Ditolak 2 Kali Oleh Wanita Cantik Ini, Begini Kisah Cinta Tan Malaka Yang Tidak Menikah Demi Indonesia

- 6 Oktober 2022, 16:37 WIB
Tan Malaka
Tan Malaka /Tangkapan layar Tiktok @Historyenthusiast/

 

TERAS GORONTALO - Negara Indonesia sudah puluhan tahun menghirup udara bebas dan kemerdekaan.

Namun jarang banyak yang tahu, jauh sebelum deklarasi merdeka, ada seorang sosok yang menggagaskan ide negara Indonesia untuk pertama kali.

Namanya jarang terdengar namun merupakan seorang publik pahlawan revolusi yang melampaui zaman.

Orang tersebut adalah bapak Republik Indonesia, Tan Malaka.

Baca Juga: Cantik Bak AKP Rita Yuliana, Ini Sosok Kartini Manoppo, Wanita Mongondow Buat Soekarno Jatuh Hati

Memiliki peran yang luar biasa, Tan Malaka rupanya memiliki kisah getir dalam percintaan hingga akhir hayat.

Dirinya bahkan pernah ditolak oleh wanita cantik yang sama sebanyak 2 kali.

Dilansir dari channel Youtube Matahati Pemuda, Sutan Ibrahim atau yang biasa dikenal dengan nama Tan Malaka, lahir di Padam Gadang, Gunuang omeh, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897.

Beliau merupakan seorang pemikir sekaligus pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Tan Malaka merupakan seorang pria yang lahir di keluarga dengan lingkungan yang islamis.

Dilansir dari tiktok @Kodelisme, Adam Malik pernah bertanya soal dunia percintaan, apakah Tan Malaka pernah jatuh cinta.

Tan Malaka pun mengaku pernah mengalami jatuh cinta , bahkan sebanyak tiga kali, yakni ke wanita Filipina, Belanda dan Indonesia.

Baca Juga: Buat Patah Hati Sutan Sjahrir, Hingga Presiden Soekarno, Inilah Sosok Pria Yang Berhasil Taklukan Gusti Nurul

Namun Tan Malaka menganggap jika cintanya hanyalah kisah yang tak sampai , dan perhatiannya terlalu besar untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

SK Trimurti mengatakan, Tan Malaka pun tidak menikah karena menganggap pernikahannya akan membelokan dari perjuangan.

"Ia Tan (Malaka) tidak kawin karena perkawinan akan membelokan perjuangannya"

Selain itu SK Trimurti juga menerangkan jika Tan Malaka memiliki sifat penuh hormat terhadap perempuan, Tan Malaka juga disebut tidak pernah berbicara perempuan dalam makna seksual.

Dilansir dari @Pahlawanrevolusionerlovers, saar bersekolah di Kweekschool Bukittinggi Tan Malaka pernah jatuh cinta ke seorang gadis.

Gadis tersebut menjadi satu satunya siswi di antara 75 orang murid di Kweekschool tempatnya menimba ilmu.

Nama gadis tersebut adalah Syarifah Nawawi.

Namun sayang, cinta Tan ke Syarifah bertepuk sebelah tangan , karena segala usaha yang dilakukan untuk menyatakan cintanya, malah di tolak dan dianggap aneh oleh pujaan hatinya tersebut.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Kweekschool, Tan Malaka pun melanjutkan studinya ke Belanda.

Lama tak berhubungan dengan pujaan hatinya, Tan mendengar kabar jika Syarifah sudah dilamar oleh seorang bangsawan dari Cianjur yakni RAA Wiranatakoesoma dan menikah pada 16 Mei 1916.

Baca Juga: Babak Akhir Kasus Kematian Artis Thailand Tangmo Nida, Kejaksaan Pusing Beri Hukuman Buat Tersangka

Mendengar hal tersebut, Tan Malaka merasa patah hati hingga memutuskan Move on dengan menjalin hubungan dengan beberapa wanita yang dikenal nya yakni salah satunya Paramitha Abdurrahman.

Namun semua hubungannya tersebut tidak sampai ke jenjang pernikahan hingga dirinya wafat.

Dalam perjuangannya, Tan Malaka menjadi sosok yang luar biasa namun juga dilupakan.

Dilansir dari Channel YouTube Kok Bisa, Tan Malaka kecil yang dikenal nakal hingga dijewer pusarnya oleh sang ibu, ternyata memiliki otak yang cerdas dan membuat banyak orang terkesima.

Tan Malaka pun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan dibantu oleh, warga yang bergotong royong hingga ke tanah eropa.

Dalam buku buku pemikiran para intelektual Eropa , Tan Malaka menyadari adanya ketidak adilan yang sedang di alami Dunia bahkan negara nya Indonesia.

Bagi Tan, buku adalah peluru, sedangkan kata kata adalah senjata.

Semua disiapkan dan membawa pulang segala pelajaran itu untuk dijadikan bahan pertempuran membela negeri nya.

Tiba di tanah air, pergerakan politik Tan Malaka di mulai, namun belum sempat banyak melawan, dirinya dikejar habis habisan oleh pemerintah kolonial.

Tan Malaka yang tidak punya pilihan, hidupnya habis dalam pelarian.

Tan Malaka bersembunyi dengan 23 nama samaran, menjelajah 11 negara dan menguasai 8 bahasa, hingga bekerja meski hanya sebagai tukang ketik.

Namun dibalik pelariannya, mahakarya besar dalam sejarah pun dilahirkan, yakni sebuah buku yang berjudul Naar De Republiek Indonesia, atau Menuju negara Republik Indonesia pada 1925.


Buku ini pun populer dan dibaca oleh para pejuang revolusi lainnya, untuk menyulutkan semangat api perjuangan.

Namun, banyak yang tidak tahu terjadi perdebatan di detik detik kemerdekaan Indonesia.

Tulang punggung Tan Malaka terlalu keras untuk membungkuk kepada siapapun termasuk cara Soekarno yang terbuka untuk berdiplomasi dengan Jepang dalam usaha kemerdekaan Indonesia.

Hingga saat Proklamasi dibacakan, secara raga Tan Malaka tak memiliki kesempatan untuk ikut di dalamnya.

Setelah proklamasi nama Tan Malaka kian redup dibawah bayang bayang Soekarno dan Hatta.

Ditengah sibuknya negosiasi Indonesia dan Belanda, Tan Malaka percaya melawan adalah jalan terbaik untuk mengusir para penjajah.

Tan Malaka pun wafat pada usia 51 tahun karena ditembak mati oleh pasukan TNI di Kediri pada 21 Februari 1949.***

Editor: Abdul Imran Aslaw


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x