Catatan Baru dalam Sejarah Islam, Thailand Tunjuk Wanita Cantik Ini Jadi Gubernur Muslim Pertama

- 19 November 2022, 23:45 WIB
Catatan Baru dalam Sejarah Islam, Thailand Tunjuk Wanita Cantik Ini Jadi Gubernur Muslim Pertama
Catatan Baru dalam Sejarah Islam, Thailand Tunjuk Wanita Cantik Ini Jadi Gubernur Muslim Pertama /Twitter @Arenduhh dan Instagram @wasanathaigourmet

TERAS GORONTALO – Nama Pateemoh Sadeeyamu menambah catatan baru dalam sejarah Islam.

Bagaimana tidak, Thailand menunjuk Pateemoh Sadeeyamu untuk menjadi Gubernur Muslim pertama di negaranya.

Penunjukkan Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur tentu menjadi awal terciptanya perbaikan terhadap posisi seorang wanita Muslim, dalam dunia politik di Thailand.

Pateemoh Sadeeyamu mendapatkan amanah untuk memimpin salah satu daerah Thailand di bagian selatan.

Wanita cantik berusia 57 tahun itu, ditunjuk untuk menjabat sebagai Gubernur baru di wilayah provinsi Pattani selatan.

Baca Juga: Viral! Video Bullying Siswa SMP Plus Baiturahman, Kepala Korban di Kungfu Sampai Tak Sadarkan Diri

Pattani ini sendiri secara demografi merupakan daerah dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

Meski tantangannya tidak mudah, namun kebijakan pemerintah Thailand ini dibanjiri pujian dari berbagai pihak.

Dikutip dari laman Anadolu Agency, persetujuan pengangkatan Pateemoh Sadeeyamu, diberikan oleh jajaran Kabinet Thailand pada hari Selasa, 15 November 2022.

Diketahui wanita cantik yang berasal dari Yala ini, sudah malang melintang dalam politik Pemerintahan Thailand, selama kurang lebih 29 tahun.

Mulai dari Kementerian Dalam Negeri, kemudian bertugas di provinsi Selatan Ranong, Yala dan yang terkini di Pattani.

Sebelum didapuk menjadi Gubernur Pattani, Pateemoh Sadeeyamu pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur di provinsi Narathiwat.

Baca Juga: Mati Kelaparan Untuk Mencapai Nirwana, Ini Kepercayaan Sekte Santara Yang Diduga Dianut Keluarga di Kalideres

“Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Muslim dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” ucap Yasmin Sattar, Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian dan Urusan Luar Negeri, di Universitas Prince of Songkla.

Menurut Sattar, dengan diangkatnya Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur Pattani, menjadi bukti adanya peningkatan peran seorang wanita muslim, dalam perkembangan politik di Thailand.

“Kita bisa melihat adanya peningkatan bagi perempuan Muslim dalam politik,” kata Yasmin Sattar.

Pengangkatan Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur di provinsi Pattani tentu membuat kepercayaan publik terhadap Thailand semakin meningkat.

Hal ini juga dinilai sebagai persepsi positif oleh sebagian umat Muslim yang tinggal di Thailand.

Banyak pihak yang menilai, dengan dinobatkannya Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur, menjadi langkah positif untuk menghentikan konflik.

Dan juga menjadi awal dari terciptanya perdamaian antara pemerintah Thailand dengan kelompok pemberontak di wilayah selatan.

Baca Juga: Twitter Bakal dihapus, Bagaimana Nasib Netizen Indonesia?

“Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik,” jelas Yasmin Sattar.

Untuk diketahui, dari 77 provinsi yang ada di Thailand, empat di antaranya telah mengalami konflik untuk beberapa dekade, dengan kelompok pemberontak utama.

Keempat provinsi yang berkonflik dengan Front Revolusioner Nasional adalah Pattani, Yala, Narathiwat dan terakhir Songkla.

Selain itu, keempat provinsi tersebut juga memiliki komunitas penduduk Melayu-Muslim yang cukup besar.

Pemberontakan di Thailand Selatan ini sendiri berawal dari konflik antara etnis dan agama, di wilayah Patani Melayu, pada tahun 1948.

Pemerintah Thailand bahkan sempat memberlakukan darurat militer di 3 provinsi yang memiliki mayoritas penduduk muslim di wilayah selatan.

Darurat militer ini ditetapkan pada tahun 2004, setelah adanya insiden kekerasan mematikan, yang terjadi di wilayah provinsi Pattani, Narathiwat dan Yala.

Berdasarkan data dari Deep South Watch, dalam insiden tersebut sebanyak lebih dari 7.000 orang tewas, dan sekitar 13.000 penduduk terluka, akibat konflik bersenjata yang terjadi sepanjang tahun 2004-2020.***

Editor: Abdul Imran Aslaw

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah