Ferdy Sambo terguncang dan menangis.

“Bripka Ricky dalam hati sempat bertanya aa benar mau ditembak, karena menurut dia pasti mau minta klarifikasi lagi. Kalau toh misalnya kejadian (ditembak) apa mungkin terjadi di rumah dinas,” katanya.

Kesaksian Bripka RR Soal Pelecean Putri Candrawathi

Bripka RR mengatakan kejujuran soal peristiwa di Magelang hingga detik-detik Brigadir J tewas ditembak.

Dikutip dari YouTube Uncle Wira, pengacara Bripka RR, Erman Umar pun menceritakan semua kesaksian Bripka RR menjelang pembunuhan Brigadir J.

Brigadir J sempat bertemu dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, selama kurang lebih 15 menit seusai peristiwa yang diklaim oleh Putri Candrawtahi sebagai pelecehan seksual yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Bripka RR mengaku kepada dialah, Putri Candrawathi meminta bertemu dengan Brigadir Yosua.

Sementara itu, disebutkan bahwa Bripka RR tak tahu-menahu soal peristiwa pelecehan.

Bripka RR menerangkan, dia dan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E sempat keluar rumah untuk mengantarkan barang-barang putra Ferdy Sambo ke SMA Taruna Nusantara pada 7 Juli 2022.

Bripka Ricky saat itu bertemu dengan pamong putra Sambo di asrama SMA Taruna Nusantara.

Setelah itu, dia juga hendak bertemu dengan pamong lain yang sedang berada di alun-alun Magelang.

Saat menunggu di alun-alun, Bharada E mendapat panggilan telepon dari Putri Candrawathi untuk segera pulang ke rumah Magelang.

Bripka Ricky dan Bharada E pun menuruti perintah tersebut dan langsung menuju kediaman Ferdy Sambo.

Setiba di rumah, Bripka RR mengaku tak melihat siapa pun di lantai 1 rumah. Suasana lantai 1 rumah tersebut sepi.

Dia bersama Bharada E lalu naik ke lantai 2 dan melihat ART Susi sedang duduk sambil menangis.

"Sedangkan Kuat dalam kondisi tegang dan panik," kata Erman Umar menceritakan pengakuan Bripka Ricky.

Bripka RR kemudian bertanya kepada Kuat mengenai peristiwa yang terjadi.

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Kesaksian Bripka RR Soal Ferdy Sambo Suruh Tembak Brigadir J

Dalam keterangan Bripka RR melalui pengacaranyam Erman Umar yang dikutip dari YouTube Uncle Wira, Bripka RR diminta untuk menembak Brigadir J.

Bripka RR mengaku sempat diminta Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Yosua.

Mendengar perintah itu, Bripka RR menolak halus dengan mengatakan tak berani dan tak kuat mental.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: PMJ News ANTARA YouTube UNCLE WIRA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah