Profil Robert Priantono Bonosusatya, Terduga Penyedia Jet Pribadi Hendra Kurniawan dan Ketua Konsorsium 303

- 25 September 2022, 07:07 WIB
Jejak Robert Priantono Bonosusatya, Terduga Penyedia Jet Pribadi Hendra Kurniawan dan Ketua Konsorsium 303
Jejak Robert Priantono Bonosusatya, Terduga Penyedia Jet Pribadi Hendra Kurniawan dan Ketua Konsorsium 303 /Tangkapan layar YouTube ZR_Pedia/

 

 

TERAS GORONTALO – Bagi publik, nama RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya masih cukup asing di telinga.

Nama Robert Priantono Bonosusatya muncul ke permukaan, pasca Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, menyebutnya sebagai pemilik dari pesawat jet pribadi yang dipakai eks Karo Paminal Divisi Propam Polri.

Diberitakan sebelumnya jika jet pribadi diduga milik Robert Priantono Bonosusatya, digunakan oleh Hendra Kurniawan untuk berangkat ke Jambi.

Baca Juga: Dianggap Miliki Kekuatan, Putri Candrawathi Disebut lebih Dipercaya Melakukan Pelecehan ke Brigadir J

Keberangkatan Hendra Kurniawan ini sendiri dengan menggunakan jet pribadi ke Jambi, adalah untuk membawa jenazah Brigadir J, sekaligus bertemu keluarga almarhum.

Tidak banyak informasi mengenai sosok RBT alias Bong ini dalam mesin pencarian Google.

Bahkan rata-rata kalangan pengusaha tidak mengenalnya, atau mungkin sekedar pura-pura tidak mengenalnya.

Meski masih terdengar asing di telinga, namun di kalangan tertentu, seperti kepolisian Indonesia, sosok Robert Priantono Bonosusatya bukanlah orang baru.

Mengutip dari Bloomberg, diketahui bahwa Robert Priantono Bonosusatya ini adalah Komisaris Utama PT Cipta Marga Nusaphala Tbk, dan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.

RBT alias Bong alias Robert ini disebutkan pernah menempuh pendidikan di University of California San Fransisco Foundation.

Baca Juga: Menanti Kebenaran Klaim Bjorka Soal Pemecatan Johny G Plate

PT Cipta Marga Nusaphala Tbk merupakan perusahaan yang menangani pengelolaan jalan tol dalam kota, dan berkantor di Jalan Yos Sudarso, Jakarta.

Sedangkan untuk PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, di Indonesia.

Tak hanya itu, Robert Priantono Bonosusatya juga diketahui sebagai Presiden Direktur dari PT Pratama Agro Sawit, yang menjabat sejak tahun 2008 sampai saat ini.

Diketahui perusahaan ini berada di Kabupaten Batang Hari, Jambi, dan bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Selain itu, Robert Priantono Bonosusatya juga memiliki perusahaan lainnya, yakni PT Robust Buana Tunggal, di mana dia menjabat sebagai Direktur Utama.

Baca Juga: Profil dan Biodata Yosep Parera Pengacara Pemilik Akun Rumah Pancasila yang Ditangkap KPK Atas Dugaan Suap MA

Perusahaan ini juga berafiliasi dengan PT MMS Group Indonesia, PT Mahaguna Bara Sukses, PT Graha Cipta Pesona Indah, dan PT Pakarti Putra Sang Fajar.

Dia juga diketahui sebagai pemilik dari Hotel The Gunawarman yang berada di Jalan Senopati, Kebayoran, Jakarta Selatan, yang diduga menjadi tempat kongkow bagi para petinggi dalam Konsorsium 303.

Ayahnya, Yohakim Bonosusatya dulunya merupakan pengusaha yang seangkatan dengan Eka Cipta Wijaya dan Liem Sioe Liong alias Sudono Salim pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

Baca Juga: Yosep Parera Bongkar Alasan Dia Menjadi Tersangka Dugaan Suap, Pernyataannya Bikin Geleng Kepala!

Sayangnya kiprah Yohakim Bonosusatya kala itu, tidak secemerlang konglomerat lainnya, meski menjalankan bisnis pangan dan perkebunan.

Bisnis milik Yohakim Bonosusatya itu sendiri juga tergolong biasa-biasa saja, sehingga namanya tidak terdeteksi dalam radar pengusaha sukses Indonesia di masa itu.

Diketahui Yohakim Bonosusatya memiliki 9 orang anak, di mana Robert Priantono Bonosusatya merupakan satu-satunya anak lelaki dalam keluarga itu.

Sedangkan Robert Prianto Binosusatya saat ini setelah menikah, telah dikaruniai 4 orang anak, masing-masing bernama Eliza, Emily, Robby dan Richard.

Keempat anak dari RBT alias Bong ini juga cukup dikenal sebagai pengusaha yang mapan di tanah air.

Dilansir dari Berita Subang, rekam jejak seorang Robert Priantono Blnosusatya dalam dunia bisnis, disebut-sebut mirip dengan Tommy Winata atau Mohammad Riza Chalid, yang pernah tersangkut dalam kasus Petral.

Sebagai satu-satunya anak lelaki dalam keluarga, dia kemudian melanjutkan bisnis yang telah dirintis oleh ayahnya, dalam skala biasa.

Baca Juga: Sebelum Nonton, Ketahui Fakta Film Pengkhianatan G30S PKI Berikut Ini 

Bedanya, RBT alias Robert ini memiliki kelebihan karena ada kedekatan dengan sejumlah petinggi polisi, yang salah satunya adalah mantan Kapolda Firman Gani.

