Ferdy Sambo Masih Sakti. Nasib Kasus Brigadir J ?

- 21 September 2022, 17:29 WIB
Ferdy Sambo Masih Sakti. Nasib Kasus Brigadir J ?
Ferdy Sambo Masih Sakti. Nasib Kasus Brigadir J ? /Divisi Humas Polri/

TERAS GORONTALO- Meskipun sudah dipecat secara tidak hormat namun Ferdy Sambo dianggap masih sakti.

Mantan Kadiv Propam yang menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J ini dianggap masih sakti karena anak buah yang loyal padanya.

Hal itu diungkapkan oleh Kamaruddin Simanjuntak bahwa Sambo ini masih sakti dan mendapat dukungan dari mantan anak buahnya.

Menurut Kamaruddin Simanjuntak, Ferdy Sambo masih memiliki anak buah yang loyal dan terus membantunya.

Pengacara Brigadir J yang dikenal sangat berani itu mengatakan bahwa para mantan anak buah Sambo hingga kini masih terus setia kepadanya.

Baca Juga: 7 Bulan Hubungan Gelap Ajudan dan Putri Candrawathi Dibongkar ART, Benarkah Ada Adegan Ranjang?

Para mantan anak buah ini menurut Kamaruddin terus memberikan dukungan kepada Sambo hingga saat ini.

Hal itu menurutnya terus terjadi meskipun kini Sambo telah dipecat secara tidak hormat dan juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Dikutip Teras Gorontalo dari Seputar Tangsel bahwa mantan Kadiv Propam itu masih sakti dengan dukungan tanpa henti dari mantan anak buahnya.

Hal itu ditunjukkan Kamaruddin Simanjuntak saat melihat para penyidik menggelar rekonstruksi di TKP pembunuhan Brigadir J, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta.

"Baju yang diterapkan oleh FS untuk para penyidik dipakai kembali oleh anak buahnya memimpin penyidikan itu, artinya 'kita solid'," ungkap Kamaruddin Simanjuntak dalam dialog di kanal Youtube Irma Hutabarat yang tayang pada Senin, 19 September 2022.

Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, para penyidik yang menggunakan kaos merah saat rekonstruksi, itu menunjukkan simbol dukungan mereka pada Ferdy Sambo.

"Hanya orang-orang intelijen yang bisa membaca itu. Artinya 'kita solid'," ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Hal itu pulalah yang membuat Kamaruddin Simanjuntak diusir dari TKP rekonstruksi.

"Sebagai pengacara pelapor, 340, diusir lah saya dan tim saya. Kan penyidik dan tersangka solid," ujarnya.

Saat Ferdy Sambo menjabat sebagai Dirtipidum, ia memberlakukan t-shirt berwarna merah dengan logo dan nama di dada serta tulisan Polisi atau Reserse di punggung.

"Seperti t-shirt Turn Back Crime (TBC) saat Krisna Murti menjadi komandan penyidik di Polda Metro Jaya. Saat itu FS anak buah Krisna Murti," terang Kamaruddin Simanjuntak.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Bharada E Ngaku Punya 3 Video Kuat Maruf dan Putri Candrawathi, Berawal Tahun 2008

Untuk itu Kamaruddin Simanjuntak meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk menonaktifkan Dirtipidum, Andi Rian Djajadi.

Menurut Kamaruddin, Andi Rian Djajadi dianggap tak mematuhi perintah Kapolri dalam pemeriksaan kasus pembunuhan Brigadir J.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah mengumumkan untuk membuka secara transparan kasus Ferdy Sambo.

"Ketika saya diusir kenapa Kapolri tidak bertindak pada Dirtipidum Polri. Berarti kata-kata pimpinan ini manis indah, tapi dalam pelaksanaan seolah-olah Dirtipidum lebih hebat dari Kapolri," geram Kamaruddin Simanjuntak.

"Seolah-olah Dirtipidum lebih hebat dari Presiden, yang juga memerintahkan membuka secara transparan tanpa ada yang ditutupi" pungkasnya.

Disisi lain, Menko Polhukam Mahfud MD sebut publik kini apresiasi Polri usai Ferdy Sambo dipecat.

Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mahfud MD mengatakan bahwa lambat laun sentimen publik mulai membaik terhadap institusi Polri.

Menurut Mahfud, pengusutan kasus tewasnya Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) membuat pergolakan besar atas bagaimana rakyat menyikapi institusi besar itu.

Jika di awal kasus diusut, kebohongan Sambo yang ‘lolos’ dari pengawasan Polri membuat rakyat marah dan gaduh, menurutnya kini berbeda.

Mahfud MD yang juga merangkap Menko Polhukam itu mengatakan bahwa masyarakat kini mulai memberikan apresiasi kepada Polri, utamanya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya kira semua masyarakat Indonesia memberi apresiasi terhadap Polri, karena bisa masuk ke dalam fakta-fakta pendahuluan tentang terjadinya pembunuhan, bukan tembak-menembak," ucap Mahfud, dalam wawancara Polri TV, Selasa, 20 September 2022.

Dengan kata lain, upaya Polri untuk mengungkap kasus pembunuhan Brigadir secara tegas dan transparan menjadi alat yang secara otomatis mengembalikan perlahan kepercayaan rakyat.

Bagi Mahfud Kapolri sangat tanggap dalam penetapan tersangka sang dalang dan otak dalam dugaan pembunuhan serta pasal yang disangkakan.

"Kapolri tegas, begitu ditemukan fakta itu dilakukan langkah-langkah hukum dan penersangkaan secara cepat. Dan bukan main main, itu langsung menersangkakan dengan Pasal 340," tuturnya.

"Itu maksimal di dalam seluruh jenis tindak pidana. Kejahatan apapun hukuman paling berat ya seperti Pasal 340 itu, ancamannya hukuman mati, seperti terorisme," ujar dia lagi.

Mahfud lantas melanjutkan, penanganan kasus yang melibatkan anggota Polri ini sudah berada di jalur yang tepat.

Terutama, kata Mahfud, pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias pemecatan Ferdy Sambo yang sah setelah Banding kemarin sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat.

"Di sini publik come on sense, rasa keadilan itu ditangkap oleh Kapolri, lalu diambil langkah-langkah yang sekarang menurut saya sudah benar lah track-nya," tukasnya.

Di sisi lain, nyatanya sentimen buruk masih bersarang di hati masyarakat terkait kasus Ferdy Sambo.

Alih-alih mengamini perkataan Mahfud MD, rakyat yang mengaku belum puas masih lebih dominan. Di Twitter misalnya, keluhan soal pengusutan kasus Sambo masih begitu marak.***

 

Editor: Abdul Imran Aslaw

Sumber: Seputar Tangsel Polri TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah