Viral, Kontroversi TikTok Tilep Uang Donasi Pengungsi Suriah 70 Persen? Sasaran Pemberi Gift Negara Ini

- 28 November 2022, 20:02 WIB
Viral, Kontroversi TikTok  Tilep Uang Donasi Pengungsi Suriah 70 Persen? Sasaran Pemberi Gift Negara Ini
Viral, Kontroversi TikTok Tilep Uang Donasi Pengungsi Suriah 70 Persen? Sasaran Pemberi Gift Negara Ini /Tangkapan Layar YouTube Sepulang Sekolah

TERAS GORONTALO -- Aplikasi TikTok belum lama ini sempat viral, gegara memotong donasi yang diberikan pengunjung bagi para pengungsi Suriah.

Hasil uang donasi itu melalui live streaming pengungsi Suriah di TikTok, dengan cara meminta sumbangan kepada para pengguna aplikasi itu.

Namun, uang hasil sumbangan para pengguna TikTok itu, memiliki banyak potongan sampai 70 persen.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Sepulang Sekolah, mengulas tentang kontroversi TikTok, menilep hasil sumbangan para pengunjung kepada pengungsi di Suriah.

1. Sejam  Live Streaming Menghasilkan 1000 Dollar AS  

Khususnya di kamp-kamp pengungsi wilayah Barat Daya, m.uncul satu trend yang bisa dibilang miris.

Anak-anak dan pengungsi di sana melakukan live streaming di TikTok, buat minta sumbangan.

Dari hasil live streaming tersebut, dan penonton bisa mengasih saweran berupa gift kepada pengungsi Suriah.

Menurut penulusuran BBC, dalam waktu 1 jam live streaming  akun TikTok itu bisa mendapatkan 1000 Dollar AS atau setara Rp15 juta.

Sebenarnya konten mengemis tersebut, diperkirakan heboh pada awal tahun ini.

Terbukti, dari banyak user TikTok yang bilang kalau fyp banyak muncul rekomendasi konten live, isinya pengungsi Suriah minta sumbangan.

2 Difasilitasi Konten Kreator Dijuluki The Middle Man

Ternyata, tren ini difasilitasi sama orang-orang yang biasa disebut The Middle Man.

The Middleman ini, adalah orang-orang yang kasih fasilitas untuk live streaming. Seperti handphone, paket internet sama peralatan lainnya untuk para pengungsi Suriah.

The Midlde Man ini, kerja di bawah agensi yang terafiliasi ke TikTok China dan timur tengah.

Agensi ini bagian daripada strategi TikTok, buat merekrut lebih banyak streamer.

3. TikTok Memanfaatkan Orang Susah untuk mengemis Demi Uang

Sistem algoritma yang dipakai untuk pembuatan konten tersebut bakal menyarankan  pengunjung berdasarkan nomor telepon yang dipakai.

Misalnya, bikin akun pakai nomor Indonesia, nantinya konten yang banyak masuk adalah  dari Indonesia.

4. Sasarannya adalah Warga Inggris

Kebanyakan The Middle Man menggunakan sim card Inggris. Karena, orang Inggris menurut mereka terbaik, dermawan dan pemberi donasi.

Ternyata, uang yang didapatkan sekira 30 persen para pengungsi.

Namun, dari uang 30 persen tersebut untuk pengungsi Suriah, kembali dipotong oleh The Middle Man sekira 35 persen.

Jika dikalkulasikan, para pengungsi di Suriah tersebut, hanya mendapatkan sekira 19 persen dari hasil donasi di TikTok.

5. Akun The Middle Man Diawasi  1 Komputer dan Pengemis Diberikan Pelatihan

Menurut BBC, mereka nemiukan 30-an akun TikTok, diawasin sama 1 komputer, dikasih sistem khususu seberapa banyak nonton live tersebut.

Para pegungsi ini, dikasih pelatihan buat mengemis secara online. Mereka diajarin beberapa kata dalam bahasa inggris yang harus diulang-ulangi untuk menarik perhatian dan meminta donasi.

Seperti "Please like, please gift dan Thank You,"

Sayangnya, uang yang mereka dapat, sangat sediikit.

Menariknya, The M iddle Man mengeluarkan modal yang banyak untuk membuat konten mengemis tersebut.

Mereka harus menjual ternak dan sejumlah aset yang dimiliki, agar uangnya dapat membeli telepon genggam, kartu sim dan menyediakan wifi untuk membantu para pengugsi.

6. The Middle Man Mendapat Pengawasan dari Agensi di Chinta Terafiliasi dengan TikTok

The Middle Man mendapat bantuan langsung dari agensi di China. Mereka tinggal minta tolong sama agensi di China, setelah ditelusuri, agensi ini difasilitasi oleh TikTok.

7. TikTok Mengakui Potongan Hasil Saweran Pengungsi di Suriah

Respon pihak TikTok beralasan, pemotongan ini terjadi apa yang diminta adalah ilegal, dan mereka dikenakan denda, karena aplikasi tersebut melarang untuk membuat konten megemis. ***

 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube Sepulang Sekolah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x