Disebutkan jika Robert Priantono Bonosusatya disukai para petinggi di Kepolisian, karena memiliki attitude (perilaku) yang berbeda dari pengusaha kebanyakan.

Jika biasanya seorang pengusaha yang memiliki kedekatan dengan aparat hukum akan memamerkannya kepada pengusaha lain, bahwa dia memiliki bekingan.

Hal yang berbeda justru ditunjukkan ayah empat orang anak ini, yang justru tetap mempertahankan sikap rendah hati.

Karena sikapnya yang baik, berkomitmen tinggi dan selalu menjauhi publikasi, dia kemudian dipercaya oleh para petinggi polisi.

Selain memiliki sederet usaha milik sendiri, disebutkan juga jika RBT alias Bong, memiliki nama di banyak korporasi raksasa sebagai advisor (penasehat).

Ini kemudian yang menjadi alasan mengapa dia mendapat kepercayaan para konglomerat dan petinggi polisi, karena sikapnya yang jelas serta tidak pernah abu-abu dalam membantu kedua pihak.

Dia dikenal sebagai sosok yang memiliki rasa kesetiakawanan tinggi, dan terkenal suka membantu orang lain.

Dijelaskan juga bahwa Robert Priantono Bonosusatya memiliki kedekatan dengan beberapa orang penting di tanah air.

Sebagai contoh Yorrys Raweyai, di mana ketika bersamanya, RBT pernah tercatat sebagai co-founder dari Saireri Paradise Foundation (SPF), yang bergerak dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

SPF ini sendiri adalah sebuah organisasi, yang memiliki kepedulian luar biasa terhadap keanekaragaman hayati, khususnya yang ada di wilayah Papua.

Setiap kegiatan SPF, banyak melibatkan masyarakat, sekolah, dan gereja, di mana mereka diajak untuk peduli pada satwa langka, dengan cara melakukan pelestarian, seperti pada burung Cendrawasih dan Penyu, yang saat ini keberadaannya semakin langka.

Tercatat dalam situs resmi SPF, ada nama Hanny Kusumawati yang menjabat sebagai Supervisory Board, dan Nancy Natalia sebagai The Foundation’s President.

Sebelumnya, sebagaimana yang dikutip dari Narasi Newsroom, nama RBT alias Robert ini pernah muncul saat dilakukan pemeriksaan oleh Bareskrim Polri, ketika mengusut transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar, dari rekening Komjen Pol Budi Gunawan.

Namanya menjadi sorotan publik usai diterbitkannya Surat Kabareskrim Polri bernomor B/1538/VI/2010/BAREKSRIM tanggal 18 Juni 2010 ke PPATK beredar di DPR.

Surat ini beredar setelah Budi Gunawan yang kala itu berstatus sebagai tersangka KP dan juga seorang calon Kapolri, saat menjelaskan sumber-sumber kekayaanya di hadapan Komisi III DPR RI.

Surat yang ditandatangani oleh Komjen Pol Ito Sumardi itu menjelaskan kronologi kucuran dana sebesar US$ 5,9 juta atau setara dengan Rp 57 miliar, dari sebuah perusahaan bernama Pacific Blue International Limited.

Perusahaan ini diketahui memiliki basis di Selandia Baru, dan uang tersebut dikucurkan kepada putra dari Budi Gunawan, yakni Muhammad Herviano Widyatama.

Menariknya, ketika itu Muhammad Herviano Widyatama ini masih berusia 19 tahun, sehingga banyak yang bertanya-tanya siapa orang yang menjadi penjamin kredit untuknya.

Berdasarkan surat yang tersebar ketika Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan calon Kapolri pada 14 Januari 2015.

RBT alias Bong diketahui menjadi penjamin kredit yang dikucurkan untuk putra Budi Gunawan, Muhammad Herviano Widyatama pada 6 Juli 2005 silam.

Pencairan kredit untuk Putra Budi Gunawan itu pun berjalan mulus meski tanpa ada agunan, akibat peran serta Robert Priantono Bonosusatya di dalamnya.

Muhammad Herviano Widyatama kemudian tercatat pernah menerima kredit sebesar Rp 57 miliar dari Pacific Blue International Limited.

Di mana masa kredit berlangsung selama tiga tahun, dengan suku bunga yang diberikan saat itu adalah 2%, dan bidang usahanya adalah perhotelan serta penambangan timah.

“Letter of guarentee from Mr Robert Priantono Bonosusatya dated 6 July 2005,” demikian yang tertera dalam salah satu dokumen.

Berdasarkan keterangan dari Bareskrim Polri, disebutkan bahwa Budi Gunawan mengenalkan anaknya kepada RBT alias Bong dan Lo Stefanus, guna memperoleh pinjaman dana.

Saat rapat dengan Komisi III DPR RI berlangsung, Budi Gunawan yang ketika itu masih berpangkat sebagai Komisaris Jenderal Polisi dan menjabat pada posisi Kalemdikpol Polri, tidak membantah isi dokumen dari Bareskrim tersebut.

Hal itu justru dijadikannya sebagai bukti, bahwa sumber kekayaan yang dia peroleh adalah sah di mata hukum.

Hasil kesimpulan dalam rapat Komisi III DPR kemudian menyebutkan bahwa, harta kekayaan Budi Gunawan sah dan dapat dipertanggungjawabkan, karena sudah melalui penyelidikan Bareskrim Polri dan PPATK.***

 

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Bloomberg Narasi Newsroom Berita Subang


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah