Profil Pateemoh Sadeeyamu, Gubernur Muslim Pertama dalam Sejarah Thailand

- 19 November 2022, 23:55 WIB
Profil Pateemoh Sadeeyamu, Gubernur Muslim Pertama dalam Sejarah Thailand
Profil Pateemoh Sadeeyamu, Gubernur Muslim Pertama dalam Sejarah Thailand /Thai PBS World dan Twitter @Arenduhh

TERAS GORONTALO – Thailand menciptakan sejarah baru di penghujung tahun 2022.

Negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha, kini menobatkan seorang wanita muslim, untuk menjadi Gubernur.

Adalah Pateemoh Sadeeyamu, mantan Wakil Gubernur dari provinsi Narathiwat, yang kini resmi menjabat sebagai Gubernur di wilayah Pattani, Thailand.

Penunjukkan Pateemoh Sadeeyamu menjadi Gubernur Pattani, sudah mendapatkan persetujuan dari Kabinet Thailand pada hari Selasa, 15 November 2022.

Banyak pihak yang menyambut gembira, saat Pateemoh Sadeeyamu didapuk untuk menjadi Gubernur Muslim pertama di Thailand.

Baca Juga: 3 Hal Unik Piala Dunia 2022 di Qatar, Belum Ada di Edisi Sebelumnya

Sebagian besar warga di Pattani juga menyambut baik hal tersebut, termasuk jaringan wanita “We Peace”, yang memiliki dedikasi untuk perdamaian di wilayah selatan Thailand.

Lalu, siapa sebenarnya Pateemoh Sadeeyamu ini?

Dilansir dari laman World Today News, diketahui Pateemoh Sadeemayu dilahirkan di Yala, 19 November 1965.

Wanita cantik berusia 57 tahun itu, memperoleh gelar sarjananya dari Fakultas Ilmu Manajemen, Universitas Prince of Songkla, Thailand.

Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2, di Sekolah Pascasarjana Pembangunan Sosial dan Strategi Manajemen, National Institute of Development Administration.

Awal mula karirnya sebagai pegawai negeri sipil, dimulai pada tahun 1993, di mana dia bekerja di Kementerian Dalam Negeri Thailand.

Baca Juga: Gagal Masuk Skuad Belgia di Piala Dunia 2022, Alexis Saelemaekers Healing ke Bali

Selain itu, Pateemoh Sadeeyamu juga pernah ditempatkan di beberapa provinsi lainnya, di wilayah selatan Thailand, yakni Ranong, Yala, dan yang terlawas di Pattani.

Tak hanya itu, wanita cantik berhijab ini diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Kantor Administrasi Pusat, di Pusat Administrasi Perbatasan Selatan Provinsi.

Karir cemerlangnya di dunia politik kemudian melejit, setelah ditetapkan sebagai Wakil Gubernur di wilayah Phattalung, dan dilanjutkan di Narathiwat.

Sebelum akhirnya kemudian mendapatkan kenaikan jabatan sebagai Gubernur wanita muslim pertama, untuk wilayah provinsi Pattani.

Provinsi Pattani ini sendiri adalah wilayah yang memiliki jumlah penduduk Melayu-Muslim terbesar, yang dikenal dengan komunitas Patani.

Selain Pattani, 2 provinsi lainnya, yakni Songkla dan Yala, juga memiliki jumlah penduduk muslim yang berkisar pada angka 1,4 juta jiwa.

Dilansir dari laman Anadolu Agency, penunjukkan Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur tentu menjadi awal terciptanya perbaikan terhadap posisi seorang wanita Muslim, dalam dunia politik di Thailand.

Meski tantangannya tidak mudah, namun kebijakan pemerintah Thailand ini dibanjiri pujian dari berbagai pihak.

Baca Juga: Viral! Video Bullying Siswa SMP Plus Baiturahman, Kepala Korban di Kungfu Sampai Tak Sadarkan Diri

“Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Muslim dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” ucap Yasmin Sattar, Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian dan Urusan Luar Negeri, di Universitas Prince of Songkla.

Menurut Sattar, dengan diangkatnya Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur Pattani, menjadi bukti adanya peningkatan peran seorang wanita muslim, dalam perkembangan politik di Thailand.

“Kita bisa melihat adanya peningkatan bagi wanita Muslim dalam politik,” kata Yasmin Sattar.

Pengangkatan Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur di provinsi Pattani, tentu membuat kepercayaan publik terhadap Thailand semakin meningkat.

Banyak pihak yang menilai, dengan dinobatkannya Pateemoh Sadeeyamu sebagai Gubernur, menjadi langkah positif untuk menghentikan konflik.

Dan juga bisa menjadi awal dari terciptanya perdamaian, antara pemerintah Thailand dengan kelompok pemberontak di wilayah selatan.

“Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik,” jelas Yasmin Sattar.

Untuk diketahui, dari 77 provinsi yang ada di Thailand, empat di antaranya telah mengalami konflik untuk beberapa dekade, dengan kelompok pemberontak utama.

Keempat provinsi yang berkonflik dengan Front Revolusioner Nasional adalah Pattani, Yala, Narathiwat dan terakhir Songkla.

Selain itu, keempat provinsi tersebut juga memiliki komunitas penduduk Melayu-Muslim yang cukup besar.

Pemberontakan di Thailand Selatan ini sendiri berawal dari konflik antara etnis dan agama, di wilayah Patani Melayu, pada tahun 1948.

Pemerintah Thailand bahkan sempat memberlakukan darurat militer di 3 provinsi yang memiliki mayoritas penduduk muslim di wilayah selatan.

Darurat militer ini ditetapkan pada tahun 2004, setelah adanya insiden kekerasan mematikan, yang terjadi di wilayah provinsi Pattani, Narathiwat dan Yala.

Dalam insiden tersebut, sebanyak lebih dari 7.000 orang tewas, dan sekitar 13.000 penduduk terluka, akibat konflik bersenjata yang terjadi sepanjang tahun 2004-2020.

Dengan pengalaman selama bertahun-tahun bekerja di wilayah selatan, mampukan Pateemoh Sadeeyamu mengambil langkah signifikan untuk perdamaian?

Mari kita tunggu dan lihat perkembangan ke depannya.***

Editor: Abdul Imran Aslaw

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah